Morten Wieghorst
Libero.id - Sepakbola bukan hanya soal menang atau kalah. Permainan menendang bola ini juga mengajarkan tentang sportivitas, fair play, respek, dan kemanusiaan. Ada banyak momen indah dalam permainan yang merangkum keempat hal tersebut. Contohnya, pertandingan Denmark melawan Iran pada 2003. Masih ingat?
Dalam sejarah sepakbola, ada banyak momen fair play yang tercipta. Sebut saja ketika Robbie Fowler memprotes keputusan wasit yang menghadiahi penalti untuk Liverpool saat menghadapi Arsenal pada 1997.
Ketika itu, Robbie Fowler mengatakan kepada sang wasit, Gerald Ashby, bahwa apa yang dilakukan David Seaman tidak pantas dihukum penalti karena tidak ada sentuhan fisik yang mengenai dirinya. Jadi, legenda Inggris itu kemudian dengan sengaja tidak memasukkan bola dari tendangan penalti.
Atas aksi terpujinya itu Robbie Fowler mengantongi penghargaan UEFA Fair Play, dan rekamannya viral di berbagai platform media sosial selama bertahun-tahun.
Honesty in Football - Robbie Fowler "No Ref, it wasn't a penalty" #OnThisDay in '97 pic.twitter.com/8FEsbTckag
— Vintage Football Shirts (@VFshirts) March 24, 2020
Beberapa tahun setelah momen unik Robbie Fowler, situasi serupa terjadi pada Morten Wieghorst. Saat itu, Denmark menghadapi Iran pada laga uji coba di Hong Kong. Dalam sebuah momen, seorang pemain Iran tidak sengaja memegang bola dengan tangannya di kotak penalti. Saat itu, dia mengira wasit sudah meniup peluit jeda babak pertama. Ternyata, itu ulah usil suporter.
Awalnya, pemain Iran mencoba menjelaskan situasinya. Tapi, wasit tetap bersikukuh pada keputusan penalti.
Di lain kubu, Morten Wieghorst tampak berdiskusi dengan pelatih Denmark, Morten Olsen, di pinggir lapangan. Tampaknya, legenda Glasgow Celtic itu memutuskan mengambil penalti. Tapi, Morten Wieghorst memilih melakukan apa yang dikerjakan Robbie Fowler beberapa tahun sebelumnya. Dia dengan sengaja gagal mengeksekusi penalti.
Morten Wieghorst kemudian mendapat tepuk tangan atas aksi sportivitasnya. Padahal, saat itu Denmark sedang tertinggal 0-1.
Pada akhirnya, Denmark tetap kalah 0-1. Tapi, apa yang dilakukan Morten Wieghorst membekas diingatan banyak orang. Komite Olimpiade Internasional (IOC) kemudian memberi Morten Wieghorst dan Denmark penghargaan fair play. Itu sebagai sinyal bahwa sportivitas di olahraga jauh lebih penting dari menant-kalah.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini