11 Pemain yang Banting Stir Jadi Politisi

"Ada yang melarikan diri sampai ke Amerika Serikat."

Analisis | 09 July 2022, 02:08
11 Pemain yang Banting Stir Jadi Politisi

Libero.id - 7. Kakha Kaladze

Pensiun pada 2012, Kaladze menjadi anggota parlemen pada Oktober tahun yang sama. Dia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri serta Menteri Energi di tanah airnya, Georgia.

Dia meninggalkan kantor pada 2017 untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Tblisi, memenangkan pemilihan pada November tahun itu.

8. George Weah

Orang-orang mungkin akan merasa heran ketika Weah terpilih sebagai presiden Liberia, tetapi karier politiknya telah berjalan selama bertahun-tahun.

Mantan striker PSG, AC Milan, dan Monaco mencalonkan diri sebagai presiden pada 2005. Dia diberitahu bahwa dirinya tidak cukup berpendidikan dan selanjutnya membawa dirinya ke Amerika untuk mendapatkan gelar akademik.

Pada 2014, setelah tawaran kepresidenan yang gagal, dia terpilih menjadi anggota senat. Pada upaya ketiganya, Weah akhirnya dilantik sebagai presiden pada Januari 2018.

9. Grzegorz Lato

Pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 1974, 11 tahun karier Lato sebagai manajer, berakhir ketika ia memilih mencalonkan diri untuk jabatan politik di Polandia.

Dia adalah anggota Aliansi Kiri Demokratik, bertindak sebagai senator selama empat tahun sebelum terpilih sebagai kepala FA Polandia, memecat manajer Leo Beenhaker langsung di TV setelah negara itu gagal lolos ke Piala Dunia 2010.

10. Titi Camara

Mantan pemain Liverpool dan West Ham, Camara, kembali ke negara asalnya Guinea setelah pension. Dia sempat mengelola tim nasional pada 2009 sebelum menjadi mantan olahragawan pertama yang memegang jabatan pemerintah di negara tersebut.

Dia diangkat menjadi menteri olahraga oleh presiden negara itu, Alpha Conde, meskipun Camara digantikan kurang dari dua tahun kemudian dalam perombakan kabinet.

11. Viktor Orban

Saat ini Orban masih dalam masa jabatan keduanya sebagai PM Hungaria. Dia pernah menjadi pemain profesional di klub kota kelahirannya, Felcsut, sebelum membantu mendirikan Akademi Sepak Bola Ferenc Puskas – salah satu yang paling modern di dunia – dan membantu Sepp Blatter dalam menciptakan Penghargaan Puskas.


(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network