Ajax Amsterdam
Libero.id - 4. Spanyol (2012): 4-6-0
Timnas Spanyol pemenang Euro 2012 asuhan Vicente del Bosque lebih dari cukup untuk membuat tim lain berkerut kening. Formasi yang dipakai benar-benar di luar dugaan.
Tetapi, taktik mutakhir Del Bosque itu malah membantu mendorong Spanyol ke tingkat kesuksesan yang belum pernah terjadi sebelumnya, terutama saat mereka memenangkan Piala Dunia 2010 dan Euro 2012.
Tak ada striker murni hanya ada Cesc Fabregas yang memainkan peran sebagai false nine dengan penuh percaya diri, dan terbukti sepanjang turnamen dia mencetak dua gol penting.
? 2010 world champion
? EURO 2012?? Happy birthday, Vicente del Bosque ? pic.twitter.com/D9QBieBk0Q
— UEFA EURO 2024 (@EURO2024) December 23, 2020
3. Bayern Muenchen (2013/2014): 3-4-3
Di tempat yang berbeda, Guardiola kembali menunjukkan kehebatannya. Di Bayern. Guardiola mengandalkan 3-4-3. Pelatih asal Spanyol itu mengubah sistem pendahulunya, Jupp Heynckes, dan itu menghasilkan efek yang luar biasa.
Guardiola memanfaatkan kedalaman skuad Bayern yang luar biasa. Menyusul daftar cedera yang menggunung, termasuk Javi Martinez dan Bastian Schweinsteiger, Guardiola mengubah Philippe Lahm menjadi gelandang bertahan.
Lahm terbukti menjadi pemain yang lebih bisa diandalkan di lini tengah dan Bayern merajalela di Bundesliga sekali lagi. Mereka merebut gelar dalam waktu singkat pada matchday 27, berakhir dengan margin kemenangan 19 poin.
2. Chile (2010): 3-3-1-3
Inovasi taktis lain yang menarik di Piala Dunia 2010 adalah pola serangan Marcelo Bielsa 3-3-1-3 bersama Chile. Pelatih eksentrik ini selalu memiliki artileri taktis yang menarik dan dia menggunakannya di Afrika Selatan saat Chile mendapat banyak pujian atas usaha keras dan gaya permainan mereka yang berani.
Dia memiliki empat pemain yang berpikiran defensif di sisinya, tiga bek dan gelandang bertahan. Dia kemudian memiliki dua bek sayap yang maju ke depan dengan penuh semangat, menambah kecepatan dan penetrasi ke serangan Chile.
Formasi itu memungkinkan pemain seperti Alexis Sanchez dan Arturo Vidal bisa bereksplorasi lebih.
Di bawah formasi 3-3-1-3, Bielsa dan Chile meninggalkan Piala Dunia 2010 dengan kepala tegak setelah dengan gagah berani tersingkir di babak 16 besar menyusul kekalahan dari Brasil.
1. Prancis (1984): 4-2-2-2
Formasi yang satu itu disebut 'Magic Square'. Pelatih Michel Hidalgo membangun lini tengah dengan kreativitas, otot, dan teknik tertinggi dengan kuartet Jean Tigana, Alain Giresse, Luis Fernandez kelahiran Spanyol, dan Michel Platini yang luar biasa.
Dengan Fernandez menempati peran utama, Tigana, Platini, dan Giresse semua memiliki izin untuk berkeliaran dan menampilkan kualitas playmaking mereka yang luar biasa.
Tigana secara teratur akan turun di samping Fernandez untuk memastikan empat bek Prancis menerima perlindungan yang cukup.
Bekerja sangat baik bersama-sama, kuartet berbakat ini bertindak sebagai ruang mesin dan pusat kreatif dari tim Prancis. Platini, beroperasi di puncak kekuatannya, mencetak sembilan gol menakjubkan dalam lima pertandingan untuk membantu mendorong negaranya menuju kejayaan Eropa.
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini