Libero.id - Barcelona harus mengikhlaskan gelar La Liga pada rival abadi mereka, Real Madrid. Namun untuk urusan ball possesion per pertandingan, kesebelasan Catalunya ini tidak mau kecolongan, statistik menunjukkan Leo Messi cs masih berada di atas Rea Madrid.
Namun jika dibandingkan dengan tim-tim dari lima liga top Eropa lainnya, Barcelona tidak lagi ada di posisi teratas.
Situs penghitungan statisti Playmaker State, mencatat persentase penguasaan bola Barcelona musim ini sebesar 62,1 persen. Satu-satunya tim yang mengalahkan mereka dalam hal persentase penguasaan bola adalah raksasa Bundesliga Bayern Muenchen dengan 62,2 persen. Selisihnya hanya 0,1 persen.
Menyusul kemudian di bawahnya adalah Paris Saint Germain, Manchester City dan Leeds United.
Masing-masing dengan 61,6 untuk tim asuhan Thomas Tuchel, dan 61,5 untuk klub kaya raya baru dari kota Manchester Inggris, lalu yang tak mau kalah, klub kasta kedua Liga Inggris yang baru saja promosi, Leeds united dengan rata-rata 60,1 persen.
Capaian Barcelona itu tak mengejutkan dan sudah sewajarnya, sebab Barcelona kerap memainkan gaya sepak bola yang khas, disebut dengan “tiki taka”. Gaya ini mengedepankan sentuhan-sentuhan pendek, cepat, terukur dan punya daya ledak. Indah untuk dilihat sekaligus berbahaya bagi lawan ketika berada di kotak penalti.
Bayern Muenchen pun memiliki filosofi sama yang ditanamkan sejak era Pep Guardiola dan bertahan hingga era Hansi Flick sekarang.
Mengapa Barca Memilih Tiki Taka?
Banyak filosofi dalam mengolah si kulit bundar. Ada catenaccio, kick and rush, total football dan lain sebagainya. Tetapi itu semua adalah pilihan. Seorang pelatih merancangnya untuk kebutuhan tim, dan pemain menerapkan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Dan Barcelona mengambil dan setia pada tak tik sepak bola yang diyakini punya getar ajaib, tak sedikit tim yang berusaha mengadopsinya, tapi dimanapun, tidak ada kesebelasan sebaik Barca yang dapat memainkan tiki taka. Prinsip ini dibawa oleh maestro Belanda Johan Cruyff yang bertahan turun-temurun.
Klub yang bermarkas di Camp Nou ini punya para pemain dengan spesialisai serba bisa, misalnya, seorang bek seperti Gerad Pique tidak hanya cakap dalam bertahan, dia bisa ikut membantu merancang serangan layaknya midfielder atau sesekali melepas tendakan persis insting pemain depan.
Begitupun juga dengan para pemain lain, mereka bisa merebut bola, memainkan dan mencetak gol. Mereka bermain dari jarak dekat sekaligus menyisakan banyak ruang sebagai kejutan sewaktu-waktu. Efek domino yang dihasilkan, tim lawan sulit untuk merebut bola dari Barcelona. Tim lawan seringkali kehabisan energi ketika harus beradu strategi.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini