Toto Wolff
Libero.id - Siapa sangka kemunduran Manchester United dalam beberapa tahun belakangan ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang agar tidak terjatuh pada lubang yang sama. Contohnya, tim Formula 1, Mercedes.
CEO Mercedes F1, Toto Wolff, mengungkapkan dirinya telah mempelajari kemerosotan Man United baru-baru ini. Hal itu dilakukan untuk mempelajari mengapa beberapa "tim hebat" tidak mampu mempertahankan kesuksesan mereka dalam waktu yang lama.
Menurut Toto Wolff, apa yang menimpa Setan Merah mengejutkan. Pasalnya, hingga satu dekade terakhir, Man United telah mendominasi era Liga Premier dengan mengamankan 13 trofi.
Sayang, sejak Sir Alex Ferguson pergi, Man United telah gagal menambah jumlah 13 piala Liga Premier. Bahkan, musim ini, Setan Merah mengawalinya dengan memalukan lantaran menelan dua kekalahan dari Brighton and Hove Albion dan Brentford.
"Saya mempelajari mengapa tim-tim hebat tidak bisa mengulang gelar hebat," kata Toto Wolff kepada Financial Times, merujuk pada rekor Man United di bawah Sir Alex Ferguson.
"Tidak ada tim olahraga dalam olahraga apa pun yang pernah memenangkan delapan gelar Kejuaraan Dunia berturut-turut dan ada banyak alasan untuk itu, dan yang menjadi intinya adalah manusia. Manusia menjadi puas. Anda tidak bersemangat seperti sebelumnya. Anda mungkin tidak ambisius," tambah Toto Wolff.
"Saya sering mendapat pertanyaan: 'Seberapa sulit itu?' Saya mengalami begitu banyak periode, begitu banyak episode dalam hidup saya yang saya anggap sulit, bahwa ini tidak pada skala yang sama," lanjut Toto Wolff.
Sama seperti Man United, Mercedes juga dikenal sebagai tim besar di lomba balap mobil jet darat. Dulu, mereka hanya bersaing dengan Ferrari. Tapi, sekarang kondisinya berubah. Keberadaan Red Bull dan beberapa tim lain membuat kemapanan Mercedes dan Ferrari terusik.
"Saya tidak berpikir itu menantang karena saya mengalami masa-masa yang jauh lebih sulit sepanjang hidup saya, tidak terutama di Formula 1. Tapi, ini sebenarnya dalam zona nyaman saya," ujar Toto Wolff.
Jadi, Toto Wolff berkesimpulan jangan sampai Mercedes mengalami nasib seperti Man United. "Terkadang saya merasa seperti pelatih sepakbola. Ada titik di mana tidak ada lagi yang dapat anda lakukan dan anda harus menyerahkannya kepada para pemain di lapangan untuk menyelesaikan pekerjaan," ungkap Toto Wolff .
Man United telah finish kedua di Liga Premier dua kali sejak terakhir kali memenangkan gelar pada 2012/2013. Tapi, pada 2017/2018, mereka finish 19 poin di belakang rival Manchester City. Kemudian, Ole Gunnar Solskjaer membawa Man United ke posisi kedua pada musim 2020/2021.
Musim ini? Tampaknya Man United harus berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan kembali keberuntungannya.
Manchester United is now being used as a benchmark for failure ?.
Mercedes team boss Toto Wolff doesn't want his side to suffer like United's fall from glory after Alex Ferguson's departure.https://t.co/V7h7FmVcGu
— Sports Brief (@sportsbriefcom) August 17, 2022
(mochamad rahmatul haq/anda)
17-12-2023 | ||
Liverpool | 0 - 0 | Manchester United |
09-12-2023 | ||
Manchester United | 0 - 3 | A Bournemouth |
07-12-2023 | ||
Manchester United | 2 - 1 | Chelsea |
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini