Attilio Lombardo, Demetrio Albertini
Libero.id - Pada masanya, mereka adalah pemain-pemain dengan kemampuan yang sangat bagus.
3. Attilio Lombardo (Sampdoria, 1989-1995)
Dijuluki Popeye oleh rekan satu timnya karena betuk kepala dan kekuatan fisiknya, Attilio Lombardo adalah bagian penting dari tim hebat Sampdoria yang mencapai banyak hal di Italia dan Eropa selama awal 1990-an. Diberkati dengan kecepatan dan perubahan kaki yang cepat, Lombardo menghabiskan sebagian besar karier di sayap kanan.
Tapi, berhubung Lombardo bermain bersama orang-orang seperti Gianluca Vialli, Roberto Mancini, dan Ruud Gullit, sudah pasti media menjauhi dirinya.
Padahal, tingkat kerja Lombardo tidak ada duanya. Secara taktis, dia sangat fleksibel dan mampu bermain di posisi berbeda saat dibutuhkan. Gerakannya luar biasa serta umpan silangnya dari sisi kanan akan menghasilkan banyak gol untuk I Blucerchiati. Terbukti, dia mencetak 50 gol dalam 304 penampilan selama dua periode.
2. Manuel Rui Costa (Fiorentina, 1994-2001)
Rui Costa sebenarnya cukup populer di masa itu. Tiba dari Benfica pada 1994, dengan cepat dia membuktikan diri sebagai salah satu pesepakbola terbaik dari generasinya bersama Fiorentina. Tapi, keberadaan Gabriel Batistuta di lini depan yang sangat menonjol, membuat Rui Costa seperti tertelan keriuhan media.
Menghabiskan tujuh musim, mencetak 38 gol, dan mencatatkan sembilan assist dalam 215 penampilan Serie A, Rui Costa adalah orang yang menginspirasi seorang anak muda dari Pulau Madeira, bernama Cristiano Ronaldo. Sejarah mencatat, di kemudian hari CR7 memiliki sinar yang jauh lebih cemerlang dari Rui Costa.
"Pada usia itu, saya melihat referensi besar di tim nasional (Portugal). Misalnya, Luis Figo, Rui Costa, Fernando Couto. Itu semacam mimpi untuk mencapai level tersebut," kata Ronaldo dalam sebuah kesempatan beberapa tahun lalu.
1. Zvonimir Boban (AC Milan, 1991-2000)
Salah satu pemain paling mahir secara teknis yang pernah mengenakan jersey Milan adalah Boban. Saat itu, dia bisa melakukan semua hal dengan bola di kaki.
Pemain Kroasia itu didatangkan ke Milan dari Dinamo Zagreb pada 1991. Dia menghabiskan musim pertama dengan status pinjaman di Bari. Di sana, bakat mentahnya terasah, dan kemudian dipanggil kembali ke skuad Fabio Capello. Dan, Boban dengan cepat mengokohkan dirinya sebagai pemain utama.
Boban membantu Milan meraih gelar Serie A empat kali dalam sembilan tahun dan kejayaan Liga Champions pada 1993/1994. Tapi, dengan banyaknya bintang di San Siro ketika itu, wajar jika Boban sedikit terpinggirkan dari pemberitaan media-media utama Italia.
? Zvonimir Boban was unstoppable as Yugoslavia won the #U20WC in 1987, became a legend at Dinamo Zagreb and Milan, and captained Croatia to bronze at the 1998 #WorldCup ?
? Happy birthday, Zvone!@gnkdinamo | @acmilan | @HNS_CFF pic.twitter.com/RyM8tfbhVu
— FIFA.com (@FIFAcom) October 8, 2021
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini