Analisis Cara Mikel Arteta Bangkitkan Karier Granit Xhaka

"Dari pemain yang kasar jadi pemain cerdik. Apa rahasianya?"

Analisis | 03 May 2022, 19:12
Analisis Cara Mikel Arteta Bangkitkan Karier Granit Xhaka

Libero.id - Arsenal tahu betul bahwa tiga poin sangat dibutuhkan untuk mengejar target tampil di Liga Champions musim depan. Dan, itu mereka buktikan dengan menndapatkan tiga kemenangan beruntun melawan Chelsea, Manchester United, dan West Ham United. Hebatnya, ada penampilan bagus Granit Xhaka di sana.

Xhaka ada pemain kontroversial di Arsenal. Karier pemain Swiss keturunan Albania itu naik-turun seperti yoyo. Kadang bagus, tampil di lain hari buruk. Bahkan, dia pernah membuat pendukung The Gunners marah.

Namun, jika anda perhatikan pada tiga pertandingan krusial terkini yang dijalani Arsenal melawan Chelsea, MU, dan West Ham, terlihat ada yang sangat berbeda dari Xhaka. Bahkan, mantan pemain Borussia Moenchengladbach jadi penentu kemenangan atas Setan Merah.

Tentu saja, apa yang ditampilkan Xhaka sangat mengejutkan. Pasalnya, di awal karier, dia sempat dianggap sebagai pembelian terburuk. Dengan harga 35 juta pounds (Rp639 miliar), dia  hanya mencetak dua gol dan dua assist. Yang jadi masalah, Xhaka bermain terlalu keras dengan lima kartu kuning dan dua kartu merah yang tak perlu.

Saat Arsene Wenger digantikan Unai Emery, sentuhan Xhaka tak banyak berubah masih. Dia bermain di lini tengah dan masih dengan gayanya yang keras. 

Namun, dibawah sentuhan Mikel Arteta, Xhaka mulai memainkan peran baru dan itu lebih efektif untuk cara bermain Arsenal. Meski sempat memburuk pada 2019, hubungan Xhaka dan Mikel Arteta mulai membaik. Dan, pemain tim nasional Swiss itu tidak menggecewakan lagi.

Keberadaan Xhaka menjadikan Arsenal salah satu dari sedikit tim di Liga Premier yang dapat menyaingi Manchester City dalam hal bermain dari belakang. Dan, cara bermain seperti itu akan menjadi bagian penting dari pertandingan melawan Chelsea, Mu, maupun West Ham.

Dengan bermain dari belakang dan mungkin sedikit memperlambat tempo, Arsenal biasanya mencoba menggoda penyerang lawan untuk keluar dan menutup mereka. Dan, saat itulah biasanya ada ruang yang dimanfaatkan pemain-pemain Arsenal. Pada posisi itulah peran Xhaka  penting. 

Hal itu dimulai ketika Arteta memberi keleluasaan bagi pemain bek kiri melakukan overlapping sangat tinggi untuk memberi umpan kepada striker di sisi kiri. Kosongnya sektor bek kiri ini diisi oleh gelandang bertahan yang biasa diisi  Xhaka. Jadi, secara teknis, peran Xhaka dibawah Arteta adalah bek.

Hal ini memungkinkan bola bergerak melintasi garis saat Arsenal mencari peluang bermain melalui tekanan dari lawan. 

Berkembangnya taktik high pressing football tidak mempengaruhi Arteta untuk latah.  Alih-alih memaksakan para pemainnya melakukan permainan pressing ketat, Arteta  sadar dengan minimnya adaptasi taktik. Kelemahan fisik serta kurang mumpuninya kemampuan pemain dalam situasi tanpa bola membuat Arteta menerapkan moderate pressing. Dan, itu cocok untuk Xhaka.

Dalam pertandingan melawan Chelsea, MU, dan West Ham, Xhaka sudah membuktikan perannya. Dan, sepertinya pada musim depan, The Gunners bisa jadi salah stau penantang trofi Liga Premier.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Arsenal


  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network