Atalanta Membawa Misi Penebusan Dosa Saat Berjumpa PSG di Liga Champions

"“Bergamo hidup untuk sepakbola. Kota ini bernapas dengan sepak bola.”"

Feature | 06 August 2020, 19:47
Atalanta Membawa Misi Penebusan Dosa Saat Berjumpa PSG di Liga Champions

Libero.id - Ada aura berbeda saat para pemain Atalanta Bergamo bersiap menghadapi Paris Saint-Germain pada perempat final Liga Champions, pekan depan. Laga yang rencananya berlangsung di tempat netral itu akan menjadi media La Dea menghapus dosa tersebarnya Virus Corona di Italia, Lombardia, dan Bergamo.

Pada peta Italia, Atalanta berlokasi di Bergamo. Bergamo merupakan salah satu kota di Lombardia. Saat Covid-19 menyerbu Italia pada Maret, April, Mei lalu, "regione" (negara bagian) yang menjadikan Milan sebagai ibu kota itu menjadi episentrum.  

Catatan statistik resmi dari WHO dan Pemerintah Italia menunjukkan, dari 250 ribu kasus positif di Negeri Spaghetti, 96 ribu di antaranya terjadi di Lombardia. Dari sekitar 35 ribu kematian yang dicatat, 16.800 diantaranya di Lombardia. Khusus Bergamo, terdapat lebih dari 6.000 kematian dengan 670 di antaranya di kota.

Ketika itu, banyak analisis bermunculan terkait penyebaran Virus Corona yang sangat masif. Salah satunya pertandingan babak 16 besar Liga Champions yang mempertemukan Atalanta dengan Valencia, 19 Februari 2020. Pertandingan tersebut tidak digelar di Bergamo karena stadion yang tidak sesuai regulasi UEFA, melainkan di San Siro. Lokasi itu dipilih karena Milan dan Bergamo hanya berjarak 60 km.

Pada hari pertandingan, sekitar 50 ribu suporter Atalanta berkumpul di San Siro setelah melakukan perjalanan 1 jam dari Bergamo. Mereka menyaksikan kemenangan 4-1. Luapan kegembiraan ribuan suporter ternyata berakibat sangat fatal karena menjadi media penyebaran Virus Corona. Akibatnya, pada 4 Maret atau dua pekan setelah laga, kasus Covid-19 di Bergamo meningkat tajam. Saat itu, lusinan peti mati berjejer rapi di jalanan menunggu dimakamkan oleh personel militer.

"Itu adalah bulan-bulan yang sangat sulit. Maret adalah rangkaian duka. Setiap berita lebih menyedihkan daripada sebelumnya. Sekarang, ada kelegaan. Kami telah kembali ke situasi yang relatif normal," kata Walikota Bergamo, Giorgio Gori, dilansir France 24.

Duka warga Bergamo kini kembali menjadi tawa. Pasalnya, Atalanta memastikan mendapatkan kembali satu tempat di Liga Champions 2020/2021. Di klasemen akhir Serie A musim ini, La Dea finish di posisi ketiga. Dengan 78 poin dari 38 pertarungan, mereka unggul head to head dari Lazio di posisi 4 dengan poin yang sama.

Marino Lazzarini, ketua salah satu kelompok suporter Atalanta yang memiliki anggota 6.000 orang, Friends of Atalanta, mengatakan, apa yang dikerjakan para pemain setelah Serie A dilanjutkan luar biasa. Bagi pria berusia 71 tahun itu, hasil perjuangan La Dea sepadan dengan banyaknya suporter yang meninggal akibat Covid-19.

"Menghitung teman atau orang lain yang saya tahu, saya kehilangan 40 orang. Sepak bola membantu kami. Bukan untuk melupakan, karena kami tidak mungkin lupa, melainkan untuk menikmati diri kami sendiri," kata Lazzarini, dikutip AFP.

Kegembiraan orang-orang seperti Gori atau Lazzarini akan semakin besar jika Atalanta mampu mengalahkan PSG di perempat final Liga Champions. Meski pertandingan di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal, itu ibarat David melawan Goliath; sepak bola bukan matematika. La Dea datang dengan hasil pertandingan yang layak dibanggakan. Mereka hanya kalah 1 kali dari 13 laga Serie A sejak dilanjutkan kembali pada 21 Juni 2020 hingga berakhir 1 Agustus 2020.  

Atalanta juga diuntungkan karena PSG tidak berkompetisi dalam waktu yang sangat lama. Neymar da Silva Santos Junior dkk hanya menjalani final Coupe de France versus Saint-Etienne, Coupe de la Ligue kontra Olympique Lyon, serta serangkaian pertandingan uji coba dengan klub gurem.  

Selain itu, Bergamo selama bertahun-tahun dikenal sebagai kota yang berisi para pekerja keras. Tempat berpenduduk 122 ribu orang itu bukan kota industri layaknya Milan atau Brescia. Secara tradisional, penduduk Bergamo dikenal sebagai perantau yang bekerja di luar kota.

Situasi itu membuat penduduk Bergamo pantang menyerah. Mereka memiliki semboyan "Bergamo mola mia" alias "Bergamo tidak pernah menyerah". Kalimat tersebut sempat mereka tulis di kaos dan dipamerkan ke televisi ketika Atalanta menyingkirkan Valencia dari babak 16 besar.

"Jika anda bertanya kepada saya beberapa bulan lalu, saya akan menolak (bermain sepakbola). Tapi, sekarang lebih aman. Virus tampaknya telah melemah. Saya mendukungnya. Bergamo hidup untuk sepakbola. Kota ini bernapas dengan sepak bola. Namun, Bergamo tidak akan melupakan (para korban Covid-19)," kata sang kapten, Alejandro Gomez, kepada Corriere dello Sport.

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Atalanta


  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network