Unai Emery
Libero.id - Sukses bersama Villareal bukan berarti menghilangkan catatan didepaknya Unai Emery oleh Arsenal dan PSG, tetapi pelatih asal Spanyol itu membuktikan dirinya sebagai ahli taktik yang cermat di Liga Champions musim ini.
Liverpool adalah favorit kuat untuk mengatasi Villarreal dan mencapai final Liga Champions. Tetapi, di tangan Unai Emery, segala sesuatunya masih mungkin terjadi. Villareal secara mengejutkan telah mengalahkan Bayern Muenchen dan Juventus dalam perjalanan mereka ke babak semifinal.
Unai Emery has taken Villarreal to the Champions League semi finals.
BACA ANALISIS LAINNYA
Hasil TC Timnas U-23: Menang Lawan Universitas, Kalah Dari Klub K LeagueWhat an incredible job he's doing ? pic.twitter.com/klklrulpZP
— ESPN FC (@ESPNFC) April 12, 2022
“Mereka mungkin memiliki pelatih spesialis turnamen paling sukses di dunia sepakbola, sehingga dia tahu apa yang dia lakukan,” kata Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, yang sepenuhnya menyadari kualitas lawannya.
“Unai Emery adalah raja turnamen. Sungguh luar biasa apa yang dia lakukan.”
Emery, pelatih kelahiran Basque, telah memenangkan Liga Europa tiga tahun berturut-turut bersama Sevilla antara 2014-2016. Dia kemudian meraih rekor keempat kalinya bersama Villarreal musim lalu. Sementara bersama Arsenal, Emery sempat meraih runner-up Liga Europa pada 2019.
Emery juga memenangkan Coupe de France dan Coupe de la Ligue masing-masing dua kali saat memimpin Paris Saint-Germain. Dengan itu semua, tak berlebihan kalau mengatakan Emery adalah pelatih yang handal.
Salah satu alasannya cukup sederhana – keinginan yang kuat dan mungkin sedikit sentuhan keberuntungan.
Di Sevilla dan Villarreal khususnya, Liga Europa dinilai sebagai trofi yang lebih tinggi daripada di klub lain. Ini adalah turnamen di mana Emery dan timnya ingin memenangkan, sementara di klub lain terkadang piala seperti itu hanyalah sampingan dibandingkan kompetisi domestik.
“Saya jatuh cinta dengan Liga Europa,” jelas Emery meskipun sekarang pandangannya tertuju pada tujuan yang lebih tinggi, Liga Champions.
Dia mengingat kembali percakapannya dengan presiden Sevilla saat itu, Jose Maria del Nido, pada 2013. Percakapan itu mengubah pola pikirnya.
“Saya mengatakan kepadanya bahwa tujuannya adalah untuk masuk ke Liga Champions, seperti yang saya lakukan di Valencia,” kata Emery. “Dia bertanya kepada saya apakah saya telah memenangkan trofi. Jika saya merayakannya. Sekarang saya mengerti mengapa dia mengatakan itu kepada saya.”
Berbeda dari klub lainnya, yang berada di perburuan gelar liga domestik ketika dalam waktu yang hampir berbarengan bermain di Liga Champions, Villarreal musim itu sama sekali tak kelihatan hendak memenangkan La Liga.
Villarreal berada di urutan ketujuh di La Liga musim ini.
Satu-satunya harapan Villareal kini adalah Liga Champions. Itulah mengapa tak satu pun dari Starting XI yang dipilih Emery melawan Bayern memulai pertandingan La Liga dengan Athletic Club empat hari sebelumnya.
Di Liga Champions, dengan semangat yang berlipat, Villarreal tampak mampu bertarung dengan tim mana pun. Itu semua bermuara pada kecerdasan taktis Emery terhadap detail dan yang tak kalah penting hubungan Emery dengan para pemainnya berjalan baik.
“Kami memiliki Unai Emery sebagai kapten yang memimpin klub dan dia selalu membuat rencana induk,” kata penyerang Arnaut Danjuma kepada The Guardian.
“Ketika Anda bermain melawan Juventus di leg tandang, Anda tahu jika Anda tidak kebobolan, mereka akan sedikit tidak sabar. Kami tahu sebuah peluang akan muncul dengan sendirinya. Itulah yang terjadi, seperti yang diramalkan Emery,” lanjutnya.
“Dia sibuk dengan saya setiap hari dan saya memiliki banyak percakapan dengannya tentang bagaimana memperbaiki diri. Dia adalah dalang strategi.”
Terlihat jelas Emery memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi pada anak asuhnya, yang tidak dia dapatkan di Arsenal atau di Paris karena berbagai alasan, termasuk masalah bahasa.
“Saya pikir era pelatih di sebuah klub tidak berakhir ketika mereka tidak memenangkan gelar, tetapi ketika skuad berhenti mempercayainya,” kata Emery pada 2016.
Pria berusia 50 tahun itu ingin memberikan setiap pemainnya semua hal yang tersedia bagi mereka dalam hal informasi tentang lawan dan pendekatan taktik khusus untuk permainan yang berbeda.
“Saya yakin situasi apa pun yang akan dihadapi Villarreal di final sudah diprediksi oleh Emery,” kata mantan bek Sevilla Coke kepada El Pais setelah Villarreal mengalahkan Manchester United untuk memenangkan Liga Europa musim lalu.
“Dia mempelajari setiap detail di video dan kemudian dia membawanya ke lapangan.”
Pelatih dan stafnya menonton ulang pertandingan mereka sendiri sebanyak empat kali selama di Sevilla, dan itu semua dilakukan semata-mata untuk melakukan perbaikan dan menyesuaikan strategi dengan setiap calon lawan. “Semakin banyak informasi yang Anda miliki, semakin baik Anda dapat memutuskan,” kata Emery.
Dengan kemampuan Emery, rasanya Liverpool tentu saja tidak akan meremehkan Villarreal di semifinal Liga Champions.
Para pemain yang Emery miliki tidak bertabur bintang seperti yang dia latih di PSG, tetapi tampaknya lebih bertekad untuk membuat kejutan dan membuktikan bahwa seorang pelatih jenius tak butuh banyak pemain bintang. Sepakbola adalah murni strategi.
(mochamad rahmatul haq/yul)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini