Oliver Kahn-Manuel Neuer
Libero.id - Tidak seperti beberapa negara lain, Jerman tidak selalu bergantung pada talenta luar biasa untuk mencapai kesuksesan di tingkat internasional. Sekelompok pemain memiliki kemauan untuk bekerja keras dan lapar untuk menang besar, dan kami memiliki salah satu negara yang paling berprestasi dalam sepakbola.
Namun, dalam hal penjaga gawang, Jerman cukup beruntung dikaruniai atlet kelas dunia, bahkan beberapa di antaranya adalah yang terbaik di zamannya.
Generasi kiper Jerman saat ini jauh dari negara lain. Dalam diri Manuel Neuer, mereka bisa dibilang memiliki kiper terbaik di dunia. Bahkan, yang duduk di bangku cadangan adalah Kevin Trapp, Bernd Leno, dan Marc-Andre Ter Stegen, yang menjadi andalan di klub mereka masing-masing.
Masa depan juga terlihat cerah dengan nama-nama menjanjikan seperti Timo Horn dan Alexandre Nubel, kiper terbaik Der Panzer di masa yang akan datang.
Berikut ini adalah 5 penjaga gawang terbaik versi kami dalam sejarah sepakbola Jerman.
#5. Jens Lehmann
Jarang ada pemain berbakat dan terampil seperti Jens Lehmann yang dijamin mendapat tempat permanen di tim nasional. Terus-menerus berjuang untuk mendapatkan tempat dengan Oliver Kahn, Lehmann menjadi contoh sempurna dari orang tepat di waktu yang salah.
Sebuah produk dari akademi FC Schalke 04, Lehmann menghabiskan hampir 10 tahun di klub, di mana dia terkenal saat membantu Schalke memenangkan final Piala UEFA 1997 melawan Inter Milan dengan menyelamatkan penalti Ivan Zamorano saat adu penalti.
Pada 1998, dia berangkat ke Milan, di mana dirinya harus melihat masa kelam dalam kariernya. Dia kembali ke Jerman setahun kemudian dan bermain untuk Borussia Dortmund. Dia memenangkan Bundesliga pada musim 2001/2002 dan mencapai final Piala UEFA pada tahun yang sama.
Bagian terbaik dari karier klubnya dimulai pada musim 2003/2004 ketika dia bergabung dengan Arsenal. Dia adalah bagian dari Arsenal's Invincibles dan memainkan setiap pertandingan di musim perebutan gelar tak terkalahkan mereka.
Musim berikutnya, dia memimpin timnya meraih kemenangan Piala FA 2005 dengan penampilannya sebagai man-of-the-match. Selain melakukan beberapa penyelamatan penting, dia juga menyelamatkan penalti Paul Scholes dalam adu penalti.
Meskipun karier internasionalnya tidak sesukses kariernya di klub, dia masih memiliki momen bagus di Piala Dunia 2006. Dia menjadi pilihan pertama Juergen Klinsmann di depan Oliver Kahn.
Di perempat final turnamen, dia membantu timnya lolos ke tahap berikutnya dengan melakukan penyelamatan penting dalam adu penalti. Jerman tidak melangkah lebih jauh, tetapi kinerja Lehmann sangat dipuji fans.
ONCE opponents, now teammates @10Ronaldinho, good luck for @Arsenal tonight vs Spurs pic.twitter.com/SHeAYgaI6v
— Jens Lehmann (@jenslehmann) May 12, 2022
#4. Harald Schumacher
Tidak mungkin menyebut nama Harald Schumacher tanpa mengingat semifinal Piala Dunia 1982 yang terkenal antara Jerman Barat dan Prancis. Schumacher, atau Toni (panggilan populernya) terlibat tabrakan dengan bek Prancis, Patrick Battiston.
Tabrakan itu membuat Battiston tidak sadarkan diri hingga membuatnya koma. Banyak pihak menuduh Schumacher melakukan pelanggaran. Insiden ini membuatnya sangat panas. Sehingga, dalam jajak pendapat di Prancis, dia terpilih sebagai pria paling tidak populer di Prancis, bahkan mengalahkan orang-orang seperti Adolf Hitler.
Namun, ini tidak akan mengubah fakta bahwa dia adalah salah satu kiper terbaik 1980-an bersama Peter Shilton, Jean-Marie Pfaff, dan Walter Zenga.
Pada 1972, dia bergabung dengan FC Koln, di mana dirinya menghabiskan 15 tahun berikutnya dalam kariernya. Dia memenangkan gelar Bundesliga 1978 dan tiga Piala Jerman DFB.
Menjadi penjaga gawang yang tangguh membuatnya dinobatkan sebagai pemain terbaik Jerman dua kali. Dia menghabiskan akhir kariernya di Dortmund dan klub Turki, Fenerbache, di mana sekali lagi dia memukau semua orang dengan kemampuannya dan berubah menjadi favorit di hati penggemar.
Di tingkat internasional, Toni diberi tanggung jawab untuk mengambil warisan tangguh yang ditinggalkan Sepp Maier. Meskipun dia memenangkan Kejuaraan Eropa di Roma setahun berselang bersama tim yang terdiri dari Paul Breitner dan Karl-Heinz Rummenigge, dia cukup disayangkan untuk kehilangan dua final Piala Dunia berturut-turut pada 1982 dan 1986.
Dia dianugerahi bola perak Piala Dunia 1986 berkat penampilannya, hanya dikalahkan oleh legenda Argentina Diego Maradona.
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini