Igor Biscan
Libero.id - Bagi para fans Liverpool, nama Igor Biscan mungkin masih didengar hingga saat ini. Mantan pemain The Reds yang satu ini memang tidak cukup populer di masanya dan tenggelam di antara pemain bintang Liverpool saat itu, seperti Djibril Cisse, Milan Baros, Florent Sinama Pongolle, hingga Neil Mellor.
Namun, jangan lupakan bahwa Igor Biscan pernah menjadi pahlawan The Reds di Liga Champions 2005 silam.
Pemain yang didatangkan pelatih Liverpool, Gerard Houllier, dari Dinamo Zagreb pada Desember 2000 itu langsung disebut sebagai Zinedine Zidane dari Kroasia. Untuk mendapatkan tanda tangannya, The Reds harus membayar 5,5 juta pounds (Rp 99 miliar) serta memenangkan perebutan sang gelandang itu dengan Barcelona, Juventus, dan AC Milan.
Namun, harapan tak sesuai dengan kenyataan. Biscan melakukan debutnya sebagai pemain pengganti dalam kekalahan 1-0 di Ipswich. Tetapi, pada pertandingan berikutnya, dia bermain selama 90 menit penuh dalam kemenangan 1-0 atas Manchester United yang kala itu bertatus pemuncak klasemen.
Performanya kembali menjanjikan saat dia membela Liverpool untuk menekuk Arsenal di Anfield. The Reds berhasil mengalahkan peringkat 2 klasemen saat itu dengan skor telak 4-0.
Today is also Igor Biscan's birthday - the 2005 Champions League winner is celebrating his 37th #LFC pic.twitter.com/1bPkJG2l1q
— Liverpool FC (@LFC) May 4, 2015
Kendati demikian, patut disayangkan Biscan tak pernah menjadi pilihan utama Gerard Houllier lantaran kalah bersaing dengan Steven Gerrard, Didi Hamann, dan Gary McAllister. Bahkan, Biscan hanya bermain empat menit dari enam pertandingan terakhir Liga Inggris, dan tidak masuk skuad untuk semifinal atau final Piala FA.
Sementara dalam dua musim berikutnya, Biscan hanya menjadi starter Liverpool sebanyak tujuh kali di Liga Inggris. Dia lebih sering masuk lapangan sebagai pemain pengganti di beberapa menit terakhir.
Sementara pada musim 2003/2004, Biscan mulai membuat terobosan dengan 39 kali tampil untuk Liverpool di semua kompetisi, tetapi kebanyakan sebagai pemain belakang dengan Bruno Cheyrou dan Salif Diao menjadi starter di lini tengah.
Sementara pada Maret 2004, Biscan dikeluarkan dari lapangan setelah bermain 36 menit saat Liverpool menelan kekalahan dari Marseille di Piala Europa.
“Kami akan memenangkan Piala UEFA tahun itu, tetapi untuk hal itu,” tulis Gerrard dalam otobiografinya.
Biscan bahkan tidak masuk dalam skuad Liverpool untuk enam pertandingan terakhir Liga Inggris di musim tersebut. Kariernya tentu menjadi pertanyaan. Markus Babbel, Danny Murphy, dan Michael Owen dilego pada musim berikutnya.
Akan tetapi, Biscan tetap berjuang ketika Rafael Benitez datang menjadi pelatih di Anfield dan Biscan mulai dimainkan pada posisi pilihannya.
Meski Biscan hanya tampil delapan kali di Liga Inggris pada musim 2004/2005. Tetapi, dia adalah pilihan reguler dan pemain luar biasa di Liga Champions.
Biscan keluar sebagai pemain terbaik dan mencetak satu-satunya gol ketika melawan Deportivo, November 2004. Kemenangan tipis itu membawa Liverpool melaju ke fase knock-out. Itu berkat gol semata wayang dari Biscan.
“Di mana gelandang Kroasia pernah digambarkan sebagai sosok yang menyenangkan, ekspresi mengantuknya sesuai dengan penampilannya yang agak membosankan dan sesekali di tim utama, Biscan adalah pemain yang terlahir kembali,” pungkas Banitez dilansir The Guardian.
Tak berselang lama, Biscan kemudian menjadi idola baru bagi para fans The Reds dan nama Biscan nyaring diteriakkan dari tribune stadion. Dari babak 16 besar melawan Bayer Leverkusen hingga semifinal melawan Chelsea, Biscan bermain secara reguler. Gerrard, Xabi Alonso, dan Hamann gonta-ganti masuk skuad, tetapi Biscan tetap mendapatkan kepercayaan penuh.
“Biscan memanfaatkan kesempatan langka untuk mengambil peran playmaking yang biasanya dipegang oleh Steven Gerrard atau Xabi Alonso. Kreativitas dan ketenangannya dilengkapi dengan tekel yang ulet, membantu Liverpool membangun keunggulan instan,” kata Banitez dilansir The Independent.
Meskipun ditugaskan sebagai gelandang bertahan, dia kerap memecah serangan dan secara efektif mengatur bola dari lini tengah. Umpan-umpan terobosan tidak jarang diciptakannya. Hingga akhirnya, Biscan mencetak assist di laga tandang melawan Leverkusen untuk gol Luis Garcia.
Tak sampai di situ, dia juga memainkan peran besar saat The Reds melawan Juventus, dan khususnya ketika berhadapan dengan Chelsea di semifinal Liga Champions. Dalam laga yang sempat diwarnai dengan insiden bentrok itu, Biscan memulai sebagai salah satu dari dua gelandang bertahan. Kendati demikian, dia tidak dimainkan saat Liverpool menghadapi AC Milan di final.
The Reds akhirnya memenangkan Liga Champions 2005 dalam malam yang disebut "Miracle of Istanbul". Meski Biscan tidak ikut bermain dalam laga pemungkas itu, namun jasanya dalam perjalanan Liverpool sejak babak 16 hingga final Liga Champions 2005 sangatlah penting.
Benitez kemudian menjual Biscan setelah musim 2004/2005 berakhir. Tapi, jasa besarnya kepada Liverpool tak pantas untuk dilupakan begitu saja. Sebab, tanpa gelandang asal Kroasia itu, belum tentu Liverpool bisa mengangkat trofi Liga Champions musim 2005.
(atmaja wijaya/yul)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini