Kisah Omar Abdulrahman, Bintang Asia yang Tak Pernah Main di Eropa

"Ini sederet alasan dirinya gagal bermain di Benua Biru."

Biografi | 18 June 2022, 03:22
Kisah Omar Abdulrahman, Bintang Asia yang Tak Pernah Main di Eropa

Libero.id - Hingga sekarang, Eropa masih menjadi kiblat sepakbola dunia. Bisa dibilang setiap pesepakbola memiliki cita-cita untuk bisa bermain di Eropa.

Tetapi, tidak semua pesepakbola mampu mewujudkannya. Hanya para pemain yang beruntung yang bisa merasakan bermain sepakbola di Eropa.

Bahkan, tidak banyak yang tahu bahwa bintang sepakbola Asia, Omar Abdulrahman, yang sempat dijuluki Messi dari Asia ini tidak pernah bermain di Eropa. Dengan beberapa kesempatan pernah datang, tetapi terlewati begitu saja.

Meski banyak orang percaya bahwa pemain timnas UEA itu adalah pesepakbola Asia terbaik yang tak pernah bermain di Eropa, tetapi dia bisa mendapatkan tempatnya dalam sorotan pekan ini.

Pemain Asia seperti Son Heung-min, Takehiro Tomiyasu, Serdar Azmoun adalah beberapa superstar Asia yang melakukan perdagangan mereka di Eropa.

Sementara Omar Abdulrahman adalah nama yang mungkin harus disebutkan dalam napas yang sama jika semuanya berjalan dengan baik. Tetapi, faktanya dia tidak pernah bermain di Eropa.

Abdulrahman memang telah menjadi bintang sepakbola UEA selama dekade terakhir, salah satu talenta sepakbola Asia yang paling menjanjikan, bahkan dirinya mendapatkan percobaan di Manchester City.

Sayang, Pemain Terbaik AFC 2016 itu gagal melaluinya. Pemain berusia 30 tahun itu terganggu oleh cedera dan kurangnya ekspos media di luar Timur Tengah. Keputusan yang salah telah menjadi masalah utama dalam karier Abdulrahman.

Seorang pemain dengan No punggung 10 yang berani dan terampil dengan gaya bermain yang santai, namun memiliki pandangan yang tajam terhadap operan yang mematikan, Abdulrahman mencapai status kultus di antara para pecinta sepakbola dunia.

Namun, dia juga dikenal karena gaya rambutnya unik, kribo mirip dengan gaya rambut Carlos Valderrama atau Marouane Fellaini.

Setelah bermain bersama Al-Ain, klub masa kecilnya di mana dia menghabiskan satu dekade hingga 2018, dia mencetak 44 gol dan memberikan 88 assist dalam 175 penampilan, hingga memenangkan gelar liga dua kali.

Sejak itu, beberapa klub Eropa berusaha untuk mengontraknya. Man City menjadi klub Eropa terdekat yang ingin merekrutnya pada 2012 setelah dia tampil mengesankan di Olimpiade musim panas di London.

Dia melakukannya dengan baik di Manchester, tetapi dia terkendala masalah izin kerja. Dia membuat kurang dari 10 penampilan internasional senior untuk negara yang berada di luar 50 besar FIFA, membuatnya mustahil untuk direkrut.

Kemudian datang minat dari Arsenal, hingga tawaran pinjaman dari Nice dan tawaran dari Benfica, tetapi kepindahan ke Eropa tidak pernah terwujud.

Setelah itu, dia memainkan lima pertandingan dengan Al-Hilal di Arab Saudi dengan status pinjaman, di mana dia menderita cedera ligamen lutut.

Selain masa tinggalnya yang lama di Al-Ain, dia juga memiliki tugas yang terganggu cedera di Al Jazira. Dia sekarang bermain bersama Shabab Al-Ahli, setelah menandatangani kontrak dengan status bebas transfer pada Februari tahun ini.

Abdulrahman gagal bermain di Eropa lantaran kedudukan negaranya UEA yang masih rendah di sepakbola dunia, tetapi juga setidaknya sebagian karena status selebritasnya di dalam negeri.

Misalnya, setelah dinobatkan sebagai pemain turnamen di Piala Teluk 2013, dia dianugerahi Bugatti Veyron. Dia telah menjadi ikon Nike dan Pro Evolution Soccer di tanah kelahirannya, dan mendapatkan gaji yang jauh melebihi yang dia harapkan di klub Eropa kelas menengah.

Melalui usia pertengahan 20-an, Abdulrahman enggan meninggalkan dunia di mana dia adalah pemain paling populer di sana, dan mereka yang bertanggung jawab atas sepakbola UEA yang senang melihat anak emas mereka bermain di tanah airnya.

Namun, kini kariernya nampak berada di ujung. Dia melewatkan dua penalti di final Piala Teluk 2017, sebelum menderita cedera lutut serius tidak lama kemudian, memicu serangkaian masalah kebugaran yang mengganggunya sejak itu. Dia tidak bermain untuk UEA sejak November 2019.

Di hari terakhir bursa transfer Januari 2021, Abdulrahman dilepas Al-Jazira setelah absen sepanjang musim karena cedera. Dan, tidak ada lagi pembicaraan tentang kepindahan besar ke Eropa hingga saat ini. Seketika harapan bahwa dia akan menjadi pelopor dari negara-negara Asia Barat Arab untuk memecahkan klub terbesar di benua kini telah pupus.

(atmaja wijaya/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network