Liga Afrika Selatan
Libero.id - Normalnya, klub akan mencari kemenangan dengan berusaha mencetak gol sebanyak mungkin. Tapi, yang terjadi dengan empat klub di Liga Afrika Selatan ini berbeda. Ini mirip yang dilakukan Thailand dan Indonesia pada Piala Tiger 1998. Tapi, jauh lebih ekstrim.
Insiden aneh, tapi nyata ini baru saja terjadi di kompetisi kasta ketiga Afrika Selatan. Empat tim memiliki kesempatan promosi ke Divisi II terlibat dalam dua pertandingan penentuan. Mereka adalah Shivulani Dangerous Tigers vs Kotoko Happy Boys dan Matiyasi FC vs Nsami Mighty Bird.
Teorinya, Shivulani Dangerous Tigers diunggulkan karena memimpin tiga poin dan unggul selisih 16 gol jelang pertandingan terakhir melawan Kotoko Happy Boys. Yang harus mereka lakukan hanyalah menang. Di sisi lain, Matiyasi sebagai pesaing terdekat harus menang 17 gol atas Nsami Mighty Bird.
Di atas lapangan, seharusnya mustahil bagi Mitayasi untuk menggeser Shivulani Dangerous Tigers. Tapi, hasil akhir pertandingan ternyata mengejutkan. Shivulani Dangerous Tigers menang 33-1. Kemudian, Matiyasi unggul 59-1.
Aneh? Tentu saja! Pasalnya, setelah diselidiki, dua pertandingan tersebut berjalan dengan tidak sportif. Keempat klub yang terlibat dalam pertandingan penentuan ternyata sepakat memainkan sepakbola gajah alias pengaturan skor.
"Matiyasi dan Nsami ingin menghentikan Shivulani dari puncak liga sehingga mereka sepakat untuk mengatur pertandingan," kata Ketua Asosiasi Sepakbola Mopani, tempat pertandingan itu diselenggarakan, Vincent Ramphago, kepada BBC Sport Afrika.
"Setelah mendengar Matiyasi memimpin 22-0 di babak pertama, Shivulani berkolusi untuk mengeluarkan pemain Kotoko Happy Boys dari lapangan. Para pemain yang keluar lapangan mengaku lelah meninggalkan tim yang hanya memiliki tujuh pemain. Pada pertandingan Matiyasi, wasit memberikan kartu merah kepada pemain sehingga Nsami berakhir dengan tujuh pemain," tambah Ramphago.
Meski turun menjadi tujuh pemain, Nsami Mighty Bird sebenarnya telah melakukan 41 gol bunuh diri saat kalah dengan 1-59.
"Ketika kami menyelidiki, kami menemukan bahwa beberapa gol Matiyasi bahkan tidak (tercatat dengan benar) karena wasit tidak dapat menafsirkan laporannya," ucap Ramphago.
Four South African clubs have been banned permanently from the fourth division after fixing games.
The Shivulani Dangerous Tigers beat the Nsami Mighty Birds 59-1 and there were 41 own goals.
They also beat the Kotoko Happy Boys 33-1.
(via @BBC) pic.twitter.com/KHruYKyGzz
— Action Network (@ActionNetworkHQ) June 9, 2022
"Kami juga menemukan wasit hanya menulis pemain nomor 2 mencetak 10 gol, pemain nomor 5 mencetak 20 gol, dan seterusnya. Tapi, ada 41 gol bunuh diri. Jadi, bagaimana mereka merekamnya?" tambah Ramphago.
Kemenangan dengan skor besar itu tentu saja sangat patut dicurigai. Pasalnya, dalam pertandingan sebelumnya, pada Maret 2022, hasilnya sangat ketat. Matiyasi mengalahkan Nsami Mighty Birds 2-1 di pertandingan pertama. Sementara Shivulani Dangerous Tigers bermain imbang 2-2 dengan Kotoko Happy Boys.
Pada akhirnya, setelah terbukti keempat tim melakukan pengaturan skor, Gawula Classic yang berada di posisi keempat telah dinyatakan sebagai pemenang setelah tiga tim di atasnya diberikan sanksi larangan berkompetisi seumur hidup.
BANNED!
South African fourth-tier sides Matiyasi FC, Shivulani Dangerous Tigers, Kotoko Happy Boys and Nsami Mighty Birds have been banned for life after being found guilty of fixing matches.https://t.co/AUgT2j9Uip
— GOAL South Africa (@GOALcomSA) June 9, 2022
Selain sanksi yang diberikan kepada pihak klub, individu yang terlibat dalam permainan juga telah diberi larangan bermain jangka panjang. Ofisial dari klub telah menerima skorsing 5-8 musim. Sementara perangkat pertandingan telah diberikan larangan 10 musim.
"Orang-orang ini tidak menghormati sepakbola, dan kami tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi," ucap Ramphago.
"Yang menyedihkan adalah ada pemain muda yang terlibat karena aturan kompetisi menetapkan bahwa setiap tim harus menurunkan setidaknya lima pemain di bawah 21 tahun. Tujuan utama kami dalam menyelenggarakan liga adalah untuk memastikan kami mempersiapkan para pesepakbola muda menjadi pemain Bafana Bafana yang potensial di masa depan," pungkas Ramphago.
#ABC_Motsepe_League??#Promotion_PlayOffs
— Foot +257 (@257Foot) June 1, 2022
4Teams banned for life by #SAFA
Matiyasi F.C beat Nsami Mighty Birds 59-1 (with 41 own goals?).
In another match from the same region, Matiyasi FC rivals Shivulani Dangerous Tigers beat Kototo Happy Boys 33-1(with 7 own goals) pic.twitter.com/aLhHqnhJbw
(atmaja wijaya/anda)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini