Libero.id - Berangkat dari sebuah pernyataan seorang jurnalis ternama milik De Telegraaf, Jeroen Kapteijns, dirinya sangat mengakui kedua nama di atas memiliki andil besar dalam perkembangan Eredivisie dalam 25 tahun terakhir. Dan ekspansi para pemain Asia yang ingin bermain di Belanda langsung naik berkat kedua pemain tersebut.
Namun, apakah hanya kedua nama di atas yang memiliki andil dalam sepakbola Belanda? Berikut beberapa nama pemain Asia lainnya yang juga tak kalah penting:
1.PSV's Korean Class 2002
Ono yang setahun lebih cepat datang ke Belanda dengan berseragam Feyenoord menjadi pemain Jepang pertama yang mengangkat trofi Eropa. Namun dirinya bukanlah satu-satunya pemain yang mencuri perhatian dunia. Dari klub besar lainnya, PSV mengantongi duo koreanya yakni Park Ji-Sung dan Lee Young-pyo yang kala itu berhasil membawa Korea Selatan menembus babak semi-final Piala Dunia 2002.
Di bawah Gus Hiddink, keduanya menjadi pemain sentral Rood-witten terutama pada musim 2004/05. Tetapi itu bukanlah hal yang baru, karena sebelumnya kedua pemain muda itu pernah berkerjasama di timnas Korsel pada ajang yang disebutkan sebelumnya.
“(Hiddink) mengenal mereka. Dia telah bekerja dengan mereka sebelumnya dan pada awalnya ada beberapa kritik pada mereka,” ujar Kapteijns.
“Lee relatif cepat beradaptasi, namun Ji-sung Park, ia memiliki banyak masalah dalam beradaptasi. Dia adalah pemain yang sangat berbakat, tetapi kepribadiannya sangat pendiam dan tidak terlalu ramah, jadi dia benar-benar mengalami kesulitan, tetapi Guus Hiddink tetap percaya diri dengannya meskipun ada kritik di pers, dan juga kritik di skuad.”
“Mark van Bommel, yang adalah pemain yang sangat terkenal, mengkritik kinerja mereka, tetapi, pada akhirnya, mereka sangat bagus. Hiddink mempertahankan kepercayaannya pada mereka dan mereka benar-benar berkembang dengan cara yang fantastis.”
Duo Korea ini mencapai puncaknya pada musim 2004-05, ketika PSV tidak hanya memenangkan gelar Liga dengan 10 poin di depan Ajax tetapi mereka berhasil memenangkan Piala KNVB dan nyaris menembus partai final Liga Champions sebelum ditumbangkan AC Milan.
“Pada musim 2004-05 - saya pikir adalah musim terbaik PSV sejak musim 1988 di mana mereka memenangkan Liga Eropa. Mereka mendekati final Liga Champions, mereka kalah dari AC Milan pada menit terakhir semifinal - di musim itu Lee dan Park sangat bagus.”
“Mereka dalam kondisi sangat baik; mereka sangat kuat, dan mereka terus bekerja selama 90 menit. Mereka sangat penting dalam tim. Park mencetak beberapa gol yang sangat penting musim itu dan benar-benar membuat reputasinya di Eropa naik dan dia pantas dipindahkan ke Manchester United, dan dia juga melakukan pekerjaan yang bagus di sana.”
2. Reza dan Alireza, Duo Iran
Dua nama berikutnya adalah pemain yang berasal dari Asia Barat yakni Iran dengan Alireza Jahanbakhsh dan Reza Ghoochannejhad yang sama-sama menjadikan diri mereka sebagai pencetak gol mematikan di Eredivisie. Jika dikakulasikan, kedua pemain Iran tersebut berhasil mencetak lebih dari 100 gol di persepakbolaan Belanda.
Kapteijns, yang merupakan penggemar kedua pemain tersebut percaya bahwa pemain PEC Zwolle dan Brighton & Hove Albion itu sangat layak masuk dalam jajaran pemain depan mematikan di Eredivisie,
"Dia (Jahanbakhsh ) adalah pemain yang sangat menarik. Ia memiliki teknis dan kreatif. Pemain yang sangat bagus untuk ditonton dan sangat terampil.”
“Dia memiliki musim yang luar biasa di AZ Alkmaar. Dia membuat banyak gol indah dan assist indah. Dia benar-benar layak pindah ke Liga Premier, tetapi dia belum terlalu sukses di Liga Premier, tetapi saya percaya dia akan sukses disana”
“Sementara Reza (Ghoochannejhad) adalah pemain yang dibesarkan di Belanda, jadi kita cenderung melihat Reza selayaknya pemain Belanda. Dia berbicara dalam bahasa kita dan dia tumbuh di tim sepakbola Belanda”
“Untuku, Reza adalah mesin gol sungguhan. Sangat klinis dalam kotak dan memiliki beberapa musim dengan statistik yang sangat bagus”
3.Culina, Holman Dan Para Perintis
Duo Australia yakni Jason Culina dan Brett Holman menjadi yang selanjutnya dengan beberapa nama perintis. Culina adalah anak didik Hiddink selain Lee dan Park. sementara Holman yang bermain untuk AZ ketika dilatih Louis van Gaal berhasil meraih gelar Eredivisie muism 2008/09.
“(Holman) adalah pemain yang sangat berguna. Seperti semua orang Australia, ia memiliki mental yang hebat dan kemampuan kerja yang hebat, tetapi ia bukan bintang tim atau yang anda cari sepanjang waktu, ”ujar Kapteijns.
“Jason (Culina) memiliki mental yang sangat baik dan melakukan pekerjaan yang cukup baik di PSV, tetapi dia tidak ada di daftar teratas saya dari para pemain ini. Saya pikir dia bukan pemain Australia terbesar (di liga), saya pikir Brett Emerton adalah pemain yang lebih baik, dan lebih berpengaruh "
Brett Emerton adalah mantan pemain Feyenoord dari tahun 2000-2003 dan berhasil membawa De Stadionclub meraih gelar Liga Eropa musim 2001/02.
Tidak berhenti dengan dua nama di atas, Kaptiejns melihat dua nama pemain Asia lainnya yang bisa dikatakan sebagi perintis. Jika Ono dan Park mengubah animo pemain Asia untuk datang ke Belanda, maka Huh Jung-moo dan ikon Singapura, Fandi Ahmad adalah tonggaknya.
Huh dan Fandi sama-sama menghabiskan waktunya di Belanda pada tahun 1980-an dan memang terbilang singkat. Keduanya adalah orang pertama yang membuka jalan bagi generasi-generasi bakat Asia berikutnya.
"Saya pikir Jung-moo Huh (adalah yang pertama dari Asia)," lanjut Kapteijns.
“Saya masih sangat muda saat itu, jadi saya tidak terlalu sibuk mengikuti sepak bola profesional, tetapi saya pikir dia adalah orang pertama yang benar-benar membuat kesan di sini”
"Itu adalah sesuatu yang benar-benar baru, karena sebagian besar klub memiliki pemain dari negara kami, dan bahkan sebagian besar pemain dari wilayah mereka sendiri, jadi itu cukup mengejutkan saat itu”
“Sementara Fandi, ia sangat populer di FC Groningen - tim yang pernah ia bela. Dia semacam tokoh sesaat namun banyak mencuri perhatian, juga di media sosial, tentang waktunya di FC Groningen. Dia masih memiliki nama besar dan reputasi besar. Saya tahu dia adalah pemain yang masih sangat populer di sana "
Perlu diketahui bersama, sebelum bergabung dengan Groningen, Fandi sempat menghabiskan 1 musim berseragam Niac Mitra, yakni tepatnya pada musim 1982-1983 dengan mengemas 4 gol dalam 16 penampilannya.
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini