Libero.id - Usai Keisuke Honda dan Shinji Kagawa, Jepang kembali melahirkan salah satu talenta menjanjikan dengan hadirnya Takefusa Kubo yang siap memimpin Samurai Biru dalam beberapa tahun ke depan.
Pemain winger yang kini sedang menikmati masa peminjamannya di RCD Mallorca ini membuat gebrakan di usianya yang ke-18 pada Juni 2019 sebagai pemain termuda di ajang Copa America Brasil 2019 lalu.
Dimuat dalam laman the-afc.com, pemain yang pernah menimba ilmu di La Masia selama 4 tahun ini berbicara soal suka duka perjalanan karirnya menuju Eropa hingga dijuluki 'Messi dari Jepang'.
Raih MVP di FC Barcelona Soccer Camp saat masih 8 tahun
Lahir pada 4 Juni 2001 di kota Kawasaki, sebuah daerah industri yang erat dengan kemajuan teknologinya serta kegiatan olahraga seperti Baseball dan Volley, kubo muda mengawali karir sepakbolanya dengan bergabung bersama FC Persimmon pada l 2008. Satu tahun menempa diri di sana, Kubo mencoba peruntungannya dengan mengikuti FC Barcelona Soccer Camp, program yang langsung dibina oleh manajemen La Masia. Hasilnya, pada bulan Agustus 2009, Kubo mendapatkan penghargaan MVP atau pemain yang paling menjanjikan di camp tersebut yang kemudian membukakan pintu untuknya bermain di Eropa.
Di Barcelona, pemain yang sering dibandingkan dengan Lionel Messi ini memulai sepak bolanya dengan berbagai tahapan yang harus ia selesaikan. Mulai dari belajar memberikan umpan hingga membawanya ke Barca Alevi C.
Di musim 2012/13, Kubo keluar menjadi top scorer dengan raihan 74 gol dalam 30 penampilannya. Di musim ketiganya, ia menembus tim utama Barca Infantil, kala itu ia berusia 14 tahun. Namun, kenyataan bahwa akademi yang berjasa untuk Xavi dan kawan-kawan itu melakukan pelanggaran kebijakan transfer ketika merekrut Kubo, memaksa FIFA tak memperbolehkan Kubo berada di skuat apalagi bermain.
Kubo akhirnya memilih untuk pulang ke Jepang sebagai tempat menimba ilmu bersama FC Tokyo dan bergabung di tim U-23 Tokyo selama 2 tahun.
Perjuangannya di FC Tokyo hingga dikontrak oleh Los Blancos
Merasakan atmosfer bermain bersama tim muda FC Tokyo, Kubo yang memiliki pengalaman di Eropa tak langsung bisa menembus tim senior FC Tokyo. Terhitung, dirinya baru promosi ke tim utama pada bulan September 2016. Debut pertamanya terjadi kala klub tanpa julukan itu menghadapi AC Nagano Parceiro dan usia Kubo saat itu berusia 15 tahun 5 bulan 1 hari.
Untuk gol perdananya sendiri terjadi pada bulan April 2017, ketika FC Tokyo mengalahkan Cerezo Osaka dengan skor 1-0. Kubo muda baru mendapatkan kontrak profesional pertamanya pada November 2017.
"Saya tidak akan mengatakan semuanya berjalan baik, tetapi saya merasa sangat bangga bahwa, dengan usaha dan bantuan semua orang, saya sekarang berangkat ke dunia sebagai pemain sepak bola yang membawa Tokyo," ujar Kubo kala perpisahannya dengan penggemar FC Tokyo pada 2019 lalu.
Selama 3 musim membela tim yang bermarkas di Ajinomoto Stadium itu, Kubo berhasil mencetak 12 gol serta 7 assist sebelum akhirnya dipinang oleh klub raksasa Eropa, Real Madrid selama 5 tahun. Di sela-sela musimnya, bersama FC Tokyo, Kubo sempat dipinjamkan ke Yokohama F Marinos selama satu musim.
"Aku bukan Takefusa Kubo dari FC Tokyo lagi, tapi aku akan menjadi pemain yang telah bersama FC Tokyo, bangga dengan FC Tokyo. Akan ada masa-masa sulit, tetapi setiap kali saya menghadapi itu saya akan mengingat video ini dan menghibur diri saya sendiri," kenang pemain 19 tahun tersebut.
Terbang ke Madrid, Kubo ditempatkan sebagai pemain cadangan di Real Madrid Castilla. Namun tidak butuh waktu lama untuknya beradaptasi dengan sepak bola Matador, karena pengalamannya bersama La Masia selama 4 tahun membantunya cepat berkembang disana yang kemudian membuat dirinya mendapat panggilan dari Hajime Moriyasu untuk memperkuat Samurai Biru di ajang Copa America 2019 di Brasil.
Hajime sendiri memang dikenal sebagai pelatih yang lebih suka memainkan pemain muda, dan Kubo adalah satu-satunya pemain dengan usai 18 tahun yang ia bawa.
Mendapatkan pujian dari Philippe Troussier dan pernah bermain di depan 60 ribu penonton Senayan
Penampilan Kubo saat melawan Cile adalah debut pertamanya bersama tim senior Jepang. Aksinya yang memaksa Arturo Vidal bermain keras mendapatkan perhatian khusus dari pelatih asal Prancis yang pernah melatih Jepang, Philippe Troussier,
"Saya sangat terkesan," ujar Troussier.
"Dia cepat dengan bola dan cepat tanpa bola. Dia memiliki kelincahan yang baik dengan bola dan kontrol dan passing yang baik ”
“Saya tahu semua orang membandingkannya dengan Messi dan saya pikir pada usia yang sama Messi memiliki kelincahan yang sama. Dia bermain reguler tahun ini dengan FC Tokyo dan itu pertanda untuk menunjukkan dia memiliki bakat yang sangat bagus, terutama mengenai usianya yang masih muda."
“Dia memiliki teknik dan kecepatan yang baik dan dia memiliki semua bahan untuk menjadi pemain seperti Messi. Dan jika dia menjadi pemain seperti Messi itu akan luar biasa,” puji pelatih yang pernah memoles Shinji Ono menjadi salah satu penyerang terbaik di Asia.
Kendati mendapatkan pujian sebagai ‘Messi dari Jepang’, nyatanya Kubo sangat keberatan dengan pujian tersebut dan meminta orang-orang yang ada di dekatnya untuk tak membandingkan dirinya dengan bintang Argentina tersebut.
Tetapi sebelum mencuri perhatian pria Prancis pada ajang Copa America pada 2019 lalu, Kubo sendiri telah mencuri perhatian dunia dengan bermain bersama timnas U-19 Jepang dalam ajang Piala Asia yang digelar di Indonesia pada 2018. Mungkin salah satu laga yang tak bisa dilupakan adalah laga Jepang melawan Indonesia di Gelora Bung Karno.
Jepang yang dilatih oleh Masanaga Kageyama harus bertemu dengan Indonesia pada babak 8 besar Piala Asia U-19. Dalam laga itu, Jepang menurunkan Kubo bersamaan dengan dua pemain lainya yakni Yuki Kobayashi dan Kanya Fujimoto sebagai pelengkap trio penyerang mereka.
Bermain di depan 60.154 orang di Stadion Gelora Bung Karno, Jepang dengan skuat terbaiknya berhasil menundukkan tim Garuda Muda berkat dua gol yang diciptakan oleh Shunki Higashi dan Taisei Miyashiro. Takefusa Kubo sendiri tampil cukup impresif melewati beberapa gelandang dan pemain belakang Indonesia selama Laga.
Kembali pada masa sekarang, sejauh ini pemain berusia 19 tahun itu sudah bermain 28 kali untuk RDC Mallorca, mencetak 3 gol serta 3 asisst. Bersama pemain Asia lainya, Ki Sung-Yeung, Kubo dan kawan-kawan sedang berjuang untuk menghindari zona degradasi, dimana dalam 6 pertandingan tersisa akan menentukan nasib klub yang bermarkas di Iberostar Estadi itu layak atau tidak bertahan di La Liga.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini