Libero.id - Belakangan ini nama Fakhri Husaini kerapkali muncul di sosial media, namun sayangannya bukan seperti ketika ia masih aktif bermain atau melatih Timnas Indonesia U-16. Pelatih berusia 57 tahun itu jarang sekali dibicarakan dengan nada pujian, melainkan sebaliknya.
Terutama Fakhri disorot lantaran tak sungkan memberi sindiran kepada PSSI yang lebih memilih Shin Tae-yong yang dengan pendekatannya menginginkan pemain naturalisasi untuk memperkuat Skuad Garuda.
Sentimen 'local pride' menyeruak dan berdengung di telinga pencinta sepakbola tanah air, tapi banyak yang menganggap apa yang dilakukan Fakhri sama dengan memukul angin; berujung kesia-siaan.
Ia tak mendapat simpati malah sindiran banyak berbalik kepadanya. Dan itu bertambah jadi ketika eks Fakhri mulai menjadi pelatih Persela Lamongan, klub yang baru saja degradasi ke Liga 2 dan berharap bisa segera naik lagi.
Fakhri mendatangkan pemain berpengalaman seperti Zulham Zamrun, namun itu tak cukup untuk mendongkrak performa Laskar Joko Tingkir.
Dari laga ke laga, kemenangan sulit diraih dan Persela Lamongan terseok-seok di papan bawah klasemen wilayah barat. Suporter pun geram. Manajemen klub ambil tindakan.
Hingga puncaknya, Fakhri dan Persela mengakhiri kesepakatan kerja sama. Boleh dibilang, Fakhri dipecat sebagai pelatih.
Keputusan tersebut diumumkan melalui unggahan foto di laman Instagram @Perselaofficial pada Rabu (28/9) malam.
Masa tugas Fakhri bersama Persela terbilang cepat. Ia diumumkan sebagai pelatih anyar Persela pada 18 April lalu. Itu artinya hanya 5 bulan lebih sedikit dari masa berkahirnya kerja sama. Musim lalu ia juga didepak dari Borneo FC.
Di bawah kepelatihannya, Persela sejauh ini hanya meraih satu kemenangan dan dua hasil imbang dari enam laga sementara tiga laga lainnya berakhir dengan kekalahan.
"Alhamdulillah, malam ini saya dan Persela sepakat untuk mengakhiri hubungan kerja sama kami lebih cepat," tulis Fakhri di laman Instagram miliknya.
Alih-alih mengangkat tim menuju kasta tertinggi sepakbola Indonesia lagi, bisa-bisa klub dengan sejarah besar dan panjang seperti Persela Lamongan terdegradasi ke Liga 3 Indonesia.
Namun dengan segala sikap kontoversinya, Fakhri tampaknya seorang yang tegas dengan pendiriannya. Dan itu menuntut resiko lebih.
Lantas, kemana selanjutnya Fakhri melanjutkan kariernya kepelatihannya? adakah yang berminat meminangnya?
Nantikan ulasan dari kami di artikel lainnya.
(gigih imanadi darma/gie)
Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Minta Dukungan dan Doa Masyarakat Indonesia
Semangat pokoknya coach Shin!Pimpin Daftar Top Skor Sementara Liga 1 Musim Ini, Carlos Fortes Tak Ingin Jumawa
Musim lalu sempat menurun, tapi musim ini jadi gacor...Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Bertemu Brunei Darussalam
Semoga bisa lolos ke Piala Dunia 2026, Amin...Merupakan Rival Berat, Maciej Gajos Beri Tanggapan Soal Persija dan Persib
Bahkan pemain asing sampai tahu soal rivalitas ini...Alami Cedera Parah, Marko Simic Terpaksa Absen Membela Persija Selama 6 Pekan
Krisis penyerang dialami Persija saat ini...
Opini