Libero.id - Ada hubungan unik antara Mikel Arteta dengan Xabi Alonso. Mereka adalah tetangga saat kanak-kanak, bermain sepakbola di SSB yang sama, dan berkembang menjadi pemain hebat. Kini, mereka juga berkarier sebagai pelatih.
Cerita persahabatan abadi Alonso dan Arteta dimulai di sebuah distrik di San Sebastian di daerah otonomi Basque Country, Spanyol, bernama Antiguo. Tinggal di lingkungan yang sama, orang tua keduanya memasukkan sang putra ke sekolah sepakbola berlabel Antiguoko Kirol Elkartea.
Tim yang sekarang berkompetisi di Division de Honor Juvenil (kompetisi kasta teratas untuk pemain-pemain junior di Spanyol) itu layaknya La Masia bagi klub-klub dari Basque dan sekitarnya. Jika La Masia khusus memasok pemain untuk Barcelona, Antiguoko memiliki perjanjian pengiriman pesepakbola berbakat ke Real Sociedad, Athletic Bilbao, hingga Deportivo Alaves.
Saat menginjak usia 9 tahun, orang tua Alonso, Periko Alonso, memasukkan sang putra ke Antiguoko. Mendengar sang teman karib bersekolah di klub berseragam biru laut itu, Arteta menyusul satu tahun kemudian di usia 9 tahun.
Keputusan bersekolah di Antiguoko bagi Alonso ibarat meneruskan tradisi keluarga. Pasalnya, dia lahir dari keluarga sepakbola. Sang ayah adalah pemain hebat. Pemilik nama lengkap Miguel Angel Periko Alonso Oyarbide itu membawa Sociedad menjuarai La Liga 1980/1981 dan 1981/1982. Dia juga sukses bersama Barcelona dengan gelar La Liga 1984/1985, Copa del Rey 1982/1983, Supercopa de Espana 1983, serta Copa de la Liga 1983.
Karena itu, bakat Periko diwariskan kepada sang putra. Ketika bisa berjalan, Alonso balita langsung akrab dengan bola. Sang ayah sendirilah yang mengajari Alonso teknik-teknik dasar memainkan bola.
Uniknya, latar belakang Arteta berbeda 180 derajat dengan Alonso. Pemilik nama lengkap Mikel Arteta Amatriain tersebut tidak mempunyai darah sepakbola dari keluarga. Talenta sepakbola pelatih Arsenal itu muncul dari pergaulan di lingkungan tempat tinggalnya, termasuk berteman dengan Alonso.
Kedua bocah ini bertemu secara reguler di lapangan tanah di lingkungan tempat tinggalnya sebelum akhirnya berlanjut ke Antiguoko. Sama-sama menyukai bermain sebagai gelandang, Arteta dan Xabi menjelma menjadi pemain kanak-kanak yang bagus. Berduet di lapangan tengah, komunikasi mereka berjalan sangat baik akibat pertemanan yang terbina sejak lama.
Sejak bermain bersama di Antiguoko, terlihat jelas perbedaan karakter permainan keduanya. Arteta lebih suka menguasai bola lebih lama, sementara Alonso merebut bola dari pemain lain. Arteta adalah tipe playmaker, sementara Alonso destroyer.
Sayang, kebersamaan mereka harus berakhir saat Arteta berusia 15 tahun dan Alonso 16 tahun. Arteta mendapatkan tawaran dari La Masia. Barcelona menyodorkan kontrak agar Arteta bermain di tim C. Awalnya, terjadi pergolakan karena Arteta dan Alonso sama-sama berjanji akan bermain untuk Sociedad setelah lulus dari Antiguoko. Tapi, mereka sadar tidak bisa menghindari panggilan Barcelona.
Dua tahun setelah Arteta bergabung dengan Barcelona dan memiliki kesempatan bermain bersama Pep Guardiola, Alonso lulus dari Antiguoko. Tanpa banyak promosi, tawaran datang dari Sociedad. Alonso tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi karena sang ayah dan kakaknya, Mikel Alonso, mempunyai DNA Sociedad.
Tidak seperti Alonso yang memiliki karier mulus di Sociedad, Arteta harus berjuang keras di Barcelona. Dia gagal masuk skuad utama El Barca sehingga harus berpindah ke berbagai klub. Sempat bermain sebentar untuk Sociedad, Arteta akhirnya terdampar ke Inggris bersama Everton.
Uniknya, saat Arteta datang ke Goodison Park, Alonso baru satu tahun bermukim di Anfield untuk membela Liverpool. Keputusan Arteta bermain di Everton tidak lepas dari pengaruh Alonso. Dia bercerita tentang kehidupan di Liverpool yang mirip dengan San Sebastian. Sama seperti saat kanak-kanak, keduanya juga tinggal di lingkungan yang sama di Liverpool.
"Saya menghubungi Xabi dan bertanya tentang kota ini. Dia bilang bahagia dan menyarankan saya tinggal di sini. Awalnya saya menduga akan bermain bersama dengan Xabi (di Inggris). Tapi, ternyata dia Liverpool dan saya Everton," ujar Arteta, dilansir Liverpool Echo.
Keputusan bersejarah itu membuat mereka kembali bereuni, meski harus bermusuhan saat Derby Merseyside digelar. Ketika duel Liverpool versus Everton menyapa, keduanya bertarung habis-habisan. Tapi, ketika wasit meniup peluit akhir pertandingan, Arteta dan Alonso kembali bersahabat.
"Kami berteman sudah sangat lama. Sejak kami kanak-kanak. Kami sangat dekat. Kami bermain sepakbola dan tenis bersama-sama. Bagi saya, Mikel adalah pemain dengan teknik luar biasa. Anda tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Namun, kami tetap berteman selamanya," ungkap Alonso.
Setelah sama-sama gantung sepatu, Arteta dan Alonso ternyata juga memilih jalur yang sama. Mereka memutuskan mengambil sertifikat kepelatihan. Bedanya, Arteta memulai sebagai asisten Guardiola di Manchester City dan kini sukses membawa Arsenal menjuarai Piala FA 2019/2020.
Beda dengan Arteta, Alonso memulai dari Real Madrid Castilla. Dia sempat didaulat melatih tim U-14 sebelum akhirnya kembali ke kampung halaman. Saat ini, dia berstatus pelatih Sociedad B yang berkompetisi di Segunda Division B Grup 2.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini