Libero.id - Kisah Gai Assulin seperti roda pedati. Sempat di atas kemudian bergulir ke bawah. Gai Assulin menjalani pendidikan di La Masia, bermain di bawah Pep Guardiola untuk tim utama Barcelona dan kemudian bergabung dengan Manchester City, namun pada usia 26 berada di Kazakhstan dan kini terdampar di Rumania.
Assulin pindah ke Katalunya dari negara asalnya Israel ketika berusia 12 tahun. Pada masa remajanya dia bermain bersama bakat-bakat besar sepakbola seperti Sergi Roberto dan Thiago Alcantara di La Masia. Kemudian dia promosi ke Barcelona B, di mana dia menjadi pemain reguler di bawah Guardiola yang baru mengawali peran kepelatihan.
Gelandang serang itu akhirnya mengikuti Guardiola dalam membuat langkah besar ke tim utama Barcelona. Oleh Guardiola, dia dipercaya bermain di Copa del Rey pada 2009 melawan Cultural Leonesa. Dia berlaga satu lapangan dengan Rafael Marquez, Dmytro Chygrynskiy, Maxwell, Jeffren Suarez, Pedro dan lain-lain.
Laga debut di tim senior itu memberi banyak kenangan baginya. Apalagi dia bermain di salah satu klub terbesar di dunia.
“Saya sungguh senang berada di sana. Tumbuh di tempat seperti itu dengan banyak orang yang bermain dengan cara yang sama," katanya.
“Saya belajar banyak dalam hidup saya. Ini bukan semua tentang sepakbola, termasuk tentang pendidikan. Dan saya sangat senang mengatakan saya berada di tempat yang sangat bagus.”
“Kami memiliki sekelompok orang bermain sepak bola bersama, pergi ke sekolah bersama, dan itu adalah pengalaman yang luar biasa. Saya masih berhubungan dengan mereka dan saya senang mereka melakukannya dengan sangat baik. Penting bagi saya untuk belajar banyak hal.”
Assulin mengakui bahwa pengalamannya bersama Barcelona menjadi salah satu yang terbaik dalam kariernya.
“Latihan dengan tim utama Barcelona adalah pengalaman terbaik yang pernah saya miliki dalam karier saya," katanya. “Saya belajar banyak. Saya bangga mengatakan saya berlatih dengan pemain besar.”
“Saya belajar dari Messi, Henry, Zlatan. Mereka semua adalah tipe pemain yang berbeda, jadi itu bagus untuk melihat bagaimana mereka bermain kemudian mengambil hal-hal kecil dari mereka."
Assulin meninggalkan Barcelona pada tahun 2010 untuk mencari kesempatan bermain lebih banyak. Dia kemudian pindah ke Manchester City. Di sana, dia sebenarnya tidak mendapat kesempatan sekalipun bermain untuk tim inti. Namun, dia berteman dengan David Silva, salah satu legenda hidup Manchester City.
"Ketika saya berada di City, saya belajar banyak dari David Silva," kata Assulin. "Dia pemain yang sangat bagus dan berbeda dari apa pun yang Anda lihat. Dia sangat cerdas di lapangan dan juga sosok hebat,” ujarnya dikutip Planet Football.
“Saya memiliki hubungan yang baik dengan hampir semua orang. Saya berbicara banyak dengan orang-orang Spanyol - Silva; Carlos Tevez ada di sana pada saat itu; Yaya Toure yang saya tahu dari Barcelona; Kolo Toure adalah pria yang sangat baik.”
“Saya memiliki hubungan yang akrab dengan semua orang. Setiap kali saya berlatih dengan tim utama, mereka membantu saya dan mereka menyukai saya.”
Dia bergabung dengan tim cadangan City ketika itu, terdiri dari para pemain yang tidak begitu dipercaya oleh pelatih Roberto Mancini.
“Bagi saya, pemain terbaik di tim cadangan adalah Omar Elabdellaoui, John Guidetti, Denis Suarez dan Joan,” kata Assulin. “Mereka semua kemudian pergi untuk mendapatkan karier yang lebih baik dibanding di City.”
Selama di City, Assulin menghabiskan waktu dengan status pinjaman di Brighton. Dia tidak mendapatkan kontrak permanen di sana sebelum kemudian hengkang ke Racing Sandander, Granada, Real Mallorca dan kemudian Hapoel Tel-Aviv di Israel.
Dia kembali ke Barcelona untuk bergabung dengan tim tingkat ketiga Sabadell pada Agustus 2016, tetapi pada Januari 2018 kontraknya dibatalkan dengan persetujuan bersama setelah masa 18 bulan terhambat oleh cedera.
Setelah pulih usai operasi, ia mendapat tawaran dari beberapa klub dan berharap untuk tetap tinggal di Inggris. Tetapi dia memilih bergabung dengan FC Kairat di Kazakhstan dengan kontrak dua tahun tetapi hanya bermain sekali setelah pembatalan kontrak. Dari Kazakhstan dia pergi ke Rumania pada awal musim 2019/2020 bersama Politehnica Iasi. Musim ini dia tampil sebanyak tiga kali.
Sepanjang kariernya, Assulin sekali membela timnas Israel.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini