Dipecat karena Terlalu Mengandalkan Taktik Defensif

"Final Liga Champions seharusnya jadi prestasi. Tapi, tidak bagi fans klub ini."

Feature | 04 May 2022, 04:35
Dipecat karena Terlalu Mengandalkan Taktik Defensif

Libero.id - Dari Claudio Ranieri ke Hector Cuper

Tapi, Ranieri kemudian pergi untuk mencari tantangan di tempat lain. Penggantinya adalah orang yang telah memimpin Real Mallorca menyelesaikan satu tempat lebih tinggi dari Valencia. Dia adalah Hector Cuper.

Seperti Di Stefano, perhatian utama Cuper adalah defensif. Diantara rekrutannya yang paling awal adalah Mauricio Pellegrino. Dikontrak hanya dengan 1 juta pounds (Rp18,1 miliar), bek tengah itu menjadi andalan diantara empat bek lainnya selain Miroslav Dukic, Jocelyn Angloma, dan Amedeo Carboni.

Ini membuktikan kesuksesan yang luar biasa. Valencia menyelesaikan musim hanya tertinggal lima poin di belakang juara La Liga, Deportivo La Coruna. Mereka hanya kebobolan 39 gol dalam 38 pertandingan. Hanya Deportivo Alaves yang kebobolan lebih sedikit.

Lebih mengesankan lagi, Valencia berhasil lolos ke Liga Champions dan mencapai final. Kompetisi terdiri dari dua babak grup sebelum memasuki sistem gugur di perempat final. 

Ketika itu, Valencia masuk ke grup neraka dua kali bersama Glasgow Rangers, PSV Eindhoven, dan Bayern Muenchen di fase grup pertama. Kemudian, pada fase grup kedua, mereka menghadapi Bordeaux, Fiorentina, dan juara bertahan Manchester United. Hasilnya, Valencia mencapai final, tapi kalah 0-3 dari Madrid.

Meski sukses ke final Liga Champions, bukan berarti Cuper nyaman bekerja di Valencia. Para penggemar ternyata menuntut lebih. Pertama, dia menjual beberapa pemain favorit penggemar seperti Claudio Lopez ke Lazio atau Gerard Lopez ke Barcelona.

Mendatangkan Pablo Aimar sebagai pengganti untuk Gerard sedikit meredam ketidakpuasan itu. Tapi, striker asal Norwegia, John Carew, bukanlah orang yang diinginkan suporter untuk menggantikan Lopez.

Namun, Valencia sekali lagi akan mengejutkan Liga Champions. Kelelawar Mestalla melewati tiga tim Inggris: MU, Arsenal, dan Leeds United dalam perjalanan ke final melawan Bayern Muenchen.

Sayangnya rekor buruk Cuper di final berlanjut di Stadio San Siro. Saat itu, Oliver Kahn menyelamatkan tendangan penalti Pellegrino yang menentukan setelah Mendieta dan Stefan Effenberg bertukar penalti di waktu normal.

Keadaan menjadi semakin buruk bagi Cuper setelah Valencia gagal lolos ke turnamen yang sama tahun berikutnya. Itu berkat kekalahan di hari terakhir dari Barcelona lewat gol Rivaldo di menit 89. Hasil itu membuat Barcelona menggeser Valencia di peringkat keempat klasemen akhir.

Meski membawa Valencia heroik di panggung Eropa, waktu Cuper sudah habis. Kebobolan hanya 34 gol dalam 38 pertandingan itu bagus. Tapi, hanya mencetak 55 gol tidak bisa dimaafkan penggemar. Cuper kemudian pergi ke Inter Milan.

Kurang dari setahun kemudian, di festival tahunan di Valencia yang dikenal sebagai "Las Fallas". Itu semacam Guy Fawkes Night di Inggris. Di acara itu Cuper menjadi salah satu dari beberapa patung yang dibakar penggemar Valencia. Tidak heran dia merasa tidak dihargai.

Jadi, jika anda pendukung klub yang mendesak pemecatan pelatih ketika tampil buruk, lihatlah kisah Cuper di Valencia.


(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network