Udinese
Libero.id - Dalam beberapa musim terakhir, Serie A penuh kejutan. Belum hilang kekaguman orang pada sepak terjang Atalanta Bergamo, kompetisi kasta tertinggi Italia itu memunculkan Udinese sebagai kuda hitam. Bersama Atalanta, Udinese kini ada di zona Liga Champions.
Udinese, terakhir kali terdegradasi ke Serie A pada 1993/1994. Tapi, di musim berikutnya, 1994/1995, mereka mendapatkan promosi kembali ke kasta tertinggi.
Sejak itu, Udinese terus berada di Serie A, meski tidak lebih dari penghuni papan menengah ke bawah. Sesekali mereka menyodok ke papan atas seperti pada musim 2011/2012 di posisi ketiga, 2004/2004 dan 2010/2011 di posisi keempat, atau 2012/2013 di posisi kelima.
Udinese selama ini lebih banyak dikenal sebagai klub penghasil pemain. Mereka membeli pemain muda berharga murah yang tidak dikenal. Kemudian, dimatangkan di Serie A untuk dijual ke klub besar dengan harga mahal. Asamoah Gyan, Alexis Sanchez, Juan Cuadrado, Samir Handanovic, hingga Bruno Fernandes contohnya.
Musim lalu, Udinese ada di posisi 12 klasemen akhir Serie A. Musim sebelumnya, di posisi 14. Kini, mereka bertengger di posisi ketiga klasemen sementara.
Catatan menunjukkan, dari tujuh pekan yang sudah dijalani hingga jeda FIFA matchday, Udinese meraih 16 poin dari lima kemenangan, satu skor imbang, dan satu kekalahan. Mereka hanya tertinggal satu poin dari Napoli dan Atalanta di posisi 1-2 klasemen sementara Serie A 2022/2023.
Langkah Udinese semakin mengejutkan karena selalu menang dalam lima pertandingan terakhir dan tidak pernah kalah dalam enam laga. Kekalahan satu-satunya mereka terjadi pada pekan perdana 13 Agustus 2022 ketika menyerah 2-4 dari AC Milan di San Siro.
Udinese keep adding to their hit list ?
This is a team nobody wants to face right now. Not only do they currently sit in FIRST place, but they also lead @SerieA_EN in goals scored.
Boogeymen ⚪⚫ pic.twitter.com/NHAJCRjSF3
— Italian Football TV (@IFTVofficial) September 18, 2022
Yang lebih membanggakan, kemenangan-kemenangan Udinese bukan hanya didapat melawan tim kecil seperti AC Monza atau Sassuolo. Mereka juga mengalahkan AS Roma 4-0 dan Inter Milan 3-1.
"Ini kemenangan sensasional seluruh tim. Kami berada di trek yang benar. Mengalahkan Inter Milan itu luar biasa. Tapi, kami harus tetap fokus dan berusaha sebaik mungkin," kata bintang Udinese asal Brasil, Walace, di situs resmi klub.
??ℕ??? ?????????ℕ ?
⚪️⚫️ #ForzaUdinese #AlèUdin #Udinese #MondayMotivation #MondayMood pic.twitter.com/fRelYNmuEE
— Udinese Calcio (@Udinese_1896) September 19, 2022
Sepanjang sejarahnya, Udinese dikenal sebagai rumah banyak pesepakbola hebat. Zico, Nestor Sensini, David Pizarro, Marek Jankulovski, Thomas Helveg, Oliver Bierhoff, Carsten Jancker, Antonio di Natale, Vincenzo Iaquinta, Fabio Quagliarella, Dino Zoff, atau Gokhan Inler pernah memulai di Udinese.
Kini, dengan generasi baru, Udinese bermimpi stabil di papan atas. Bagi mereka, bermimpi Scudetto terlalu jauh.
"Yang paling penting kami berkembang sebagai tim. Kami tidak ingin bermimpi terlalu jauh karena langit ada ujungnya. Kami hanya ingin melihat sampai sejauh mana kami bisa melangkah. Kami akan bekerja keras tanpa memikirkan hal lain. Kami hanya ingin ada di posisi setinggi mungkin di klasemen," ujar bek asal Slovenia, Jaka Bijol.
INTER VS. UDINESE
— . (@Saltedinzaghi) September 18, 2022
Deadly mistakes, wrong passes, wrong crosses, free cards, bad covering, random position, awful finishing, poor concentration.
part 1? pic.twitter.com/TR1EwL7xeg
(andri ananto/anda)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini