Kisah Kanoute Wujudkan Masjid Pertama di Sevilla Setelah 700 Tahun

"Dulu Sevilla adalah pusat peradaban Islam. Sekarang, tempat ibadah di sana kebanyakan kecil dan di bawah tanah."

Feature | 03 July 2020, 15:51
Kisah Kanoute Wujudkan Masjid Pertama di Sevilla Setelah 700 Tahun

Libero.id - Menyebut nama Frederic Oumar Kanoute, orang akan teringat keganasannya di depan gawang lawan. Dia tidak hanya produktif selama membela timnas Mali tetapi juga di level klub di berbagai liga.

Di luar sepakbola, dia terkenal dengan kerja amal untuk membantu perkembangan Islam di Spanyol dan juga membantu golongan yang bernasib kurang beruntung.

Kanoute, kini berusia 42 tahun pernah beraksi di Liga Premier Inggris selama tujuh musim bersama West Ham United musim 1999/00 hingga 2002/03 dan kemudian hengkang ke Tottenham Hotspur.

Libero.id

Frederic Oumar Kanoute

Memasuki musim 2005/06, Kanoute membuat keputusan pindah ke Spanyol bersama Sevilla. Selama tujuh musim di Sevilla, Kanoute berjaya mencetak 136 gol dalam semua pertandingan serta meraih enam gelar termasuk menjuarai Liga Eropa dua musim berturut-turut bersama Los Nervionenses.

Kanoute gantung sepatu musim 2012/13 dengan terakhir memperkuat  Beijing Guoan.

MASJID DI SEVILLA

Fred Oumar Kanoute diketahui telah mengumpulkan USD 1 juta (Rp 14,5 miliar) dalam kampanye crowdfunding online untuk membangun masjid dan pusat budaya di Sevilla, Spanyol. Ini adalah masjid pertama di Sevilla sejak berada dalam penguasaan Muslim 700 tahun lalu.

Muslim menaklukkan Sevilla sekitar 712 M. Sejak itu, Sevilla menjadi kota terbesar kedua dengan peradaban Islam setelah Cordoba.

Kota itu telah berada di bawah kekuasaan Islam selama lebih kurang 500 tahun. Sejumlah penguasa Muslim silih berganti menguasai Sevilla dari abad ke-8 M hingga 13 M. Para penguasa Muslim tersebut berasal dari Dinasti Umayyah, Dinasti Murabitun, dan Dinasti Muwahiddun.

Kanoute, seorang Muslim kelahiran Prancis dengan latar belakang Mali yang sebelumnya bermain untuk Sevilla, memulai kampanye setahun yang lalu di LaunchGood, sebuah platform crowdfunding yang berfokus pada komunitas Muslim global.

"Terima kasih dan semoga Allah membalas bagi Anda untuk semua yang berpartisipasi dalam kampanye ini,” cuit Kanoute pada Mei 2020 lalu.

Olga Torres, anggota departemen Studi Arab dan Islam di Universitas Sevilla, mengkonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa tidak ada masjid yang dibangun khusus di kota itu dalam "hampir 800 tahun".

Masjid Kanoute 4 Sevilla akan mengumpulkan dana tambahan yang dihimpun pada 27 Mei. Perkiraan biaya proyek mendekati 12 juta euro (Rp 195 miliar). Tahun lalu, Kanoute bekerja sama dengan Yayasan Masjid Sevilla (SMF).

"Ketika saya tiba di sana [Sevilla], sangat sulit untuk menemukan masjid. Saya harus bertanya kepada orang-orang," Kanoute, yang masuk Islam pada usia 20, mengatakan kepada Al Jazeera.

Komunitas Muslim Sevilla antara lain termasuk mualaf Spanyol, Muslim Spanyol generasi kedua, dan orang-orang dari Aljazair, Maroko, Senegal dan Mali.

Spanyol memiliki sekitar dua juta Muslim, dengan sekitar 30.000 tinggal di Sevilla.

Pada tahun 2007, Kanoute membeli sebuah musalla, atau ruang sholat, di Sevilla yang hampir ditutup setelah kontrak tempat tersebut berakhir. Kanoute sebelumnya menggambarkan ruang itu sebagai "masjid sementara".

Proyek USD 1 juta ini akan mewujudkan masjid yang lebih besar dan lebih permanen.

"Dia adalah sosok yang sangat dihormati di Sevilla tidak hanya untuk sepak bola tetapi bagaimana dia sebagai pribadi," Ibrahim Hernandez, direktur SMF, mengatakan kepada Al Jazeera.

"Ketika Anda memiliki seseorang seperti Oumar (Kanoute) di samping Anda, orang ingin mendengar cerita Anda, mereka ingin tahu tentang Anda, apa yang Anda lakukan," tambahnya.

Selain menggelar sholat, masjid dan pusat kebudayaan mengadakan lokakarya untuk masyarakat setempat tentang hal-hal seperti persalinan, seni Andalusia, dan memasak.

Klinik kesehatan juga menyediakan perawatan primer untuk penduduk setempat, bersama dengan kelas bahasa Arab dan Al-Quran untuk anak-anak.

"Sebuah masjid untuk remaja, anak-anak dan Muslim generasi pertama, kedua dan ketiga sangat penting untuk identitas mereka, dan memahami [agama] mereka," Abdiya Meddings, seorang pengusaha Inggris dan penduduk Sevilla, mengatakan kepada Al Jazeera.

Ruang sholat yang ada di Sevilla biasanya kecil, katanya, khususnya di ruang bawah tanah.

"Sementara sebagian besar wanita tidak pergi ke [sholat Jumat], ruang wanita di musalla masih penuh," kata Meddings, mantan guru Quran.

Dia biasa mengajar anak-anak berusia antara lima sampai 13 tahun, tetapi ruang itu sering terlalu kecil.

Dia mengatakan meskipun menjadi daya tarik wisata utama bagi umat Islam, sebagian karena sejarah Islam sejak abad ke-8, sulit untuk menemukan tempat ibadah bagi Muslim di Sevilla.

"Di sini, di Sevilla, tempat ibadah untuk Muslim yang saya tahu hampir seperti tersembunyi," katanya. "Pengunjung datang ke Sevilla dan mereka tidak dapat menemukannya.

"Adalah penting mereka [wisatawan] bertemu dengan umat Islam di kota ini, dan memiliki ruang untuk ibadah."

Di tengah meningkatnya Islamofobia di seluruh Eropa, penyelenggara proyek masjid Sevilla berharap untuk mengatasi prasangka.

BANTU ANAK DI MALI

Walaupun lahir di Prancis, Kanoute tidak pernah melupakan asal-usulnya dengan membantu anak-anak yatim di negara kelahiran leluhurnya, Mali.

Ini dibuktikan dengan Sakina Children’s Village atas inisiatif Kanoute di mana perkampungan tersebut mengumpulkan anak-anak yang serba kekurangan.

Kanoute tidak hanya menyediakan tempat tetapi membantu semua kebutuhan serta pendidikan kepada mereka. Sakina dilengkapi dengan penginapan dengan kehadiran ibu angkat, TK, sekolah dasar dan menengah, program latihan praktek dan pusat kesehatan.

Terdapat juga beberapa program seperti pertanian, peternakan dan perdagangan dalam membantu penduduk. Lebih menarik, sekolah dan pusat kesehatan boleh diakses oleh masyarakat setempat.

Apa yang dilakukan Kanoute menuai pujian. Dia tidak hanya gemerlap di lapangan hijau, tetapi hatinya yang mulia bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network