Mario Ferri
Libero.id - Pitch invader di pertandingan Piala Dunia 2022 antara Portugal dengan Uruguay, yang berlari ke lapangan mengibarkan bendera pelangi, mendapatkan sedikit keberuntungan. Ancaman hukuman mati yang diterapkan kepada pembawa atribut LGBT ternyata tidak diterapkan. Pria ini dibebaskan tanpa syarat. Jadi, siapa dia?
Pemuda yang dikemudian hari diketahui bernama Mario Ferri itu masuk ke lapangan dan membawa sejumlah pesan. Sebut saja, LGBT, "Save Ukraine", dan "Respect For Iranian Women".
Mario Ferri melompati pembatas lapangan, mengecoh steward, dan mancapai lapangan pertandingan. Sambil terus berlari, dia memegang bendera pelangi dengan pesan "Damai", yang ditulis dalam Bahasa Italia, tempat asal pemuda super berani itu.
Tapi, dengan cepat, Mario Ferru ditangkap petugas dan dibawa keluar lapangan, dengan ketakutan akan nasibnya.
Beruntung, Mario Ferri akhirnya dibebaskan tanpa konsekuensi hukum. Hanya saja, dia wajib meninggalkan Qatar dengan metode deportasi. Dia tidak diizinkan menghadiri pertandingan-pertandingan Piala Dunia 2022 lainnya. pemerintah Qatar juga sudah menghubungi Kedutaan Besar Italia untuk memulangkan Mario Ferri ke Roma.
"Sebagai konsekuensi dari tindakannya, dan seperti praktik standar, izin masuknya telah dibatalkan. Dia juga dilarang menghadiri pertandingan-pertandingan lain di turnamen ini," bunyi pernyataan resmi Panitia Piala Dunia 2022, seperti dilaporkan Fabrizio Romano.
Di kalangan penyusup pertandingan, Mario Ferri bukan sosok asing. Layaknya Remi Gallard dan Jimmy Jump, dia juga punya reputasi sebagai pitch invader papan atas. Pada 2009 contohnya, Mario Ferri berlari ke lapangan pada pertandingan Italia melawan Belanda. Saat itu, dia memohon kepada Marcello Lippi untuk membawa Antonio Cassano ke Piala Dunia 2010.
The pitch invader during the Portugal-Uruguay match, Italian guy Mario Ferri, has just announced that he has been released with no consequences. #Qatar2022 pic.twitter.com/W1OFmlHnbS
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) November 29, 2022
The man who ran out to the football field during #FIFAWorldCupQatar2022 is Mario Ferri, Italian football player and public activist.
In March 2022 he helped evacuate Ukrainian women and children at the Polish border.
Grazie mille! pic.twitter.com/sw9Dj3zVMm
— Anton Gerashchenko (@Gerashchenko_en) November 28, 2022
Lalu, pada 2010, Mario Ferri memasuki lapangan di final Piala Dunia Antarklub saat Inter Milan jumpa TP Mazembe di Abu Dhabi. Saat itu, dia menyampaikan pesan "Bebaskan Sakineh", seorang warga negara Iran yang telah divonis hukuman mati dan sudah sembilan tahun ditahan sebelum dibebaskan pada 2014.
Pada Piala Dunia 2014, dia sekali lagi memasuki lapangan pada pertandingan Belgia melawan Amerika Serikat (AS). Saat itu, dia membawa pesan untuk menyelamatkan anak-anak di Favelas. Itu adalah kawasan kumuh di Brasil.
Tapi, yang terbaru (di Piala Dunia 2022), tampaknya akan menjadi yang terakhir dalam aksinya. Menurut The West Australian, dia menulis di Instagram tentang hal itu.
"Saya akan menyebutnya, THE LAST DANCE. Invasi lapangan terakhir saya. Saya ingin mengirim pesan penting, yang saya alami secara langsung dalam beberapa bulan terakhir," tulis Mario Ferri.
Mario ‘The Falcon’ Ferri
2010 - South Africa
2014 - Brazil
2022 - QatarThe Italian has priors. pic.twitter.com/SWJF01hGVG
— Joe Crann (@YesWeCrann) November 28, 2022
(diaz alvioriki/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini