Luka Modric
Libero.id - Sudah menjadi kebiasaan pemain sepakbola menunjukkan rasa simpati terhadap anak-anak korban musibah di banyak tempat, termasuk perang yang sedang berkecamuk di Ukraina. Contohnya, Luka Modric, yang melakukan video call dengan seorang bocah yang kehilangan kedua orang tuanya akibat konflik.
Perang bagi Luka Modric adalah hal yang memilukan. Bukan melaui cerita dari mulut ke mulut, melainkan sebagai saksi, korban, dan mengalami langsung.
Saat Perang Balkan pecah, Luka Modric masih berusia 6 tahun. Kampungnya di Kroasia diserbu milisi Serbia. Kakek dan enam warga lainnya meninggal dunia tepat di depan rumah keluarga Luka Modric. Gelandang Real Madrid itu melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri.
Tidak hanya itu, rumahnya dan tetangganya dibakar. Itu membuat keluarga Luka Modric harus mengungsi. Mereka hidup di tempat penampungan selama bertahun-tahun sampai perjanjian damai disepakati Serbia dan Kroasia.
"Perang tidak pernah membawa kebaikan bagi siapa pun. Saya menulis itu pada saat itu. Setelah itu, saya tidak memiliki kebencian terhadap siapa pun. Dan, hanya itu. Apa yang terjadi, terjadilah. Begitulah adanya. Hal tidak baik terjadi dalam perang. Saya tidak memiliki kebencian atau, saya tidak tahu. Itu bagian dari kehidupan yang saya lalui," Luka Modric dalam sebuah kesempatan, dilanisr The Guardian.
"Hal-hal ini dapat membuat anda lebih tangguh atau dapat menghancurkan anda. Saya memilih cara lain. Saya memilih untuk menjadi lebih tangguh, untuk menciptakan karakter saya," tambah pemenang Ballon d'Or 2018 itu.
Begitulah Luka Modric. Jadi, ketika melihat televisi tentang invasi militer Rusia ke Ukraina, Luka Modric sedih. Dia semakin sedih ketika diberitahu kisah seorang bocah 6 tahun pendukung Shakhtar Donetsk dari Mariupol yang kehilangan ayah dan ibunya.
Tanpa ragu, pemain timnas Kroasia itu melakukan video call dengan bocah bernama Ilya Kostushevych itu. Dibantu Direktur Olahraga Shakhtar Donetsk, Darijo Srna, Ilya Kostushevych memiliki kesempatan tatap muka dengan pemain idolanya, Luka Modric.
Bocah itu tampak mengobrol dengan salah satu gelandang terbaik dunia dalam suasana santai dan penuh keceriaan. Rekaman video obrolan itu kemudian diunggah di sosial media sangat terlihat menghibur banyak orang.
Kini, Ilya Kostushevych diadopsi warga Ukraina lainnya, Volodymyr dan Maria Bespaly. Keduanya telah menawarkan diri untuk merawat Ilya Kostushevych dan menjadikannya anak angkat. Luka Modric kemudian berjanji akan mengirimkan bola dan pernah-pernik miliknya kepada sang bocah malang itu.
6-year-old Illia Kostushevych from Mariupol, Ukraine lost his parents during Russian attacks on the city. Today he received a special call from his hero Luka Modric, thanks to Darijo Srna ❤️
(via @FCShakhtar) pic.twitter.com/6AJSwsOXpu
— ESPN FC (@ESPNFC) July 3, 2022
(atmaja wijaya/anda)
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini