Kredit: shakhtar.com
Libero.id - Kompetisi Eropa musim ini jadi ajang promosi Mykola Oleksandrovych Matviyenko menuju jenjang yang lebih tinggi. Di usia 24 tahun, pemilik 26 caps untuk tim nasional Ukraina tersebut sudah menjadi pemain penting di sisi kiri Shakhtar Donetsk.
Sebagai fullback, permainan stabil mampu ditunjukkan Matviyenko di Liga Ukraina maupun kompetisi Benua Biru. Contohnya, ketika Shakhtar menghajar VfL Wolfsburg tiga gol tanpa balas pada leg II babak 16 besar Liga Europa. "Kami mendapatkan hasil yang kami inginkan. Tujuan kami sekarang adalah mencapai final," ucap Matviyenko di situs resmi UEFA.
Di sepakbola Ukraina, Matviyenko punya karier yang cukup unik. Sebelum mampu menujukkan performa apik dalam dua musim terakhir, dia merangkak dari nol. Sebagai lulusan Shakhtar, Matviyenko menembus tim utama pada 2015/2016. Tapi, kesempatan bermain masih minim. Dia hanya bermain pada enam pertandingan Liga Ukraina.
Lantaran tidak banyak mendapat kepercayaan bermain dari sang nakhoda pada musim perdana bersama skuad senior, Matviyenko dipinjamkan ke sejumlah klub lokal. Dia "disekolahkan" ke ke Karpaty Lviv pada 2016/2017 dan Vorskla Poltava pada musim selanjutnya.
Bersama Karpaty, Matviyenko bermain 14 kali dan mencetak 1 gol. Sementara dengan Vorskla, dirinya merumput 16 pertandingan liga atau total 19 dengan kompetisi-kompetisi lain.
Setelah terbuang selama dua musim, Matviyenko akhirnya kembali ke Shakhtar pada 2018/2019. Dampaknya cukup bagus. Matviyenko membela Shakhtar 27 kali dan menciptakan 3 gol. Pelan dan pasti, pemilik postur 182 cm mampu meyakinkan nakhoda Shakhtar untuk dipilih menjadi anggota reguler starting line-up di banyak pertandingan resmi.
Untuk musim ini, Matviyenko sudah berlaga pada 37 laga pada semua ajang. Dirinya menjadi pemain Shakhtar kedua yang paling sering berada di lapangan setelah Junior Moraes (40 laga). Khusus ajang Benua Biru, Matviyenko sudah bermain 10 kali (6 kali di Liga Champions dan 4 kali di Liga Europa).
Akibatnya, banyak klub kaya dari Eropa yang dirumorkan mengajukan proposal transfer. Pada musim dingin lalu, Arsenal disebut sudah menjalin kontak dengan agen dan klub Matviyenko. Namun, hingga kompetisi dilanjutkan setelah sempat dihentikan terkait pandemi Virus Corona, kabar tersebut menguap.
Masalahnya, untuk mendapatkan jasa sang pemain, Shakhtar mematok hanga yang tidak murah. Pemuda kelahiran Saky, 2 Mei 1996, itu dibanderol 30 juta pounds. "Kita lihat saja nanti," ucap agen Matviyenko, Yuriy Danchenko, beberapa waktu lalu saat dimintai tanggapan tentang rumor transfer ke klub lain, dikutip Mirror.
Munculnya Matviyenko sebagai properti panas transfer window tahun ini bukan tiba-tiba. Sebetulnya, dia sudah terpantau sejak lama. Pemilik nomor punggung 22 itu adalah langganan timnas sejak junior. Matviyenko membela Ukraina U-18, U-19, U-20, hingga U-21 sebelum menembus timnas senior pada 2017. Hingga kini dirinya sudah mencatatkan 26 caps.
"Kami punya pemain-pemain yang berkualitas. Kami memiliki skuad yang sangat bersemangat untuk memberi suporter kami hadiah yang akan dikenang lama. Kini, kami ada di perempat final. Mencapai semifinal adalah misi kami selanjutnya. Setelah itu, kami ingin ke final dan juara," ungkap Luis Castro, pelatih Shakhtar asal Portugal.
Di kompetisi ini, Shakhtar punya catatan bagus. Saat bertajuk Piala UEFA, klub yang berbasis di Donbass Arena itu pernah juara, yaitu pada 2008/2009. Saat itu, perjuangan meraih tangga juara cukup berliku. Sama seperti musim ini, mereka juga memulai dari Liga Champions. Tapi, akibat kalah bersaing dengan Barcelona dan Sporting Lisbon di fase grup, Shakhtar harus menempati peringkat ketiga dan terlempar ke babak 32 besar Piala UEFA.
Pada babak 32 besar, Shakhtar harus berhadapan dengan Tottenham Hotspur. Setelah unggul agregat 3-1, pasukan Mircea Lucescu ketika itu melaju ke babak 16 besar melawan CSKA Moscow yang dilanjutkan Olympique Marseille di perempat final.
Langkah Shaktar berlanjut ke semifinal. Mereka menghadapi Derby Ukraina versus Dynamo Kiev. Setelah di pertemuan pertama imbang 1-1, pada laga kedua Shakhtar berhasil unggul 2-1.
Puncak kesuksesan Shakhtar terjadi saat final digelar di Istanbul pada 20 Mei 2009. Mengusung skema 4-2-3-1, Lucescu menempatkan Luiz Adriano sebagai ujung tombak disokong trio Willian-Jadson-Ilsinho sebagai gelandang serang. Sementara Fernandinho dan Mariusz Lewandowski menjadi duet gelandang penyeimbang. Hasilnya, Shakhtar unggul 2-1. Gol penentu kemenangan mereka dihasilkan Jadson pada extra time.
Setelah era itu, Shakhtar tetap stabil di Ukraina. Meski tidak ada prestasi Benua Biru, Shakhtar mampu menjuarai Liga Ukraina 2009/2010, 2010/2011, 2011/2012, 2012/2013, 2013/2014, 2016/2017, 2017/2018, serta 2018/2019. Bahkan, ketika perang sipil terjadi di Ukraina Timur, Shakhtar eksis dengan mengungsi ke Kharkiv, Kyiv, dan Lviv untuk laga kandang.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini