Libero.id - Jadon Sancho jadi primadona dan diperebutkan oleh klub-klub besar Eropa. Bersama Borussia Dortmund, sampai dengan akhir musim 2019/2020 pesepakbola yang baru berusia 20 tahun itu berhasil mengemas 17 gol dan 16 assist. Sancho merupakan pemain pertama di salah satu dari lima liga top Eropa yang mencetak dua digit untuk gol dan assist, tapi apa yang membuatnya begitu efektif?
Sekilas Tentang Karir Awal Jadon Sancho
Lahir dari orang tua Trinidad di Camberwell, London Selatan, Sancho tumbuh berteman baik dengan Reiss Nelson, pemain sayap Arsenal yang menghabiskan musim 2018/19 dengan status pinjaman bersama Hoffenheim. Duo pesepakbola ini mengasah keterampilan mereka di jalanan, bersaing dan memacu satu sama lain ke tingkat yang lebih tinggi. Pada saat Southwark London Youth Games diadakan pada tahun 2011, mereka berdua berada di tim yang sama.
"Ketika saya melihat Jadon dan Reiss, saya pikir 'anak-anak ini gila'," kata Sayce Holmes-Lewis, mantan pelatih dan guru, kepada Daily Mail . "Jadon hanya membuat orang terlihat bodoh.”
Watford dan Manchester City, dua klub awal mula Sancho merintis karir, tapi keduanya justru menyia-nyiakan bakat Sancho, dan penyesalan selalu terjadi belakangan. Musim panas 2017 Sancho menukar nasibnya dari panggung Liga Premier Inggris menyeberang ke Jerman, tepatnya Signal Iduna Park.
Dua setengah musim kemudian, Sancho adalah pemain sayap kelas dunia bukan lagi seorang kacangan. Dia mencatatkan 30 gol dan 34 assist dalam 78 pertandingan Bundesliga, diikuti Piala DFL Supercup dan 11 caps di timnas Inggris. Meskipun masih memenuhi syarat untuk sepak bola junior U21, tetapi kualitas bermain Sancho bisa dibilang meloncati usia nya.
Dribbling dan Kontrol Halus
Aspek yang paling mencolok dari permainan Sancho, dan yang paling mungkin membuat penggemar berdiri dari tempat duduk mereka adalah kontrol bola halus dan kemolekan dribbling.
Kecepatan yang Luar Biasa
Ada banyak bakat lincah yang menggunakan tipu daya mereka untuk melewati lawan. Pemain spesialis nomor 10 yang hebat dahulu kala seperti Zinedine Zidane atau Juan Roman Riquelme atau yang terbaru Philippe Coutinho, mereka lebih suka menundukkan bahunya dan berpura-pura melewati seorang bek daripada sekadar berlari lebih cepat darinya.
Tapi Sancho cukup unik dengan teknik dan imajinasinya yang luar biasa. Legenda Barcelona, Xavi baru-baru ini mengatakan bahwa mantan klubnya kekurangan pemain sayap secepat seperti Sancho. Pemain Bundesliga lain, punya kemampuan lari yang juga baik, seperti Serge Gnabry juga Christopher Nkunku , atau yang lebih dulu seperti Arjen Robben dan Franck Ribery, mereka adalah deretan top sayap Bundesliga, tapi Sancho adalah tercepat di antara mereka.
Gnabry dan Nkunku punya kecepatan maksimal 20,6 mil per jam musim ini, sedangkan Sancho telah mencatat kecepatan 21,5 mph dengan kecepatan tertinggi.
Laju lari Jadon Sancho dapat dilihat dengan jelas dan penuh ketika dia mencetak gol kedua dari dua gol Dortmund dalam kemenangan 2-0 mereka atas Bayern pada pertandingan tahun 2019.
Pengambilan Keputusan dan Visi Bermain
Sebagai gelandang modern, Jadon Sancho tampil begitu terampil dan brilian. Sancho telah membantu assist 11 pemain berbeda musim ini - Paco Alcacer, Marco Reus, Thorgan Hazard, Nico Schulz, Julian Brandt , Haaland, Raphael Guerreiro, Axel Witsel, Mats Hummels dan Dan-Axel Zagadou.
Deretan pemain-pemain di atas menunjukan satu hal: visi bermain Sancho yang luar biasa dan jelas terarah.
Adaptasi dan Dedikasi
Mungkin tidak mengherankan mengingat luasnya bakat Sancho, dia seorang pemain yang mampu beroperasi di sepertiga area permainan. Dengan begitu leluasa Sancho bergerak ke kiri atau ke kanan melewati bek dan kemudian mencetak gol atau membantu dengan efisiensi yang sama. Hampir tidak masalah di sisi mana Sancho memulai. Dalam arti kata lain, Sancho punya kemampuan adaptif yang baik.
Dan satu hal lagi, yang Sancho miliki adalah dedikasi pada tim. Hal ini tercermin ketika Sancho memenangkan timnya dalam derby melawan Schalke hanya beberapa hari setelah meninggalnya neneknya. Nenek Sancho meninggal dunia menjelang pertandingan Dortmund dengan Schalke pada Desember 2018. Anak muda, yang saat itu berusia 18 tahun, ditawari libur akhir pekan, tetapi terbang kembali dari London pada hari Jumat dan mencetak gol penentu dalam kemenangan 2-1 pada hari Sabtu.
"Gol itu sangat berarti bagi keluarga saya," kata Sancho saat itu. "Sayangnya, nenek saya meninggal, jadi gol itu untuk dia. Saya senang saya mendapatkan gol tersebut dan membantu tim untuk mendapatkan tiga poin."
Dengan kombinasi keterampilan, tipu daya, kecerdasan permainan, ancaman gol, dan kekuatan kemauan, Sancho sudah mulai membuktikan bahwa dia berada di level atas untuk ukuran pemain seusianya. Itulah hal-hal yang membuat Sancho tampil luar biasa musim ini. Mari kita nantikan aksi-aksi berikutnya.
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini