Libero.id - #6. Jaap Stam
Stam menjadi rekrutan PSV lain di era Ferguson, pemain asal Belanda yang mengintimidasi itu tampil gemilang di musim pertamanya di Theatre of Dreams.
Itu adalah musim kemenangan treble Man United pada 1999, dan klub itu terus mengangkat Liga Premier, Piala FA, dan Liga Champions saat Stam berada di jantung pertahanan. Ironisnya, satu-satunya kompetisi yang tidak mereka menangkan tahun itu adalah Piala Liga dan itu adalah satu-satunya kompetisi yang Stam tidak mainkan.
#5. Fernando Torres
Musim debut 'El Nino' di Liverpool begitu bagus, sehingga lagu ikoniknya masih dinyanyikan oleh para penggemar Liverpool hingga hari ini. Bahkan, setelah melakukan transfer kontroversial senilai 50 juta pounds (Rp 895 miliar) ke Chelsea.
Pemain Spanyol itu mencetak 24 gol dalam 28 pertandingan di tahun pertamanya di Merseyside dan langsung menjadi favorit penggemar di antara pendukung setia Anfield. Dia mencetak gol dalam delapan pertandingan liga kandang berturut-turut, menjadi pemain Liverpool pertama yang mencetak lebih dari 20 gol Liga Premier dalam lebih dari satu dekade dan berada di urutan ketiga dalam pemungutan suara Ballon d'Or di belakang Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
#4. Kevin Phillips
Phillips bergabung dengan Sunderland setelah terdegradasi dari Liga Premier pada 1997. Dia kemudian mencetak 60 gol pada dua musim berikutnya untuk membantu klub timur laut itu kembali ke momen besar.
Tetapi, setelah mereka kembali ke puncak, segalanya naik ke tingkat yang lain. 'Super Kev' mencetak 30 gol liga tahun itu, suatu prestasi yang lebih baik sampai hari ini sebelum Cristiano Ronaldo, Luis Suarez, dan Mohamed Salah.
Dia juga memenangkan Sepatu Emas Eropa dan tetap menjadi satu-satunya orang Inggris yang pernah melakukannya.
#3. Sergio Aguero
Pemain Argentina itu mungkin tidak melampaui prestasi 'Super Kev', tetapi satu momen telah memberinya tempat podium terakhir.
"Aguerooooo", seperti yang dikatakan dalam momen terbaik Martin Tyler.
Sebanyak 23 gol dan delapan assist menjadi bagian penting dalam menyegel kebangkitan Manchester City.
#2. N'Golo Kante
Kami berpendapat bahwa ini adalah musim debut yang terlupakan dari mereka semua. Kante bergabung dengan Leicester sebagai pemain yang kurang diketahui, tetapi apa yang dia capai dengan The Foxes menjadi legenda olahraga.
Pemain Prancis itu menjadi jantung dari segala hal yang baik di Leicester yang memenangkan gelar Liga Premier pada musim 2015/2016, menutupi setiap helai rumput untuk mengejar kejayaan.
Dia mendapatkan 32 juta pounds (Rp 572 miliar) saat pindah ke Chelsea setelah hanya satu musim memenangkan gelar bersama The Foxes, di mana dia kemudian menjadi pemain pertama yang memenangkan mahkota Liga Premier berturut-turut dengan dua klub berbeda. Kane bahkan membantu dirinya sendiri meraih penghargaan pemain terbaik PFA.
#1. Mohamed Salah
Tentu saja, Salah sebelumnya bermain di Liga Premier bersama Chelsea, tetapi kurangnya waktu bermain memaksanya untuk pindah ke Serie A dan kami merasa dia masih memenuhi syarat untuk daftar ini.
Bagaimanapun, akan sangat disayangkan untuk tidak memberikan penghormatan kepada musim debut Salah yang sangat mengesankan di Merseyside.
Pemain Mesir itu memecahkan rekor demi rekor dalam perjalanannya untuk mencetak 32 gol liga dan menyapu baik penghargaan akhir musim PFA dan FWA. Dan, perlu dicatat bahwa ini adalah sebelum dia mengambil tanggung jawab mengambil tendangan penalti Liverpool.
Jumlahnya tidak bisa diperdebatkan, jadi Salah tidak mengangkat trofi tim mana pun di musim pertamanya dengan seragam merah. Namun, penghargaan individunya cukup untuk mengangkatnya di atas kompetisi.
Opini