Thomas Gravesen, Gelandang Petarung Kini Berharta Rp 1,7 Triliun dari Berjudi

"Masih ingat gaya kerasnya di lapangan. Begini kisahnya hingga menjadi God of Gambler di Las Vegas."

Biografi | 15 June 2020, 13:09
Thomas Gravesen, Gelandang Petarung Kini Berharta Rp 1,7 Triliun dari Berjudi

Libero.id - Masih ingat dengan Thomas Gravesen? Pemain yang sering ‘meledak-ledak’ ketika bermain ini sekarang memiliki perkejaan yang tidak biasa sebagai mantan pesepakbola. Pensiun dari lapangan hijau pada Januari 2009, Gravesen telah bermain untuk timnas Denmark sebanyak 66 kali dengan 3 ajang bergengsi dia ikuti, Piala Eropa 2000, Piala Dunia 2002 dan Piala  Eropa  2004.

Mari kita ikuti perjalanan karier gelandang yang keras ini.

Everton

Memulai karier profesionalnya dengan bermain untuk Vejle Boldklub di Denmark, Gravesen muda tampil sebagai gelandang yang menjanjikan. Dalam rentang waktu 2 tahun di sana, dirinya berhasil mencuri perhatian klub asal Jerman, Hamburg SV.

Tahun 1997 hingga 2000 ia habiskan bersama klub berjuluk The Red Shorts tersebut sebelum akhirnya dipinang oleh Everton di akhir tahun 2000.

Di klub berjuluk The Toffees itulah Gravesen mencapai peforma terbaiknya. Bersama Tim Cahill dan kawan-kawan, dirinya berhasil membawa Everton finish di urutan ke-4 Liga Premier dan berpeluang bermain di Liga Champions musim berikutnya.

Gravesen langsung menjadi idola para fans Everton berkat penampilan serta karakternya yang keras di lapangan membuat dirinya tak kalah menakutkan dibandingkan Roy Keane atau pun Patrick Vieira.

Namun di tahun yang sama, dirinya harus meninggalkan Goodison Park dan bergabung bersama raksasa Spanyol, Real Madrid dengan harga 2,5 juta Poundsterling bersamaan dengan dijualnya Wayne Rooney ke Manchester United.

Real Madrid

Didatangkan dengan harga yang terbilang kecil, jelas pemain dengan kepala plontos itu bukanlah pembelian jenis 'Galactico' khas Los Blancos. Didatangkannya Gravesen sendiri untuk mengisi lini geladang bertahan yang kosong atas permintaan Vanderlei Luxemburgo, selaku  pelatih saat itu.

Namun berbeda dengan Liga Premier yang keras dan tak kenal kompromi, justru di tanah Matador, bahkan untuk pendukung El Real sendiri, Gravesen tak begitu disukai karena gaya bermainnya, apalagi setelah Luxemburgo dipecat dan digantikan oleh Fabio Capello dirinya semakin tak nyaman.

Bulan Agustus 2006, terjadi peristiwa antara Gravesen dengan Robinho yang menimbulkan perselisihan antara pria Denmark itu dengan Capello. Saat sesi latihan, Gravesen melakukan tackle keras kepada Robinho dan hampir membuat rekan Brasilnya itu cedera serius.

Capello yang saat itu baru menjadi pelatih, langsung memberikan komentar untuk perbuatannya,

"Seperti dia (Gravesen), kita tidak akan memiliki masalah dengannya. Dia hanya sedikit istimewa. Saya tidak mengacaukannya, dia bekerja dengan baik secara taktik. Namun perilakunya seperti ini (tackle keras), saya tidak suka dan saya tidak suka ketika semuanya harus dilakukan seperti yang dia (Gravesen) inginkan,” ujar Capello.

Tidak lama setelah insiden itu, Gravesen memilih untuk pindah ke Celtic.

Celtic

Setelah satu musim bersama Madrid, Gravesen hengkang ke Skotlandia dan bergabung bersama Celtic. Di sana, Gravesen memulai musim dengan baik bahkan dirinya berhasil mencetak gol pertamanya dalam derby Old Firm menghadapi Rangers.

Namun dirinya perlahan tapi pasti mulai kehilangan tempat di klub berjuluk The Bhoys itu setelah gelandang muda asal Belanda, Evander Sno juga tampil apik, apalagi dirinya lebih memiliki stamina karena umur yang terpaut jauh.

Gravesen dan Celtic akhirnya berpisah pada Agustus 2008, dan ia dipinjamkan kembali ke Everton. Manajer Celtic kala itu, Gordon Strachan merasa kecewa dengan penampilan Gravesen yang semakin menurun.

Disambut dengan hangat oleh seluruh penggemar di Goodison Park, nyatanya Gravesen gagal membuat David Moyes percaya bahwa dirinya layak untuk dipulangkan secara permanen di Inggris.

Dia membuat 8 penampilan musim itu. Pada  musim 2009 /10 Gravesen kembali ke Celtic tetapi manajemen The Bhoys memilih untuk mengakhiri kontraknya. Setelah gagal menemukan klub baru, ia mengumumkan pengunduran dirinya dari lapangan hijau.

Kabar Gravesen sekarang serta perkerjaannya

Sudah hampir 11 tahun dirinya pensiun, Gravesen tampaknya sangat menikmati hidupnya sekarang dengan penghasilan yang ia raih. Menurut Marca, Gravesen mampu menghasilkan 100 juta Euro dalam beberapa bulan dengan profesi barunya.

Ya setelah pensiun, dirinya membanting stir sebagai seorang penjudi di Las Vegas. Berjudi sendiri bukanlah sesuatu yang baru untuk Gravesen. Pasalnya waktu masih menjadi pemain pun, dirinya sering ke klub malam untuk berjudi dan hal itu adalah satu diantara penyebab kenapa dirinya gagal di Madrid,

"Ini hanya hobi. Dia sudah melakukan aktivitas tersebut selama bertahun-tahun, sejak masih menjadi pemain. Hobi yang mendatangkan uang," ujar istri Gravesen, model asal Republik Czech, Kamila Persse, di salah satu media Denmark, BT.

Dengan penghasilan yang begitu banyak, Gravesen sekarang  tinggal di rumah yang nyaman di Las Vegas bersama istrinya, Kamila Persse.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network