Presiden Jokowi dan Presiden FIFA Urus Tragedi Kanjuruhan, PSSI Seharusnya Malu

"Kalau sepakbola diurus RI 1 dan FIFA 1, wajar jika ada yang minta PSSI dibubarkan."

Analisis | 09 October 2022, 01:15
Presiden Jokowi dan Presiden FIFA Urus Tragedi Kanjuruhan, PSSI Seharusnya Malu

Libero.id - Menyusul kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang, saat Arema FC bertemu Persebaya Surabaya di BRI liga 1 2022/2023, Presiden Joko Widodo dan Presiden FIFA, Gianni Infantino, bakal membentuk Tim Transformasi Sepakbola Indonesia. Dengan turunnya dua orang penting ini, PSSI seharusnya malu.

Dalam pernyataan resminya, Presiden Jokowi menyebut Pemerintah Indonesia bersama-sama FIFA akan membentuk Tim Transformasi Sepakbola Indonesia.

Hal tersebut merupakan salah satu poin dalam surat FIFA yang diterima Presiden Jokowi sebagai tindak lanjut pembicaraan telepon dengan Gianni Infantino pada Senin (3/10/2022).

"FIFA bersama-sama dengan pemerintah akan membentuk tim transformasi sepakbola Indonesia dan FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses-proses tersebut," ujar Presiden Jokowi dalam pernyataan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/10/2022).

Dalam surat tersebut juga disampaikan bahwa sepakbola Indonesia tidak dikenakan sanksi terkait Tragedi Kanjuruhan. "Alhamdulillah, sepakbola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA," tambah mantan Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Presiden Jokowi juga memaparkan bahwa akan dilakukan langkah-langkah kolaborasi antara FIFA, AFC, dan Pemerintah Indonesia. Pertama, membangun standar keamanan stadion di seluruh stadion yang ada di Indonesia. Kedua, memformulasikan standar protokol dan prosedur pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian berdasarkan standar keamanan internasional.

Ketiga, melakukan sosialisasi dan diskusi dengan klub-klub bola di Indonesia, termasuk perwakilan suporter untuk mendapatkan saran dan masukan serta komitmen bersama. Keempat, mengatur jadwal pertandingan yang memperhitungkan potensi-potensi risiko yang ada. Kelima, menghadirkan pendampingan dari para ahli di bidangnya.

"Nanti, Presiden FIFA akan datang ke Indonesia pada Oktober atau November untuk berdiskusi dengan pemerintah," ucap Presiden Jokowi.

Lalu, apa respons PSSI? "PSSI mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) terkait dukungan untuk sepakbola Indonesia seusai tragedi Kanjuruhan, Malang," tulis PSSI di akun Instagram resminya.

"Pada Rabu (5/10), FIFA mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi. Surat yang ditandatangani oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino, tersebut menyatakan bahwa FIFA mendukung PSSI untuk mencegah terulangnya tragedi serupa. Pada kesempatan ini, Presiden Joko Widodo mengatakan dirinya bersyukur Indonesia tidak mendapat sanksi FIFA. Ia juga menyebutkan bahwa Presiden FIFA akan berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat dan bertemu pemerintah," lanjut Instagram PSSI.

Pertanyaan kemudian adalah jika untuk urusan sepakbola Indonesia langsung ditangani Presiden Jokowi dan Presiden FIFA, lalu apa yang dilakukan PSSI? 

Sebagai lembaga yang mengurus sepakbola di Indonesia, hal seperti ini sebenarnya menjadi tugas utama PSSI. Otoritas tertinggi sepakbola di Tanah Air itulah yang seharusnya berkomunikasi dengan FIFA secara langsung, meminta petunjuk FIFA, melobi agar tidak dihukum, dan bekerja bersama FIFA memperbaiki sepakbola Indonesia.

Dengan pernyataan Presiden Jokowi terkait "langkah-langkah kolaborasi antara FIFA, AFC, dan Pemerintah Indonesia", PSSI seharusnya malu. Pasalnya, Presiden Jokowi maupun Presiden FIFA sama sekali tidak menyebut lembaga pimpinan Mochamad Iriawan tersebut.

Jadi, jika para pengurus PSSI masih memiliki urat malu, sudah seharusnya meminta maaf dan mengundurkan diri massal. Jika menolak, jangan salahkan suara-suara suporter yang meminta PSSI dibubarkan karena tidak berguna.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network