Dani Alves-Petr Cech
Libero.id - 4. Samir Nasri
Pikirkan semua gelandang brilian di Manchester City selama beberapa tahun terakhir. Kemungkinan Anda akan memikirkan David Silva, Yaya Toure, Kevin de Bruyne, Fernandinho, Bernardo Silva, dan sekarang Phil Foden.
Kemungkinan Anda tidak akan memikirkan Nasri. Padahal, pemain asal Prancis itu merupakan gelandang yang menjadi tonggak kesuksesan Manchester City saat meraih gelar Liga Premier pertama pada 2011/2012.
Hal itu dimaklumi karena Nasri dibayangi oleh rekan setimnya yang datang pada musim yang sama pada 2011, yakni Sergio Aguero, yang memberikan momen klimaks musim itu dengan gol ke-30 pada musim debutnya.
Sementara Nasri hanya mencatatkan lima gol dan sembilan assist lebih lanjut di Liga Premier tahun itu – tapi perannya lebih vital daripada sekadar gol dan asisst.
Sangat mudah untuk melupakan betapa baiknya peran Nasri di Manchester City.
NASRI EXCLUSIVE: @SamNasri19 pens new five-year deal with @MCFC http://t.co/13i2KneReu #mcfc pic.twitter.com/AKkhUcNSVU
— Manchester City (@ManCity) July 10, 2014
5. Ivan Rakitic
Pada musim 2014, Barcelona mendatangkan Suarez dari Liverpool dengan biaya yang mahal. Tetapi, semua segera menyadari hal itu terbukti ampuh karena performa Suarez yang sangat bagus di lini depan.
Suarez membentuk trisula hebat bersama Messi dan Neymar. Trisula penyerang tersebut mencetak 122 gol dan 55 assist di antara mereka saat memenangkan treble musim itu.
Namun, perlu diingat Barcelona juga melakukan perekrutan yang bagus dan lebih tidak diketahui musim panas itu. Ya, Rakitic dari Sevilla, di mana bukan untuk pertama kalinya klub Catalunya memanfaatkan bakat Monchi untuk mencari seorang pemain.
Lulusan akademi La Masia, Thiago Alcantara dan Cesc Fabregas, diperkirakan akan menggantikan Xavi yang tak tergantikan di lini tengah Barcelona, tetapi pada akhirnya pemain timnas Kroasia yang lebih serba bisa itulah yang jadi penerus Xavi Hernandez.
Rakitic membuka skor pembuka saat melawan Juventus ketika Barcelona menyelesaikan treble kedua mereka dengan kemenangan 3-1 di final Liga Champions. Dia juga memenangkan empat gelar La Liga dan empat Copa del Rey selama enam tahun di klub.
6. Casemiro
Dilaporkan menghadapi tekanan dari atas untuk mengintegrasikan semua pemain paling mewah Real Madrid ke dalam XI yang sama, Rafa Benitez berjuang untuk bermain politik selama tugas singkatnya di Bernabeu.
Lini tengah Toni Kroos-Luka Modric-James Rodriguez yang diinginkan terbukti belum begitu optimal untuk menopang lini depan yang dihuni Karim Benzema, Gareth Bale, dan Cristiano Ronaldo.
Itu terlihat dalam kekalahan 4-0 di kandang dari Barcelona pada November 2015. Benitez bertahan selama beberapa minggu sampai akhirnya Zinedine Zidane datang sebagai pelatih yang membawa serta kebijakannya sendiri.
Tidak ada yang mendikte tim untuk Zizou, yang memahami betapa pentingnya keseimbangan untuk lini tengah, setelah mengalami langsung proyek pertama Galacticos Florentino Perez berantakan setelah kepergian roda penggerak utama Claude Makelele ke Chelsea.
Pelatih asal Prancis itu dengan cepat mengidentifikasi kebutuhan akan poros yang tepat di belakang Kroos dan Modric, dan Casemiro adalah pemain itu.
Pemain Brasil itu membawa struktur ke dalam tim, dan sisanya adalah sejarah: salah satu nama pertama di daftar pemain Zidane saat klub memenangkan tiga Liga Champions berturut-turut antara 2016 dan 2018.
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini