Anak Konglomerat, Andrea Pirlo juga Pengusaha Sukses Kaya Raya

"Ini daftar aset kekayaannya. Revolusi seperti apa yang akan dibangun Pirlo di Juventus."

Biografi | 12 August 2020, 06:33
Anak Konglomerat, Andrea Pirlo juga Pengusaha Sukses Kaya Raya

Libero.id - Bukan hanya menjadi pelatih baru pengganti Maurizio Sarri, jika bersedia Andrea Pirlo sebenarnya bisa menjadi salah satu pemegang saham Juventus. Selain berprofesi sebagai atlet, deep-lying playmaker legendaris Italia itu juga terlahir dari keluarga konglomerat.

Pirlo bukan orang sembarangan di kampung halamannya, Brescia. Dia lahir dari orang kaya. Ayahnya, Luigi Pirlo, adalah pendiri sekaligus pemilik Elg Steel. Perusahaan itu didirikan pada 1981 di Castel Mella, Brescia.

Elg adalah salah satu pemain utama di pasar baja Italia dan Eropa. Pendapatan dari produksi baja milik keluarga Pirlo selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2004, Elg mendapatkan 41 juta euro. Lalu, naik menjadi 63 juta euro pada 2010 dan 72 juta euro pada 2018. Diprediksi penjualan baja Elg akan terus meningkat pada 2020, meski sempat terganjal pandemi Covid-19.

Selain mewarisi semua kekayaan Luigi, Pirlo juga memiliki perusahaan yang ikut memiliki saham Elg. Perusahaan pribadi milik Pirlo tersebut bergerak di bidang investasi dan memiliki sejumlah real estate. Dengan aset lebih dari 15 juta euro, perusahaan investasi milik Pirlo mempunya komplek perumahan di Brescia, vila di Forte dei Marmi, hingga apartemen di Milan.

Perusahaan Pirlo juga berbisnis anggur. Dia mempunyai perkebunan sekaligus pabrik anggur berlabel Societa Agricola Pratum Coller, yang terletak di Castel Mella, Berscia, atau tidak jauh dari lokasi Elg. Untuk memasarkan Pratum Coller, Pirlo sendirilah yang bertindak selaku model iklannya.

"Berdasarkan kesuksesan dan karier yang panjang Andrea Pirlo di olahraga, Pratum Coller didirikan. Andrea selalu memiliki semangat dan ketertarikan terhadap anggur dan alam," tulisan Pratum Coller di situs resminya.

Selain berbisnis, Pirlo selama ini juga dikenal sebagai pribadi yang menyenangkan. Dia sangat ramah kepada rekan sesama pemain dan respek kepada senior. Salah satu bukti kebaikan sifat Pirlo adalah saat Alessandro del Piero pensiun.

Kala itu, manajemen La Vecchia Signora sebenarnya sangat ingin mengistirahatkan nomor punggung 10. Itu akan membuat Del Piero mengikuti jejak rekan sekaligus pendahulunya, seperti Paolo Maldini dan Franco Baresi, di Milan atau Diego Maradona di Napoli. Begitu juga Javier Zanetti di Internazionale atau Johan Cruyff bersama Ajax Amsterdam.

Namun, Del Piero menolak. Dia ingin melihat nomor 10 masih terus bermain di Juventus. Bagi Del Piero, nomor 10 adalah hak pemain-pemain yang memiliki kemampuan luar biasa. Bahkan, Del Piero sempat menyebut Pirlo sebagai pemain yang sangat pantas menggunakan nomor keramat tersebut.

Merasa tidak pantas mewarisi nomor Del Piero, Pirlo juga menolak. Dia tetap menggunakan nomor punggung 21. "Saya setuju dengan pendapat Alex. Saya yakin nomor itu akan memiliki penerus kejayaan seperti yang dilakukan dirinya di masa lalu. Saya yakin itu akan terjadi di masa depan," ujar Pirlo dalam sebuah kesempatan, dilansir Goal Italia.

Setelah Pirlo tidak bersedia, nomor 10 digunakan tiga pemain. Sempat absen semusim, nomor itu kemudian diambil alih Carlos Tevez pada 2013/2014. Sayang, pemain asal Argentina tersebut tidak berjodoh. Tevez memutuskan pergi pada musim berikutnya.

Paul Pogba kemudian menjadi tuan yang baru untuk nomor 10. Dia menggunakannya sejak musim 2015/2016. Gelandang asal Prancis tersebut dianggap memiliki kelayakan karena sempat membawa La Vecchia Signora menjadi finalis Liga Champions. Tapi, sama seperti Tevez, Pogba tidak kuat menanggung beban berat. Dia akhirnya menanggalkan nomor keramat itu setelah dibeli Manchester United pada 2016.

Nomor punggung itu kemudian beralih kepada Paulo Dybala. Awalnya, La Joya dianggap memiliki karakter serupa Del Piero. Sayang, pemuda Argentina itu masih membutuhkan proses bisa mendekati pencapaian sang legenda.

Untuk musim depan, belum jelas apakah Dybala tetap menggunakan nomor 10 atau Pirlo memiliki opsi lain. Sebab, selaku pelatih baru La Vecchia Signora, Pirlo punya tantangan berat. Pertama, dia harus beradaptasi lantaran belum punya pengalaman. Kedua, Pirlo harus memaksimalkan skuad yang ada. Ketiga, dirinya wajib melakukan manuver di transfer window musim panas.

"Soal formasi tergantung pemain. Tapi, saya suka 4-3-3. Semuanya harus menyerang. Pemain harus banyak menguasai bola. Saya ingin mereka banyak mengoper. Bahkan, di belakang bench jika perlu!" ujar Pirlo dalam sebuah diskusi dengan Fabio Cannavaro beberapa bulan lalu, dilansir Football Italia.

"Meski saya suka 4-3-3, tentu saja jika anda sadar bahwa para pemain tidak bisa menggunakan formasi itu, maka anda harus beradaptasi dan harus menggunakan mereka dengan sistem berbeda. Jika anda terlalu kaku dengan sistem dan pemain tidak bisa melakukannya, maka anda hanya membuang-buang waktu. Anda tidak akan bisa mengeluarkan kemampuan terbaik mereka," pungkas pria kelahiran 19 Mei 1979 itu.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network