Piala Dunia 2022
Libero.id - Wacana boikot Piala Dunia 2022 yang didengungkan di Eropa ternyata tidak membuat panitia lokal Qatar pusing. Justru, untuk membuktikan turnamen pertama di Timur Tengah itu sukses, mereka menggelar parade yang melibatkan suporter 32 tim peserta. Akibatnya, tuduhan bahwa Qatar menggunakan suporter bayaran viral.
Sebuah video telah beredar di sosial media dan mendadak viral. Video itu memperlihatkan bagaimana para penggemar sepakbola dari seluruh dunia dengan berbagai jersey, bendera, wajah yang di cat, dan sebagainya.
Dalam tayangan itu, tampak para penggemar sepakbola dari "seluruh dunia" memenuhi jalan-jalan di Doha seminggu sebelum turnamen dimulai.
Yang menarik dan menjadi sorotan di media sosial adalah wajah para pendukung itu tidak sinkron. Contohnya, orang-orang-orang dengan wajah Asia Selatan atau Arab menggunakan jersey Argentina, Brasil, atau Prancis. Tentu saja, ini berbeda dengan profil negara yang bersangkutan.
Tidak jelas apakah para penggemar itu adalah pekerja migran yang tinggal di Qatar atau warga lokal yang dikerahkan untuk berpesta lebih awal. Atau, apakah parade tersebut telah dipentaskan oleh pihak berwenang.
Satu klip memperlihatkan lautan pendukung Brasil yang melambai-lambaikan bendera di Doha Corniche, promenade tepi laut di kota itu. Klip lainnya memperlihatkan pendukung dari Portugal, Argentina, Ghana, Kamerun, hingga Tunisia.
Unggahan lain muncul untuk menunjukkan para penggemar Inggris bernyanyi dan memainkan drum saat berbaris di jalan-jalan sambil memegang spanduk yang bertuliskan: "Coming home."
Perilaku suporter tampaknya dikurasi dan dipentaskan dengan hati-hati. Kemudian, pertanyaan telah diajukan tentang legitimasi para suporter. Bahkan, beberapa menuduh Qatar mendalangi pawai menggunakan pendukung "palsu". Banyak yang mempertanyakan mengapa para penggemar tiba di seminggu sebelum Piala Dunia 2022 dimulai.
Pengguna media sosial lainnya mengklaim telah melihat "penggemar" yang sama di video terpisah yang menunjukkan dukungan mereka untuk berbagai negara. Beberapa juga menunjukkan bahwa tidak ada pendukung perempuan di antara kerumunan.
Je ne dis pas que le Qatar nous prend pour des cons. Je fais juste remarquer que les fans "du monde entier" ont tous le même teint de peau, l'air un peu orientaux et jouent TOUS les mêmes instruments traditionnels quel que soit le pays d'où ils sont censés venir.
— Nain Portekoi (@Nain_Portekoi) November 12, 2022
C'est tout. pic.twitter.com/ZYWbisI5nu
What’s happening in Qatar right now for the World Cup is the most embarrassing thing I’ve ever seen in Football.
Due to fans boycotting the Qatar World Cup, they are paying fans to masquerade themselves as supporters of other nations.
Wearing shirts like “Brazil fans Qatar” pic.twitter.com/HEXOaG97P4
— JR. (@JR_24X) November 13, 2022
Seorang pengguna TikTok mengomentari klip penggemar Inggris: "Aktor berbayar!" Yang lain menulis: "Saya bertanya-tanya apakah mereka hanya mempekerjakan orang secara acak untuk bersorak". Yang ketiga menulis: "Melihat mereka semua berpakaian seperti penggemar Brasil kemarin".
Ada juga berkomentar: "Saya bersumpah mereka membayar para pekerja untuk menjadi penggemar pada saat ini saya telah melihat mereka mendukung seperti tujuh negara yang berbeda".
Uniknya, ini bukan pertama kalinya Qatar dituduh mempekerjakan penggemar "palsu". Pada 2014, Qatar dituduh mempekerjakan pekerja migran sebagai penggemar olahraga dalam upaya untuk membuat sebagian besar arena kosong tampak penuh. Pada saat itu, para pekerja mengatakan mereka menghadiri turnamen bola voli pantai internasional untuk mendapatkan uang, bukan untuk olahraga.
Banyak pekerja mengatakan mereka secara teratur membuat angka di acara olahraga. Maksudnya, mereka sudah sering dipesan untuk datang ke acara-acara olahraga internasional. Ada-ada saja!
Ladies and gentlemen ENGLAND fans have arrived in Qatar ??? #BoycottQatar2022 pic.twitter.com/1w0g2Ucq0L
— DRazzle21 (@DRazzle21) November 12, 2022
(mochamad rahmatul haq/anda)
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini