Libero.id - Pada 2009, Lionel Messi menjalani salah satu tahun karier hebat. Dia menghasilkan banyak gol, assist, dan piala. Pergerakan La Pulga di lapangan luar biasa. Salah satu contohnya ketika membela Barcelona menghadapi Bayern Muenchen di Liga Champions.
Lionel Messi adalah satu-satunya pemain sepakbola di dunia yang telah meraih tujuh Ballon d'Or. Tak bisa dipungkiri, prestasi itu membuat banyak orang menempatkan La Pulga di posisi paling tinggi dalam piramida sepakbola.
Pemain Argentina itu memiliki karier cemerlang selama bermain di Barcelona. Dia telah membuat banyak sejarah dengan memecahkan hampir setiap rekor yang ada. Dengan jersey Barcelona, Lionel Messi membangun dinasti. Dia membawa klub Katalunya itu merajai Eropa dan dunia.
Selama di Camp Nou, Lionel Messi mencetak 670 gol yang menakjubkan dalam 776 pertandingan. Dia juga mengantongi 302 assist untuk El Barca. Tapi, setelah pindah ke Paris Saint-Germain (PSG), Lionel Messi sempat mengalami masalah di lapangan dengan jumlah gol maupun assist.
Kini, di musim kedua bersama Les Parisiens, Lionel Messi diharapkan kembali ke penampilan terbaiknya di masa lalu. Salah satu yang layak dicontoh hadir pada 2009.
Baru-baru ini, sebuah rekaman video pendek viral di media sosial yang menunjukkan kehebatan Lionel Messi saat membantu Barcelona menghadapi Bayern Muenchen. Itu terjadi pada 2009 di Camp Nou. Saat itu, La Pulga membuat barisan belakang FC Hollywood kocar-kacir.
Lionel Messi membuka skor. Dia menggiring bola ke gawang sebelum dieksekusi dengan jenius. Kemudian, La Pulga berada di tengah-tengah aksi lagi saat dengan indah membantu Samuel Eto'o untuk menggandakan keunggulan. Lalu, dia mencetak gol lagi di menit 38.
Dari rekaman itu terlihat aksi Lionel Messi yang sangat sulit dipercaya. La Pulga benar-benar tampil cemerlang, dengan membuat semua orang yang menonton terpukau. Para pemain belakang Bayern Muenchen yang malang itu seperti hanya mengejar bayangan Lonel Messi.
Dan, performa seperti itulah yang diharapkan PSG dari Lionel Messi di Liga Champions 2022/2023. Jika dia bisa meniru bentuk permainan seperti 2009, yakinlah Liga Champions akan memiliki pemenang baru.
(atmaja wijaya/anda)
Opini