Oleksandr Zinchenko
Libero.id - Perpindahan Oleksandr Zinchenko senilai 32 juta pounds/ Rp 575 miliar ke Arsenal mengakhiri waktunya penuh trofi yang luar biasa di Manchester City. Dan, kisahnya sangat menggugah.
Lahir di Radomyshl, Zinchenko menghabiskan enam tahun di akademi Shakhtar Donetsk, klub terbesar Ukraina.
Zinchenko menjadi kapten tim U-19 Shakhtar dan semuanya berjalan dengan baik. Namun, karena perang di wilayah tersebut, dia dan keluarganya terpaksa meninggalkan negara itu pada 2014.
Itu berarti Zinchenko tidak memiliki klub selama lima bulan. Setelah perselisihan kontrak dan periode di mana dia berlatih sendiri di jalanan Moskow, dia akhirnya menandatangani kontrak dengan klub Rusia, FC Ufa, dan memulai karier profesionalnya di sana.
Zinchenko bermain 33 kali untuk Ufa sebelum Manchester City membelinya seharga 1,7 juta pounds / Rp 30 miliar pada 2016, hanya sehari setelah Pep Guardiola diresmikan sebagai pelatih.
Dipinjamkan ke PSV Eindhoven di Belanda selama satu musim, dia tampak ditakdirkan untuk menjadi pemain yang akan dijual Manchester City dengan sedikit keuntungan tanpa dia pernah memainkan permainan kompetitif.
Namun, dengan mentalitas dan etos kerja yang tak tertandingi, dia akhirnya membuktikan diri dan berhasil masuk ke dalam skuad Guardiola sebagai bek kiri cadangan.
Tapi, lama-kelamaan, dia mendapat tempat. Zinchenko membuat 128 penampilan dan memenangkan sepuluh trofi - termasuk empat gelar Liga Premier.
Di musim terakhirnya, dia harus menghadapi perang yang terjadi di negaranya menyusul invasi Rusia pimpinan Presiden Vladimir Putin.
Zinchenko sangat vokal tentang konflik dan berupaya sebisa mungkin membantu orang-orang kembali ke rumah. Dan, semangatnya itu menular di atas lapangan hijau.
Dia menunjukkan kekuatan luar biasa dan tampil sebagai cameo 45 menit, yang mengubah permainan pada hari terakhir musim saat Manchester City bangkit dari ketinggalan 2-0 melawan Aston Villa untuk mempertahankan gelar di Etihad.
Setelah itu, dia merayakan kemenangan gelar klubnya dengan mengalungkan trofi Liga Premier di bendera Ukraina sambil menangis di saat yang mengharukan.
Pemain berusia 25 tahun itu menjadi favorit penggemar sejati di Man City dan pergi dengan semua harapan terbaik di babak barunya di Arsenal, di mana dia bertemu kembali dengan Mikel Arteta dan mantan rekan setimnya, Gabriel Jesus.
Zinchenko starts! ?
? In the red corner tonight... pic.twitter.com/g1sO9wNZ5D
— Arsenal (@Arsenal) July 23, 2022
“Menandatangani kontrak dengan Manchester City mengubah hidup saya, dan saya akan selalu bersyukur atas kesempatan yang mereka berikan kepada saya,” kata Zinchenko kepada situs resmi Manchester City.
"Ini adalah klub yang spesial dan ini merupakan periode yang spesial. Memenangi 10 trofi adalah hal yang luar biasa dan saya sangat bangga dengan semua yang telah kami capai bersama."
Dalam sebuah wawancara dengan The Telegraph, Zinchenko ditanya apa yang diperlukan untuk menjadi pesepakbol, dia memberikan jawaban yang sempurna ketika dia menjawab. "1% bakat, 99% kerja keras," katanya yakin.
(mochamad rahmatul haq/yul)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini