Libero.id - Keinginan Harry Kane menggunakan ban kapten pelangi bertema One Love memang mendapatkan tentangan FIFA. Tapi, bukan berarti kapten tim nasional Inggris itu kehilangan cara untuk menunjukkan eksistensi dan dukungan kepada gerakan itu. Dia menggantinya dengan jam tangan pelangi.
Ban kapten One Love memang menjadi salah satu tema yang ramai diperbincangkan selama Piala Dunia 2022. Pro dan kontra bermunculan. FIFA juga sudah mengancam hukuman kartu jika ada yang bandel.
"Kami sangat frustrasi dengan keputusan FIFA, yang kami yakini belum pernah terjadi sebelumnya.Kami menulis kepada FIFA pada September untuk memberi tahu keinginan kami mengenakan One Love. Kini, pemain dan pelatih kami kecewa," bunyi pernyataa resmi FA beberapa hari lalu.
Meski dilarang, bukan berarti simbol-simbol pelangi tidak bisa masuk stadion. Contohnya, apa yang dilakukan Harry Kane. Penyerang Tottenham Hotspur memilih mengganti ban kapten dengan jam tangan bermotif pelangi. Itu bukan jam tangan biasa. Itu Rainbow Rolex yang eksklusif dan sangat mahal.
Insane Luxury Life, akun Instagram dengan lebih dari 700.000 pengikut memposting foto saat sang penyerang sedang mengenakan jam tangan Rainbow Rolex sebelum kick-off melawan Iran di Khalifa Intermational Stadium, Doha.
"Kapten Inggris @harrykane memakai @rolex Daytona Rainbow 116595RBOW yang langka, salah satu item yang paling dicari di pasar," tulis Insane Luxury Life.
Mahakarya ini dilengkapi dengan 36 safir pelangi berpotongan baguette pada bezel. Ada lagi 56 berlian berpotongan brilian pada kasingnya. Lalu, 11 safir berwarna pelangi berpotongan baguette sebagai penanda jam.
"Rainbow Daytona pertama kali dirilis pada 2012 dengan material emas putih dan emas kuning 18 karat. Pada saat itu mereka tidak terlalu dihargai oleh pasar," tulis Insane Luxury Life lagi.
Hebatnya, dengan mengenakan jam tangan pelangi, Harry Kane tidak kena sanksi FIFA karean bukan di lapangan. Dia juga diizinkan tetap masuk stadion karena merupakan pemain Piala Dunia 2022. Dan, yang paling penting, pesannya sampai ke publik dan FIFA.
(diaz alvioriki/anda)
Opini