Libero.id - Gaji pesepakbola yang fantastis kerap digunakan untuk kesenangan dan kemewahan, tapi nyatanya hal tersebut tak dilakukan oleh si kembar Granit Xhaka dan Taulant Xhaka.
Granit dan Taulant merupakan saudara kembar yang saat ini sama-sama berkarir di dunia sepakbola, namun berbeda klub bahkan berbeda negara.
Mereka dilahirkan oleh sang ibu, Elmaze Xhaka yang lahir di Serbia tetapi memiliki darah Albania, sedangkan ayahnya bernama Ragip Xhaka. Orang tua Xhaka baru hijrah ke Swiss pada akhir 80-an setelah di negara asalnya sedang bergejolak perang saudara.
Taulant dan Granit tumbuh di sebuah daerah bernama Kleinbasel dimana pada tahun 2000, keduanya didaftarkan oleh orang tuanya ke FC Concordia Basel.
Tumbuh dan berkembang bersama, ternyata karir Granit lebih cemerlang daripada sang kakak dimana pemain kelahiran 1992 tersebut hingga saat ini masih menjadi andalan tim papan atas Liga Inggris, Arsenal.
Taulant sendiri tidak memiliki karir segemilang adiknya, ia saat ini hanya membela tim sekelas FC Basel yang berkiprah di Liga Swiss, bahkan pemain kelahiran tahun 1991 itu pernah dipinjamkan ke klub semenjana, Grasshoppers.
Taulant dan Granit mengawali karir profesionalnya bersama FC Basel, namun Granit lebih dipercaya ketimbang Taulant dan mendapatkan debutnya di usia 17 tahun kala Basel bersua klub Hungaria, Debrecceni dalam laga kualifikasi Liga Champions.
Dua bulan berselang, Taulant baru merasakan debutnya bersama FC Basel saat menghadapi FC Mendrisio-Stabio di ajang Piala Swiss.
Tampil gemilang bersama Basel, akhirnya Granit melanjutkan karirnya ke Liga Jerman dengan bermain bersama Borussia Monchengladbach dan kini menjadi andalan Arsenal.
Sedangkan Taulant sejak berakhirnya masa peminjaman di Grasshoppers, hingga kini selalu menjadi andalan di lini tengah Basel dan beberapa membawa klub ibu kota Swiss tersebut menjadi juara di ajang domestik.
Baik Granit maupun Taulant, mereka adalah keturunan Albania namun lahir dan tumbuh di Swiss, sehingga keduanya bisa memilih diantara kedua negara tersebut.
Granit Xhaka lebih memilih Swiss karena saat itu asosiasi sepakbola Swiss, Swiss Football Association, lebih memperlihatkan ketertarikannya dibanding FSHF, Asosiasi Sepakbola Albania sedangkan Taulant memilih Albania.
Keduanya sempat bersua di ajang Euro 2016 dalam babak penyisihan grup A yang mempertemukan antara Swiss dengan Albania dan laga tersebut berakhir untuk kemenangan Swiss 1-0.
Rupanya baik Granit maupun Taulant, keduanya bukan sosok pesepakbola glamor yang menghabiskan pendapatan mereka dari sepakbola untuk kesenangan dan kemewahan semata.
Nyatanya 80% dari masing-masing gaji mereka dipersembahkan untuk kedua orang tua mereka karena baik Granit maupun Taulant merasa sangat berhutang budi kepada orang tuanya.
"Kami masih muda, kami naif dengan uang, uang bisa habis dengan cepat. Jika ada seseorang yang berpikir ia lebih baik dari orang lain, hanya karena ia punya lebih banyak uang, ia bisa jatuh dengan cepat. Keluarga adalah kemewahan terbesar kami," ungkap Granit Xhaka.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini