Liga Premier
Libero.id - Industri sepakbola terkini yang sudah sangat maju memunculkan sejumlah konsekuensi hukum yang bisa menjerat para penggemar. Salah satunya dialami tiga pria Inggris ini. Mereka harus menjalani hukuman penjara bervariasi dengan total denda hampir 1 juta pounds (Rp19 miliar).
Pada Maret 2019, Pengadilan Warwich memutuskan menjatuhkan hukuman penjara 7 tahun 4 bulan kepada Steven King, Paul Rolston (6 tahun 4 bulan), dan Daniel Malone (3 tahun 3 bulan). Ketiganya juga harus membayar denda uang yang signifikan.
Apa masalahnya? Streaming pertandingan-pertandingan Liga Premier tanpa izin. Kemudian, menjualnya secara online.
Mereka bertiga mendirikan Dreambox, Dreambox TV Limited, dan Digital Switchover Limited. Perusahaan itu tidak berbadan hukum. Melalui situs dreamboxtv.co.uk dan yourfootie.com, ketiga pria tersebut telah memberikan akses ilegal pertandingan kepada ke lebih dari 1.000 pub, cafe, klub malam, dan rumah di seluruh Inggris serta Wales.
Akibat streaming ilegal, Liga Premier mengalami kerugian besar. Diperkirakan ketiga pria itu menghasilkan lebih dari 5 juta pounds (Rp. 90,9 miliar).
Setelah dinyatakan bersalah, ketiganya mengajukan banding. Tapi, pengadilan justru memperberat hukuman mereka. Bahkan, King telah diperintahkan untuk membayar kembali 963.000 pounds (Rp17 miliar) dari apa yang dia peroleh dalam bisnis streaming ilegal Liga Premier.
Jika dia tidak membayar denda dalam tiga bulan, pengadilan memutuskan hukuman penjara tambahan 6 tahun 8 bulan. King juga harus menyerahkan paspornya dalam waktu 28 hari.
"Hasil (sidang) ini jelas menunjukkan memasok streaming ilegal adalah pelanggaran pidana yang mengarah ke hukuman penjara dan konsekuensi keuangan yang signifikan," kata Pengacara Liga Premier, Kevin Plumb, dikutip The Sun.
"Kami senang pengadilan telah mengakui keseriusan kejahatan terkait pembajakan. Liga Premier telah meminta semua uang yang didapatkan dikembalikan ke badan publik, termasuk lembaga penegak hukum, untuk membantu mereka melanjutkan pekerjaan fantastis yang mereka lakukan dalam membantu membawa orang-orang seperti ini, untuk keadilan," tambah Plumb.
Liga Premier juga memperingatkan kepada semua penggemar sepakbola di seluruh dunia untuk tidak main-main dengan streaming ilegal. Mereka berjanji akan menuntutnya ke pengadilan di negara manapun.
"Sebagian besar penggemar kami menonton aksi Liga Premier melalui sumber resmi. Tapi, bagi mereka yang tidak, mereka harus sadar ini bukan hanya aktivitas ilegal yang dapat menyebabkan hukuman penjara. Mereka juga berisiko menjadi korban peretasan dan penipuan," kata Plumb.
"Kami akan terus bekerja dengan penegak hukum untuk mengatasi pembajakan konten kami dan untuk mendidik penggemar tentang bahaya menonton pertandingan Liga Premier melalui streaming yang tidak sah," tambah Plumb.
Sebelum kasus King, Liga Premier juga mengirim Paul Faulkner ke hotel prodeo selama 16 bulan. Dia dinyatakan bersalah atas berbagai pelanggaran hak cipta dan penipuan plus 4 bulan karena menonton konten ilegal yang dia distribusikan.
Steven King who helped mastermind 'Dreambox' was sentenced to seven years and four months in prison in 2019 and will have his sentence extended if he cannot pay back close to £1 million ? pic.twitter.com/f9aqXDMbWR
— LADbible (@ladbible) June 7, 2022
(atmaja wijaya/anda)
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini