Libero.id - #5. Fabinho Tavares
Penggemar Liverpool akan berharap Fabinho dapat menghentikan penurunan performa tim dan menjadi monster seperti dulu untuk The Reds.
Sejak bergabung dengan klub Merseyside dari Monaco pada 2018, pemain Brasil itu telah menjadi permata utama di lini tengah Klopp.
Dia menjadi jangkar dan mendikte permainan. Secara keseluruhan, dia adalah pemain kelas dunia yang hanya perlu menemukan konsistensi jika dia ingin melampaui seseorang seperti Rodri.
#4. Rodri
Pemain Spanyol itu tergelincir di bawah radar di skuad Manchester City yang dipenuhi bintang-bintang mencolok, tetapi itu tidak berarti dia kurang penting untuk skuad Pep Guardiola.
Bahkan, dia mungkin menjadi aset terpenting mereka selain Kevin de Bruyne. Dia melakukan hal-hal sederhana dengan sempurna dan sangat jarang melakukan kesalahan.
#3. Joshua Kimmich
Kimmich menjadi roda penggerak yang membuat Bayern Muenchen terus berdetak setiap saat. Permainannya mirip seperti Phillip Lahm di era modern.
Selain sebagai gelandang bertahan yang luar biasa, dia juga menjadi bek kanan kelas dunia yang kreatif. Sebenarnya dia mungkin bisa bermain di mana saja dan bakatnya selalu terlihat begitu bagus.
#2. Marco Verratti
Orang Italia kecil ini telah menghabiskan lebih dari satu dekade memimpin Paris Saint-Germain, serta Liga Champions dalam banyak kesempatan.
Kami merasa dia perlu mengambil langkah berikutnya dalam karirnya, apakah itu pindah ke Liga Premier atau raksasa Eropa lainnya untuk lebih cepat daripada nanti mengingat dia sekarang berusia 29 tahun.
Dia adalah pemain kelas dunia yang sama sekali tidak perlu diragukan lagi. Dia harus keluar dari bayang-bayang Lionel Messi, Kylian Mbappe, dan Neymar agar para penggemar dapat melihatnya dalam segala kejayaannya.
#1 Casemiro
Kami telah memilih pemain potensial Man United di nomor satu. Keberhasilan yang dicapai Casemiro di lapangan tidak ada bandingannya di daftar ini, mengangkat banyak trofi yang dia dapat bersama Los Blancos.
Dia juga membuat Fabinho keluar dari tim Brasil secara reguler, di mana itu bukanlah hal yang mudah.
Semua hal dipertimbangkan, Anda harus membayangkan bahwa Ten Hag hampir tidak bisa mempercayai keberuntungannya pada prospek kesepakatan yang akan terjadi.
Opini