Libero.id - Hingga hari ini, di antara kita sebagai penikmat sepakbola tidak akan menyangkal bahwa tendang bebas Roberto Carlos saat membobol gawang Prancis tahun 1997 adalah salah satu gol terbaik di dunia hingga sekarang. Sudah hampir berlalu 23 tahun lamamnya, tendangan sensasional tersebut tidak hanya mengejutkan para pecinta si kulit bundar tetapi juga para ilmuwan.
Dari jarak 40 yard, bek kiri dengan paha yang kekar tersebut melepaskan tendang bebas yang begitu kencang dan membuat bola yang ditendangnya berputar melewati pagar betis yang dijaga oleh Robert Pires sebelum akhirnya membungkam hukum fisika dengan gerakan seperti bumerang kembali ke tanah di dalam tiang gawang, membuat Fabian Barthez hanya bisa melihat bola masuk ke gawangnya.
Pemain yang banyak menghabiskan masa bermainnya dengan Los Blancos ini akhirnya menjelaskan teknik tendangan bebasnya itu kepada FourFourTwo pada tahun 2015 lalu.
"Saya selalu menendang bola mati pada katup (tempat mengisi angin) karena itu adalah bagian tersulit dari bola dan anda bisa mendapatkan lebih banyak kekuatan.”
Jika kembali melihat video tendangan bebas Roberto, kita bisa melihat pemain yang kala itu berusia 24 tahun sangat hati-hati menempatkan bola dengan katupnya di tempat yang tepat. Kemudian rekan Ronaldo Nazario itu mengambil run-up yang cukup jauh sebelum menendang bola.
"Saya selalu menendang bola dari kiri bawah ke kanan atas, yang membantunya membelok," lanjut Roberto Carlos.
Namun bagian terbaik dari teknik tersebut adalah bagaimana Roberto Carlos mengarahkan tembakannya,
"Aku akan selalu ingat iklan di belakang gawang. Aku mengincar 'A' di tulisan La Poste, tetapi ketika aku berhasil, itu jauh dari itu - menuju iklan yang berbeda!"
Selain menimbulkan kekaguman dari para penggemar sepak bola, tenyata dalam pandangan para fisikawan sangat mustahil tendangan itu terjadi dan baru-baru ini, empat ilmuwan asal Prancis membuat sebuah penelitian mengenai tendangan Roberto Carlos yang dimuat dalam Gizmodo, sebuah web asal Prancis yang membahas tentang teknologi, sains, dan fiksi ilmiah.
"Semuanya bermuara pada kenyataan bahwa, ketika sebuah bola berputar, lintasannya adalah spiral," jelas ilmuwan tersebut.
"Biasanya, gravitasi dan jarak yang relatif pendek yang ditempuh bola menutupi lintasan spiral ini, tetapi Carlos berada 115 kaki jauhnya dan menendang bola cukup keras untuk mengungkapkan jalur seperti spiral yang sebenarnya.”
Adapun tambahan dari seorang profesor asal Universitas Sao Paolo, Luis Fernando Fontanari.
"Meskipun fisika menjelaskan dengan sempurna lintasan bola, kondisi pada saat itu - seperti kekuatan tendangan, titik tumbukan kaki Roberto Carlos pada bola, dan jarak ke gawang - sangat jarang sehingga kita dapat menyebutnya sebagai sebuah keajaiban,” ujarnya.
Kendati sulit dijelaskan dengan nalar,bahkan untuk seorang profesor sekali pun, harus kita akui bersama gol itu membuka mata dunia bahwa segala sesuatu bisa terjadi dalam pertandingan sepak bola.
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini