Kisah Bola Gol Tangan Tuhan Diego Maradona, Harganya Rp54 miliar

"Ini adalah bola sepakbola paling mahal di dunia.."

Biografi | 01 November 2022, 14:20
Kisah Bola Gol Tangan Tuhan Diego Maradona, Harganya Rp54 miliar

Libero.id - Diego Maradona adalah legenda. Dan, salah satu yang paling diingat dari megabintang Argentina itu adalah ketika mencetak gol paling kontroversial dalam sejarah sepakbola, yaitu di Piala Dunia 1986.

Momen ikonik itu terjadi ketika Argentina melawan tim nasional Inggris di Estadio Azteca, Mexico City. Gol legendaris tersebut terjadi saat Diego Maradona meninju bola ke gawang setelah melakukan duel dengan Peter Shilton dalam sebuah skema serangan yang dilancarkan Argentina.

Wasit yang memimpin pertandingan, Ali bin Nasser, dari Tunisia, memutuskan momen tersebut sebagai gol. Gol yang membantu Argentina mengalahkan Three Lions 2-1 dan lolos ke semifinal sebelum memenangkan Piala Dunia 1986.

Pertanyaannya, ke mana bola legendaris itu? Menurut Dailymail, bola tersebut ternyata dikuasai sang pengadil lapangan. Beberapa tahun kemudian, Ali bin Nasser akhirnya melepaskan bole itu ke kolektor setelah puluhan tahun disimpan di rumahnya. 

Oleh Ali bin Nasser, bola bersejarah tersebut dijual melalui sebuah pusat pelelangan, Graham Budd Auctions. Harganya, 3 juta pounds (Rp54 miliar).

"Bola ini adalah bagian dari sejarah sepakbola internasional. Rasanya seperti waktu yang tepat untuk berbagi dengan dunia. Di Meksiko 1986 saya termasuk diantara 42 wasit di turnamen. Wasit Afrika tidak mendapatkan kesempatan yang sama seperti wasit Eropa. Jadi, ketika diberitahu FIFA bahwa saya dipilih karena saya termasuk yang terbaik di dunia, itu adalah kehormatan besar," kata Ali bin Nasser, dilansir Dailymail.

"Untuk gol pertama Maradona (gol tangan Tuhan) saya tidak bisa melihat kejadian dengan jelas. Dua pemain, Shilton dan Maradona, menghadap saya dari belakang," tambah Ali bin Nasser.

"Sesuai instruksi FIFA yang dikeluarkan sebelum turnamen, saya melihat ke hakim garis saya untuk konfirmasi keabsahan gol. Dia berjalan kembali ke garis tengah yang menunjukkan dia puas bahwa gol harus bertahan," tambah Ali bin Nasser.

"Pada akhir pertandingan, pelatih kepala Inggris, Bobby Robson, berkata kepada saya bahwa saya telah melakukan pekerjaan dengan baik. Dia hanya menyebut hakim garis tidak bertanggung jawab," beber Ali bin Nasser.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network