Libero.id - Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dengan pertimbangan yang matang memilih Qatar sebagai tuan rumah pengganti untuk Piala Asia 2023, dengan begitu gugur sudah keinginan Indonesia untuk kembali menjadi tuan rumah di turnamen paling bergengsi se-Asia tersebut.
Kepastian tuan rumah Piala Asia 2023 tersebut dilakukan AFC di Kuala Lumpur, Malaysia, sejak Senin (17/10) lalu. Dalam momen itu hadir perwakilan PSSI, yakni Ketua Umum Mochamad Iriawan alias Iwan Bule, lalu Wakil Ketua Umum Iwan Budianto dan Sekjen Yunus Nusi.
Menyikapi hal tersebut, PSSI berbesar hati dengan mengucapkan selamat kepada Qatar.
"Selamat untuk Qatar yang akan menjadi tuan rumah Piala Asia 2023. Indonesia akan mempersiapkan tim sebaik mungkin," kata Iwan Bule dikutip dari laman resmi PSSI.
Lantas mengapa Indonesia yang punya pengalaman jadi tuan rumah Piala Asia 2007 bisa gagal? Sejak awal pencalonan, Indonesia memang sama sekali diunggulkan karena bersaing dengan negara-negara yang dari segi apapun lebih mapan, yakni Qatar dan Korea Selatan.
Jika dianalisis lebih jauh, PSSI sejatinya kurang begitu siap dan cenderung gegabah dengan pencalonan sebagai tuan rumah. Hingga hari pemilihan, PSSI tidak kunjung merilis konsep yang ditawarkan ke AFC.
Stadion-stadion yang diajukan PSSI juga relatif sama dengan lokasi Piala Dunia U-20 2023. Sementara itu jadwal Piala Dunia U-20 2023 akan berlangsung di Indonesia pada 20 Mei hingga 11 Juni dan Piala Asia 2023 sendiri rencananya pada pertengahan atau akhir Juni-Juli.
Selain itu faktor Tragedi Kanjuruhan juga telah mencoreng nama Indonesia di hadapan publik dunia.
Terlepas dari itu melihat Timnas Indonesia bisa berlaga kembali di level Asia sudah sangat bersyukur dan bangga, tidak bermain di hadapan suporter sendiri bukanlah masalah. Ini bisa jadi ujian mental bagi Skuad Garuda besutan Shin Tae-yong.
Mari kita lihat bagaimana hasilnya nanti.
(gigih imanadi darma/gie)
Opini