Libero.id - Timnas Australia memastikan satu tiket ke putaran final Piala Dunia 2022 yang akan dihelat di Qatar. Kepastian itu didapat usai menang melawan Peru di babak akhir playoff antar konfederasi.
Dengan begitu, tim berjuluk Socceroos sudah enam kali lolos dan berjuang di turnamen paling bergengsi antar negara tersebut.
Salah satu edisi Pial Dunia yang manis dan layak untuk dikenang oleh Australia adalah saat Brasil menjadi tuan rumah. Piala Dunia 2014. Meksipun tidak lolos ke fase knock-out, dalam 3 pertandingan mereka sukses merepotkan lawan-lawannya: Timnas Spanyol, lalu Timnas Belanda, dan Timnas Chile.
Diantara ketiga pertandingan itu, melawan The Oranje merupakan 90 menit yang paling seru. Berjalan ketat dan saling jual beli serangan. Australia tanpa disangka jadi lawan yang sulit bagi finalis Piala Dunia 2010.
Skor akhir 3-2 untuk kekalahan Australia Namun yang terkenang dalam laga yang berlangsung di Estadio Jose Pinheiro Bords itu adalah gol dari
Tim Cahill, kapten tim yang saat itu penggawa dari Everton. Sebuah gol indah yang hari ini tepat 8 tahun yang lalu. Cahill mencetak salah satu gol terbaik Piala Dunia 2014 ketika ia menghasilkan tendangan voli yang luar biasa untuk menyamakan kedudukan bagi Australia.
Arjen Robben mungkin bisa membuka skor pada menit ke-20, namun legenda Timnas Australia itu menghasilkan momen ajaib hanya semenit kemudian.
Ryan McGowan memberi umpan lambung bola yang memanjakan kepada Cahill yang berlari ke arah dalam kotak penalti, dan saat bola Kan jatuh, ia dengan cerdik melepaskan tendangan voli keras melewati Jasper Cillessen yang tak berdaya.
Australia mungkin kalah 3-2, tetapi pemain berusia 39 tahun itu membuat momen itu semakin lengkap ketika ia berlari ke samping gawang dan meninju bendera sepak pojok. Sebuah selebrasi yang juga ikonik.
Dan tendangan voli Cahill yang luar biasa itu bahkan mendapat pujian tertinggi dari Thierry Henry, yang tampil sebagai pundit untuk BBC selama liputan Piala Dunia.
"Dari segi keindahan, gol yang dicetak Tim Cahill ke gawang Belanda sejauh ini adalah yang terbaik," ujarnya.
Gol Cahill sangat mirip dengan gol pemenang FIFA Ballon d'Or tiga kali dunia, Marco van Basten, di final Euro 1988 melawan Uni Soviet.
Dan mantan pria Millwall itu dengan senang hati meniru aksi heroik melawan Belanda, dengan menyebutnya sebagai puncak kariernya.
“Ketika Anda melihat idola Anda seperti Marco van Basten dan bahkan Robin van Persie, mereka adalah jenis gol yang mereka cetak,” kata Cahill setelah pertandingan, seperti dilansir Adelaide Now.
“Anda bermimpi sebagai seorang anak untuk kesempatan ini.
“Di rumah di kebun saya, saya mencetak skor seperti itu setiap hari, tetapi inilah masalahnya.
“Ketika bola terbang di atas biasanya orang mengharapkan saya untuk melompat dan menyundulnya dari jarak 18 yard, tetapi bola itu mendarat dengan sangat indah di bahu pemain bertahan dan saya menyepaknya dan bola masuk.” Kenang Cahill.
Bisakah Timnas Australia mengulangi momen manis Tim Cahill lagi? Kita nantikan saja
Opini