Jan Vertonghen
Libero.id - Piala Dunia 2022 seperti tidak berhenti diselimuti dengan kontroversi sejak ditunjuknya Qatar sebagai tuan rumah, 12 tahun lalu. Di antara isu-isu di luar lapangan yang menjadi berita utama, salah satu yang banyak dibicarakan adalah larangan bendera dan logo pelangi.
Kapten dari beberapa negara termasuk Belgia, telah merencanakan untuk memakai ban kapten bertuliskan "OneLove". Itu untuk mempromosikan inklusi dan mengirim pesan menentang segala bentuk diskriminasi di Qatar.
Namun, ancaman FIFA untuk memberikan sanksi kepada pemain mana pun yang memasuki lapangan dengan mengenakan ban kapten itu membuat gerakan tersebut dibatalkan. Pejabat FIFA telah mengatakan bahwa wasit akan diinstruksikan untuk memberikan hukuman kepada pemain yang mengabaikan arahan tersebut.
"Jika anda membuat pernyataan dengan mengenakan ban kapten, itu berarti menghukum diri anda sendiri. Saya tidak merasa nyaman dan itu sudah cukup menjelaskan," ujar Jan Vertonghen, dilansir Sky Sports.
Pemain berusia 35 tahun itu kemudian mengakui bahwa dia takut berbicara terlalu banyak karena takut kehilangan kesempatan untuk bermain di turnamen tersebut.
"Saya harap saya tidak harus berurusan dengan ini lagi. Saya khawatir jika saya mengatakan sesuatu tentang ini saya mungkin tidak bisa bermain, dan itu adalah situasi yang belum pernah saya alami dalam sepak bola, dan saya harap saya tidak akan pernah mengalaminya," kata Jan Vertonghen.
? "I'm afraid if I say something about this whether or not I'll be able to play on the field tomorrow, that is a situation I've never ever experienced in football."
Jan Vertonghen says they are being "controlled" and he is afraid to speak up on important issues pic.twitter.com/BwbjwjlIl7
— Football Daily (@footballdaily) November 22, 2022
Jan Vertonghen's words show that players are put in an impossible position by regulations that restrict them from advocating for human rights.#FIFPRO will stand by and defend players who choose to express their support for human rights and equality on and off the pitch. pic.twitter.com/eTR3tYH2IK
— FIFPRO (@FIFPRO) November 22, 2022
"Kami sedang dikendalikan. Saya tidak suka membuat pernyataan politik. Kami di sini hanya bermain sepakbola, dan jika kami bahkan tidak dapat melakukannya karena kami membuat pernyataan dan hanya mengatakan hal-hal normal, seperti 'tidak untuk diskriminasi' atau 'tidak untuk rasisme', dan anda tidak dapat mengatakan itu, maka hei, lalu apa?" tambah Jan Vertonghen.
"Saya seharusnya tidak mengatakan apa-apa tentang itu karena (pada hari Kamis) saya ingin tampil, jadi saya akan berhenti di situ dan itu sudah cukup," ucap Jan Vertonghen.
Setelah sempat cemas tidak akan bisa bermain, Jan Vertonghen akhirnya terlihat di lapangan saat Belgia menghadapi Kanada, Kamis (24/11/2022) dini hari WIB. Dia masuk starting line-up dalam formasi 3-4-3. Status kapten Belgia tidak diemban Jan Vertonghen, melainkan Eden Hazard.
? @JanVertonghen pic.twitter.com/SWcX5zRdqJ
— Belgian Red Devils (@BelRedDevils) November 20, 2022
(diaz alvioriki/anda)
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini