Arsene Wenger
Libero.id - Nama Arsene Wenger identik dengan Arsenal, klub yang telah dilatihnya selama 22 tahun. Tapi, kehebatan Wenger dalam menangani sebuah tim sudah terlihat bersama AS Monaco satu dekade sebelumnya.
Wenger membawa Monaco memenangkan gelar liga kelima klub. Wenger juga meletakkan dasar bagi kesuksesan yang akan dinikmati Monaco di akhir 1990-an. Dan, tulisan ini adalah kisah warisan yang dia tinggalkan.
Wenger memulai karier kepelatihannya di usianya yang sangat muda, dan tim profesional yang pertama kali Le Professeur tangani adalah tim Ligue 1, Nancy, ketika dia baru berusia 34 tahun.
Dengan skuad dan keuangan yang terbatas, Wenger berhasil menyelamatkan klub tersebut dari degradasi pada musim pertamanya. Nancy finis di urutan ke-12.
Kiprah Wenger muda seketika tidak luput dari perhatian AS Monaco. Setelah upaya sebelumnya gagal untuk melepaskannya dari kontrak Nancy, Wenger akhirnya bebas untuk bergabung dengan klub itu pada musim panas 1987.
When Arsene Wenger was coach of Monaco, he used to smoke on the bench.https://t.co/T56PXdqjSO
— FootballFunnys (@FootballFunnnys) January 7, 2016
Melatih AS Monaco jelas sangat berbeda dengan Nancy. Wenger mengambil alih tim yang finis kelima di musim sebelumnya, dengan pemilik yang bersedia mendukungnya di bursa transfer.
Dia diberi kebebasan untuk menandatangani target pemain yang menjadi incarannya. Setelah menghabiskan tiga tahun di Milan, Mark Hateley didatangkan untuk bermain di posisi depan.
Kepindahan itu juga membuat mereka mengamankan rekan setimnya di Inggris, Glenn Hoddle. AS Monaco membajak kepindahannya dari PSG.
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan The Set Pieces, Hateley mengenang: “Saya tidak tahu apa-apa tentang Arsene Wenger. Yang saya tahu dia adalah manajer yang sangat muda di awal usia 30-an.”
Wenger membuat sebuah revolusi di AS Monaco. Dia sangat bekerja keras.
“Kami tidak pernah melihatnya di hari libur. Selalu dalam pakaian olahraga, selalu berkeliling Eropa untuk menonton pertandingan, dan memperluas pengetahuannya tentang semua jenis sepak bola,” lanjut Hateley.
Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan Sky Sports pada 2015, Hoddle mengatakan:
“Saya harus mengatakan apa yang dilakukan Monaco (dibandingkan) jauh lebih maju ketimbang Tottenham pada masa itu (pada 1987). Hari pertama Mark Hateley dan saya sendiri pergi berjalan kaki setelah sesi dua jam dan Arsene menyuruh kami pergi ke pelatih kebugaran untuk melakukan pemanasan selama 45 menit. Saya dan Mark saling memandang dan berkata, 'Apa itu pemanasan?'”
Gelar pertama Wenger
Dengan komposisi pemain pilihannya, Wenger memenangkan gelar di musim pertamanya. Hateley menyelesaikan musim sebagai pencetak gol terbanyak ketiga Ligue 1 dengan 14 gol, banyak di antaranya dipasok oleh umpan-umpan Hoddle, sebuah pembelian yang jenius.
Lalu, ada juga Battiston di pertahanan. Mereka hanya kebobolan 29 dalam 38 pertandingan.
Monaco tak kenal lelah tahun itu. Mereka mengklaim posisi teratas di minggu kedua musim tersebut dan tidak pernah bisa digeser klub lain hingga akhir musim.
Rekor mereka di Stade Louis II begitu luar biasa: bermain 19 kali, menang 16 kali, seri dua kali, kalah satu kali. Mereka mencatatkan 10 clean sheet dan hanya kebobolan 12 kali secara keseluruhan di kandang sendiri.
“Kami sangat dominan. Kami memainkan sepak bola yang luar biasa, Wenger suka bermain sepakbola kreatif,” kata Hoddle.
Dalam enam tahun berikutnya, Wenger memang hanya mampu menambah satu trofi lagi – Coupe de France. Tapi, di luar trofi itu, Wenger jelas meninggalkan warisan yang sangat berharga untuk klub Prancis tersebut.
(mochamad rahmatul haq/yul)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini