Kisah Andriy Shevchenko Pernah Gagal di Panggung Politik

"Alumni Milan di politik: Weah jadi presiden, Khaladze jadi walikota."

Feature | 05 August 2020, 08:39
Kisah Andriy Shevchenko Pernah Gagal di Panggung Politik

Libero.id - Mengikuti jejak sang patron, Silvio Berlusconi, sejumlah mantan pemain AC Milan tertarik terjun ke panggung politik. Ada yang berhasil, tidak sedikit yang gagal.

Dalam barisan yang sukses ada Kakha Kaladze. Mantan pemain belakang tangguh itu sempat menjadi anggota DPR Georgia, Wakil Perdana Menteri, dan kini berstatus Walikota Tbilisi. Sementara lulusan I Rossoneri yang gagal berkiprah di politik adalah Andriy Shevchenko.

Ketertarikan Sheva terhadap politik dimulai ketika Ukraina dilanda kemelut politik berkepanjangan. Dimulai dengan Revolusi Oranye pada 2004-2005, pemerintahan Ukraina tidak stabil. Konflik sesama elite politik yang dibumbui korupsi membuat kehidupan rakyat Ukraina menderita. Sama seperti Indonesia di awal-awal Reformasi, ekonomi Ukraina ketika itu hancur lebur.

Tergerak dengan kondisi di negaranya, Shevchenko memutuskan membentuk partai politik setelah gantung sepatu pada 2012. Bersama Natalia Korolevska, Shevchenko mengambil alih kepemimpinan Ukrainian Social Democratic Party dan mengubahnya menjadi partai baru berlabel "Ukrajina-Vpered!"

Dalam Bahasa Ukraina, partai tersebut berarti Ayo-Ukraina! (Ukraine-Forward!). Dari namanya, jelas bisa ditebak bahwa Shevchenko terinspirasi dari partai ketika Berlusconi pertama kali memenangkan pemilihan Perdana Menteri Italia pada 1994, yaitu Forza Italia!

Bermodal popularitas yang tinggi, penyerang yang identik dengan nomor punggung 7 itu sangat percaya diri. Dengan dukungan dana besar dari sejumlah pengusaha pro Uni Eropa, Ukrajina-Vpered! menargetkan kemenangan. Apalagi, mereka menawarkan gagasan yang sangat idealis, yaitu lepas dari bayang-bayang Rusia dan bergabung dengan Uni Eropa.

Dalam Pemilihan Umum 2012, Shevchenko mendapatkan nomor urut 2 di belakang Korolevska. Ukrajina-Vpered! menjanjikan pemerintahan yang bersih dan berpihak kepada para pengusaha kecil menengah. Mereka mencita-citakan negara yang adil, efisien, serta memiliki standar sosial yang tinggi. Akibatnya, kampanye-kampanye Shevchenko mendapatkan respons positif dari warga Ukraina.

Sayang, imajinasi Shevchenko tentang Ukraina yang baru tidak tercermin saat pemilu diselenggarakan. Ukrajina-Vpered! gagal total. Mereka hanya mendapatkan 322.202 suara alias 1,58% secara nasional.

Jumlah itu tidak cukup untuk mengantarkan Ukrajina-Vpered! duduk di DPR Ukraina. Pada Pemilu tersebut, partai besutan presiden Ukraina yang dikemudian hari digulingkan rakyat lewat revolusi, Viktor Yanukovych, memenangi pertarungan.  

Kegagalan menjadi anggota parlemen membuat Shevchenko instrospeksi. Dia memutuskan kembali ke dunia yang membesarkan namanya, yaitu sepakbola. Eks striker Dynamo Kiev dan Chelsea itu mengambil kursus pelatih sepakbola. Setelah menjalani pendidikan beberapa bulan dan mendapatkan lisensi UEFA Pro, Shevchenko langsung didaulat menukangi tim nasional Ukraina.

"Ini adalah dunia yang saya pahami. Ini dunia yang ingin saya nikmati selama mungkin," ujar Shevchenko, ketika secara resmi memutuskan menerima ajakan membenahi timnas, dilansir The New York Times.  

Pemilik nama lengkap Andriy Mykolayovych Shevchenko itu awalnya hanya berperan sebagai asisten pelatih. Pada 16 Februari-15 Juli 2016, Shevchenko membantu Mykhaylo Fomenko. Namun, setelah Ukraina gagal di Euro 2016, Asosiasi Sepak bola Ukraina (UAF) langsung mempekerjakan Shevchenko sebagai pelatih kepala. Dia dikontrak dua tahun dengan opsi perpanjangan dua tahun.

Shevchenko tidak sendirian bekerja sebagai nakhoda. Dia dibantu legenda Milan, Mauro Tassotti, sebagai asisten pelatih utama. Ada lagi Andrea Maldera, Oleksandr Shovkovskiy, serta Pedro Luis Jaro sebagai pelatih kiper. Untuk pelatih kebugaran ada Vitaliy Kulyba dan Andrea Azzalin. Sementara Volodymyr Onyshchenko sebagai analis tim dan Andriy Shmorhun selaku physiotherapist.

Hasil kerja Shevchenko  membuat para petinggi UAF puas. Meski gagal lolos ke Piala Dunia 2018, performa Ukraina dinilai cukup membanggakan. Barisan pemain muda yang diandalkan Shevchenko membuat Ukraina tampil garang di UEFA Nations League 2018/2019 dengan mendapatkan tiket promosi dari Liga B ke Liga A.

Sementara pada  Kualifikasi Euro 2020, Ukraina lolos sebagai pemuncak Grup B dengan 20 poin. Mereka mampu menahan imbang dan mengalahkan Portugal dalam dua pertemuan. Itu hasil membanggakan karena Cristiano Ronaldo dkk merupakan juara Euro 2016.  

Jika ditotal, Shevchenko sudah menjalani 33 pertandingan sebagai arsitek Ukraina. Hasilnya, 19 kemenangan, 9 skor imbang, dan 5 kekalahan. Sayang, kiprah perdana Shevchenko di ajang besar sebagai pelatih harus tertunda karena pandemi Covid-19. Euro 2020 yang seharusnya berlangsung musim panas ini harus mundur satu tahun.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network