Libero.id - Pada 1 Juni 2022, tim nasional Ukraina akan menjalani pertandingan bersejarah. Di tengah konflik bersenjata dengan Rusia, The Blue and Yellow menghadapi play-off Piala Dunia 2022 yang sempat tertunda. Dan, pesan dari tentara di garis depan kepada Oleksandr Zinchenko dkk adalah lolos ke Qatar!
Layaknya militer dan rakyat Ukraina yang harus menanggung beban berat melawan invasi negara super power, timnas juga menghadapi jalan terjal dan berliku untuk mewujudkan mimpi Piala Dunia pertama sejak 2006.
Rute pertama Ukraina adalah Skotlandia di Hampden Park, Glasgow, 1 Juni 2022. Jika menang, Wales sudah menanti di Cardiff City Stadium, Cardiff, 5 Juni 2022.
Selain lawan yang tangguh, tantangan Ukraina adalah mengumpulkan para pemain. Pasalnya, sejak invasi Rusia pada 24 Fabruari 2022, sepakbola di Ukraina terhenti. Kompetisi di semua level tidak bisa digelar dan banyak pemain, pelatih, maupun pengurus klub menjadi sukarelawan di medan pertempuran.
Hanya saja Ukraina sedikit beruntung karena memiliki beberapa pemain abroad. Mereka adalah bintang-bintang lokal yang merumput di berbagai klub Eropa seperti Zinchenko di Manchester City, Roman Yaremchuk (Benfica), Andriy Yarmolenko (West Ham United), atau Ruslan Malinovskyi (Atalanta).
Jadi, untuk menghadapi Skotlandia, dan kemungkinan Wales, Oleksandr Petrakov, dipastikan memanggil pemain-pemain tersebut. Bahkan, sebuah laga uji coba melawan Borussia Moenchengladbach sudah disusun pada Rabu (11/5/2022).
Meski mungkin belum bisa diperkuat pemain utama, itu akan menjadi pertandingan pertama mereka sejak invasi. "Ini bukan seperti pertandingan persahabatan. Tapi, seperti pertandingan resmi, karena satu-satunya kesempatan kami untuk memiliki persiapan yang baik," ujar Petrakov, dilansir Goal.
Bagi para pemain yang terpilih, pertandingan play-off Piala Dunia 2022 bukan hanya urusan sepakbola. Ini adalah tentang kelanjutan sebuah bangsa. Sebab, jika misi Rusia berhasil, Ukraina akan terhapus dari peta dunia.
"Setiap hari, kami menerima pesan dari tentara kami. Banyak tentara, banyak orang di Ukraina menyukai sepakbola dan mereka (hanya) memiliki satu permintaan: 'Tolong lakukan semua yang anda bisa untuk lolos ke Piala Dunia'. Hanya sepakbola yang bisa membuat kami bahagia," ujar Taras Stepanenko.
"Bagi negara kami. Bagi mereka (tentara). Itu seperti momen harapan. Ini akan seperti perayaan bagi negara. Itu sebabnya kita harus bermain. Bukan hanya permainan sepakbola. Kita harus bermain dengan jiwa kita, dengan hati kita," tambah gelandang Shakhtar Donetsk itu.
Ukraina saat ini berlatih di Slovenia, sedangkan dua klub utama di negara itu, Skhahktar dan Dynamo Kyiv, sedang menggelar tur perdamaian ke beberapa negara Eropa.
"Ini sangat penting. Sangat penting. Ini akan sangat emosional untuk negara saya, untuk para pemain kami, dan untuk seluruh Ukraina," ucap Stepanenko.
"Setiap hari anda melihat foto, video tentang apa yang terjadi di negara saya, dan setiap kali kita berbicara tentang orang-orang ini, terkadang sulit. Tapi, kami mengerti apa arti permainan ini bagi kami dan kami harus melakukan semua yang kami bisa untuk melakukan yang terbaik," ungkap pemain berusia 32 tahun itu.
Sepanjang keikutsertaan di Piala Dunia, Ukraina baru tampil satu kali sebagai negara merdeka, yaitu pada 2006. Saat itu, Andriy Shevchenko dkk mampu mencapai perempat final.
"Kami belum memiliki pertandingan resmi sekarang dan kami tidak memiliki kompetisi domestik karena perang. Jadi, hal terpenting bagi orang-orang di negara kami adalah memberikan segalanya dalam pertandingan ini. Kami ingin menang dan lolos," kata Petrakov.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Opini