Berkah atau Musibah? PSSI Didesak Pindah dari AFF ke EAFF

"Di ASEAN saja tak pernah juara, kok disuruh lawan Jepang, Korea, China.."

Analisis | 21 July 2022, 01:33
Berkah atau Musibah? PSSI Didesak Pindah dari AFF ke EAFF

Libero.id - Buntut kegagalan di Piala AFF U-19 2022 ternyata panjang. Beberapa pihak yang emosional dan tanpa berpikir jernih menyarankan PSSI meninggalkan Federasi Sepakbola ASEAN (AFF) untuk bergabung dengan Federasi Sepakbola Asia Timur (EAFF). Itu artinya Indonesia akan berduel dengan Jepang, Korea, China, dkk.

Berpindah konfederasi atau sub konfederasi di sepakbola adalah hal wajar. Sebut saja Kazakhztan yang hijrah dari AFC ke UEFA. Lalu, Australia dari Oceania (OFC) ke AFC. Bahkan, Australia U-16 dan tim junior wanitanya masuk ke AFF, sementara tim senior tidak.

Tapi, untuk pindah ke regional lain dibutuhkan pemikiran dan kajian yang sangat matang. Jangan karena alasan emosi sesaat, yang justru akan membuat masa depan sepakbola suram.

Dilema itulah yang sekarang sedang dihadapi PSSI. Butut dari pertandingan Vietnam U-19 dan Thailand U-19 di Piala AFF U-19 2022, muncul desakan kepada PSSI di media sosial untuk keluar dari AFF. Beberapa warganet berharap PSSI bergabung dengan EAFF.

Lalu, apa komentar PSSI? Ternyata, organisasi pimpinan Mochamad Iriawan tersebut benar-benar merespons keluhan suporter di dunia maya dengan serius. Iwan Bule menyebut PSSI telah membuka jalur komunikasi dengan EAFF, yang memiliki markas di Jepang.

"Pastinya akan kami diskusikan dengan matang ya. Terima kasih netizen untuk sarannya karena itu bukti kecintaan kepada tim nasional kita. Tapi harus kami diskusikan dengan matang, karena kami tidak memutuskan langsung. Kami harus menghitung untung-ruginya," kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, kepada wartawan.

"Kami sudah menyampaikan lewat Sekjen PSSI (Yunus Nusi) dan mereka (EAFF) senang kalau kita masuk, Tapi, kami mau menghitung dulu. Meski (laga) AFF bukan resmi dari FIFA, pemain kita akan sering bertanding kan?" tambah mantan Kapolda Metro Jaya itu.

Pertanyaannya, logiskah Indonesia pindah ke EAFF? Logis atau tidak logis akan tergantung pada prestasi tim nasional sejauh ini.

Pertama, tidak perlu melihat U-16, U-19, atau U-23 karena prestasi sebuah negara sesungguhnya dinilai dari timnas senior. Kompetisi di level junior hanya pembinaan yang terus berkembang dan belum tentu sukses di level senior. FIFA juga hanya mengakui kompetisi level senior. Itu mereka buktikan dengan peringkat yang disusun secara berkala setiap bulan.

Bayangkan, untuk Piala AFF saja Indonesia hanya mampu runner-up, bagaimana bisa berprestasi di Piala EAFF?

Kedua, harus dilihat level Indonesia di AFF maupun EAFF. Di ASEAN, level Indonesia tidak berbeda jauh dengan Thailand, Vietnam, atau Malaysia. Prestasi negara-negara ASEAN di level Asia atau dunia juga tidak terlalu istimewa. Perempat final Piala Asia atau sekedar mengejutkan di Kualifikasi Piala Dunia sudah jadi hal yang bagus.

Dengan kondisi seperti itu, apakah tidak menjadi masalah besar jika Indonesia bertanding melawan Korea Selatan dengan Son Heung-min dkk? Lalu, Jepang dengan Takumi Minamino dkk? Ada lagi China dengan Wu Lei dkk? Level mereka 2-3 tingkat di atas Indonesia. Mereka tim kelas dunia!

Jadi, ada baiknya komentar suporter di dunia maya tidak perlu dianggap serius. Sebab, Piala AFF U-19 2022 hanya laga pemanasan. Tujuan sebenarnya adalah Piala Dunia U-20 2023. Dan, Piala Dunia U-20 juga sasaran antara karena puncaknya prestasi timnas senior.

"Menurut saya, perlu waktu minimal 10 tahun (agar Indonesia bisa berada di level Asia)," ujar Shin Tae-yong dalam sebuah wawancara di kanal Youtube, Sport77 Official, baru-baru ini.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network