Feyenoord
Libero.id - Lalu, bagaimana kabar yang tampil sebagai pemenang di final bersejarah tersebut kemudian? Berikut ini karier mereka:
GK: Edwin Zoetebier
Zoetebier awalnya meninggalkan Feyenoord dan pergi ke Vitesse pada 2000 karena tidak mampu menggantikan Jerzy Dudek. Tapi, setelah tampil impresif di Arnhem, dirinya kembali ke Rotterdam pada 2001 saat Dudek pindah ke Liverpool.
Setelah final Piala UEFA, Zoetebier bertahan dan bermain dalam kekalahan Feyenoord di Piala Super Eropa 2002 melawan Real Madrid sebelum akhirnya pindah ke PSV pada 2004.
RB: Christian Gyan
Gyan menggantikan Brett Emerton di starting line-up pada pertandingan final dan tetap bertahan di Feyenoord sampai 2008, termasuk dengan masa pinjaman di Excelsior.
Namun, mantan pemain nasional Ghana itu tidak lebih dari seorang full-back cadangan dan pindah ke tim Finlandia, TPS, pada 2008. Gyan secara luar biasa bermain di Wrexham pada 2009 dan RoPS di Finlandia sebelum pensiun dari sepakbola profesional pada 2010.
CB: Kees van Wonderen
Setelah bergabung dengan Feyenoord pada 1996, Van Wonderen sudah menjadi pendukung Feyenoord pada saat final. Dia tetap di sana sampai pensiun dua tahun kemudian. Van Wonderen kemudian menjadi pelatih di berbagai level tim nasional Belanda, termasuk asisten pelatih tim senior pada 2018-2019.
CB: Patrick Paauwe
Rekan bek tengah Van Wonderen, Patrick Paauwe, juga mengakhiri karier dengan lima caps untuk Belanda. Dia bermain di Prancis dan Jerman dengan Valenciennes dan Borussia Moenchengladbach setelah meninggalkan Feyenoord pada 2006. Paauwe kembali ke Belanda bersama VVV-Venlo pada 2009 dan memainkan 50 pertandingan liga sebelum pensiun pada 2011.
LB: Tomasz Rzasa
Rzasa telah memenangkan Johan Cruyff Shield 1999 bersama Feyenoord sebelum mengangkat Piala UEFA. Pemain Polandia dengan 36 caps itu meninggalkan klub pada 2003 setekah 90 penampilan liga. Kemudian, dia pindah ke Partizan, Heerenveen, ADO Den Haag, hingg Austria Ried sebelum pensiun pada 2008.
Sejak gantung sepatu, Rzasa telah menikmati dua periode sebagai asisten pelatih di Lech Poznan. Sekarang, dia menjadi direktur olahraga di sana.
RW: Bonaventure Kalou
Kakak laki-laki Salomon Kalou, Bonaventure, menghabiskan enam musim bermain di sayap Feyenoord dengan gelar Eredivise, Johan Cruiyff Shield, dan Piala UEFA. Pemain Pantai Gading itu meninggalkan Rotterdam pada 2003. Menariknya, dia memenangkan piala domestik bersama Auxerre dan PSG di Prancis, sebelum kembali ke Belanda dan pensiun pada 2010.
Kalou sekarang menjabat sebagai Walikota di sebuah kota di kampung halamannya Pantai Gading, Vavoua. Dia terpilih dalam Pemilu Walikota pada 2018.
MF: Paul Bosvelt
Bosvelt adalah kapten dan mesin lini tengah Feyenoord saat itu. Dia memiliki reputasi sebagai pemain tengah yang tak kenal kompromi. Dia tetap bersama klub sampai 2003, ketika pindah ke Manchester City. Di sana, dia memantapkan dirinya sebagai starter reguler dengan 53 penampilan Liga Premier dalam dua musim.
Kemudian, dia kembali ke Heerenveen dan pensiun pada 2007. Lalu, Bosvelt melatih Jong FC Twente dan Belanda U-21. Sekarang, dia menjadi Direktur Teknik di Go Ahead Eagles.
Happy birthday Paul Bosvelt(born 26.3.1970)@fctwente @Feyenoord pic.twitter.com/uNviwcpmAl
— Юлиян Динев (@forever96juli) March 26, 2020
16-09-2023 | ||
Feyenoord Rotterdam | 6 - 1 | SC Heerenveen |
03-09-2023 | ||
Utrecht | 1 - 5 | Feyenoord Rotterdam |
27-08-2023 | ||
Feyenoord Rotterdam | 6 - 1 | Almere City |
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini