Son Heung-min
Libero.id - Piala Dunia 2018 akan dicatat dalam buku sejarah ketika Korea Selatan asuhan Shin Tae-yong tampil kesetanan menyingkirkan Jerman binaan Joachim Loew dari Piala Dunia 2018. Empat tahun kemudian, Son Heung-min membuka alasan mengapa dirinya sangat termotivasi mengalahkan Der Panzer.
Son Heung-min saat ini sudah menjadi bintang di Tottenham Hotspur. Tapi, sukses itu tidak didapatkan dengan mudah. Dia harus meninggalkan kampung halamannya saat masih muda, pada 2008 untuk bergabung di Akademi Hamburg SV dalam sebuah proyek pertukaran pelajar antarnegara.
Lewat program itu, Hamburg justru terkesan dan mengontrak Son Heung-min. Kemudian, dia menghabiskan empat tahun di Hamburg sebelum akhirnya pindah ke Bayer Leverkusen.
Menurut Son Heung-min, kontrak dengan Hamburg ibarat dua sisi mata uang yang bertolak belakang. Di satu pihak, itu membuka gerbang karier gemilang Son Heung-min. Tapi, di bagian lain, pesepakbola berusia 29 tahun tersebut menderita berbagai aksi rasialisme.
"Saya pindah ke Jerman ketika saya masih muda, dan melewati begitu banyak momen yang sangat sulit dan tak terbayangkan. Saya menghadapi banyak rasialisme. Saat melalui masa yang sangat sulit," ujar Son Heung-min dalam sebuah acara di Seoul, akhir pekan lalu, dilansir Daily Mail.
"Saya tidak bisa melakukan apa-apa saat itu. Tapi, saya memiliki banyak pemikiran di benak saya. Saya (berpikir) harus membalas dendam suatu hari nanti," tambah Son Heung-min.
Tanpa disangka, momen untuk melampiaskan kekesalan kepada orang-orang Jerman yang rasialis menemukan kesempatan yang tepat pada Piala Dunia 2018. Ketika itu, The Taegeuk Warriors berada satu grup dengan Jerman.
“Tottenham Hotspur star Son Heung-min has revealed he faced racism as a teenage footballer in Germany and was happy to get ‘revenge’ when South Korea knocked Germany out of 2018 World Cup.”https://t.co/0TP8FFTzCy
— Juwon Park (@juwonreports) July 6, 2022
Dan, dalam pertandingan terakhir fase grup, secara mengejutkan Korea Selatan menang 2-0. Lebih hebat lagi, Sonny mencetak gol kemenangan untuk menyingkirkan Der Panzer dari turnamen.
"Ketika orang menangis, saya (biasanya) ingin menghibur mereka dan memeluk mereka. Tapi, ketika melihat orang (suporter) Jerman menangis, (saya merasa) saya bisa membalas dendam dengan melakukan sesuatu yang saya suka," ungkap Son Heung-min.
Son Heung-min menikmati dua tahun di Bayer Leverkusen sebelum Tottenham Hotspur datang untuk memboyongnya pada 2015. Tapi, dirinya juga menghadapi rasialisme di Inggris. Beberapa kali dirinya mendapatkan perlakuan kurang baik dari suporter lawan terkait latar belakangnya yang dari Korea Selatan.
Jadi, tentu saja layak ditunggu jika Korea Selatan memiliki kesempatan berjumpa Inggris di Piala Dunia 2022.
It's been four years since South Korea knocked Germany out of the World Cup.
Son Heung-min wasn't going to miss this ??
? @FIFAWorldCup pic.twitter.com/gPa6mrUMFA
— GOAL (@goal) June 27, 2022
(mochamad rahmatul haq/anda)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini