7 Pencetak Hattrick dan Quattrick untuk Timnas Senior Setelah SEA Games 1991

"Selama hampir 30 tahun, Indonesia tidak pernah mendapatkan gelar juara lagi di level senior. Tapi ada catatan individual pemain yang menarik."

Feature | 16 August 2020, 06:57
7 Pencetak Hattrick dan Quattrick untuk Timnas Senior Setelah SEA Games 1991

Libero.id - Sejak meraih medali emas SEA Games 1991 hingga pandemi Covid-19, tim nasional Indonesia sudah menjalani banyak pertandingan internasional. Berbagai turnamen di level ASEAN dan Asia pernah diikuti pasukan Garuda.

Selama hampir 30 tahun, Indonesia tidak pernah mendapatkan gelar juara lagi di level senior. Ketika ambil bagian di Piala AFF, timnas lima kali terhenti di pertandingan puncak. Tim Garuda tidak mampu mencegah Thailand, Singapura, Malaysia, atau Vietnam silih berganti menjuarai turnanem.

Hal yang tidak berbeda jauh di Piala Asia. Sejak ambil bagian peertama kali pada 1996, Indonesia ikut empat edisi. Lalu, pada 2011 hingga 2019, Indonesia absen dengan berbagai alasan. Untuk 2023, timnas berpotensi absen lagi karena di Kualifikasi Piala Dunia 2022 yang sekaligus menjadi Kualifikasi Piala Asia 2023 juga terpuruk.

Namun, bukan berarti sepakbola Indonesia benar-benar terpuruk dalam 30 tahun terakhir. Faktanya, sejumlah pemain timnas masih sanggup tampil membanggakan. Bahkan, 7 diantaranya mampu menciptakan hattrick dan quattrick. Berikut ini pemain-pemain tersebut:


1. Kurniawan Dwi Yulianto

Empat tahun setelah mendapatkan emas di Manila, SEA Games masih menggunakan format lama, yaitu pemain-pemain senior. Mengandalkan Kurniawan, Indonesia optimistis berjaya pada SEA Games 1995 di Chiang Mai, Thailand. Pasalnya, Kurus ketika itu sedang menjadi buah bibir setelah menjalani trial di Sampdoria dan bermain untuk FC Luzern di Liga Swiss

Pada 6 Desember 1995, Kurniawan muda tampil ganas ketika Indonesia menghadapi Kamboja pada pertandingan Grup A. Mantan penyerang Pelita Jaya, PSM Makassar, Persebaya Surabaya, hingga PSPS Pekanbaru tersebut menciptakan hattrick untuk membantu skud Garuda menang 10-0.


2. Eri Irianto

Semasa hidup, Eri sempat dikenal sebagai gelandang serang paling berbakat yang dimiliki Indonesia. Pernah menyandang status sebagai pesepakbola dengan transfer termahal di Liga Indonesia, mantan pemain Petrokimia Putra yang menjadi legenda di Persebaya itu juga memiliki kemampuan sebagai pencetak gol jempolan.

Salah satu kehebatan Eri terlihat di SEA Games 1995. Pada 6 Desember 1995 di Chiang Mai, dia memborong 4 gol dari 10 gol kemenangan 10-0 Indonesia atas Kamboja. Sayang, kemenangan besar tidak mampu membantu Indonesia lolos ke semifinal setelah kalah bersaing dengan Thailand dan Vietnam.


3. Rochi Putiray

Pensiunan penyerang yang sempat menjalani trial di klub Ligue 1, Auxerre, itu tercatat dua kali melakukan hattrick untuk timnas senior. Pada 6 April 1997, Rochi melesakkan tiga gol pembuka saat timnas membantai Kamboja 6 gol tanpa balas pada Kualifikasi Piala Dunia 1998 Zona Asia. Laga berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Seperti berjodoh, Kamboja kembali menjadi tim yang tiga kali dijebol Rochi pada 20 November 1999. Masih di SUGBK, pria asal Maluku tersebut membantu Indonesia menang 9-2 pada Kualifikasi Piala Asia 2000. Jika ditotal, Rochi menciptakan 5 gol ke gawang Kamboja di ajang itu. Sebab, satu bulan sebelumnya dia mengemas 2 gol di Phnom Penh.
 

4. Uston Nawawi

Meski beroperasi sebagai gelandang serang, Uston termasuk pemain yang rajin menjebol jala lawan pada masa keemasannya. Legenda hidup Persebaya itu juga sangat tangguh ketika dipercaya membela timnas. Salah satu buktinya ada di Kualifikasi Piala Dunia 2002 Zona Asia. Saat itu, Indonesia tergabung dengan China, Maladewa, dan Kamboja.

Pada 22 April 2001 di SUGBK, Uston menjebol jala Kamboja 3 kali. Gol pada menit 42, 46, 71 itu membuat Indonesia menang 6 gol tanpa balas. Sayang, hattrick Uston tidak banyak membantu karena tim Garuda gagal lolos ke fase selanjutnya setelah dua kali menelan pil pahit kekalahan dari China di pertandingan berikutnya. 


5. Bambang Pamungkas

Pada masanya, Bambang adalah penyerang paling tajam yang dimiliki timnas Indonesia. Legenda Persija Jakarta membela tim Garuda pada banyak pertandingan maupun turnamen bergengsi. Hingga pensiun, Bepe memproduksi 38 gol dari 86 pertarungan semua ajang.

Salah satu kompetisi yang dikenang sebagai panggung ketajaman Bambang adalah Piala Tiger 2002. Pada turnamen di SUGBK tersebut, dia mencetak hattrick saat menghancurkan Kamboja 4-2, 17 Desember 2002. Enam hari berselang di tempat yang sama, Bambang memproduksi quattrick ketika skuad Garuda memetik kemenangan 13-1 atas Filipina.


6. Zaenal Arief

Lahir di Garut pada 3 Januari 1981, Arief sempat menjadi penyerang haus gol ketika dipercaya membela Persita Tangerang dan Persib Bandung. Di persita, dia berduet dengan Ilham Jaya Kesuma di lini depan. Sementara di Persib, Arief bermain dalam dua kesempatan, yaitu 1998-2000 dan 2005-2009.

Kehebatan Arief di klub membuat panggilan timnas didapatkan. Salah satu momen emas Arief berseragam Merah-Putih tercipta pada Piala Tiger 2002. Ketika turnamen digelar di SUGBK, Arief menjadi salah satu penyerang timnas bersama Bambang Pamungkas. Pada 23 Desember 2002, dia mengemas quattrick bersama Bepe untuk membawa Indonesia mengalahkan Filipina 13-1.


7. Ilham Jaya Kesuma 

Ilham dikenal sebagai penyerang paling subur yang pernah dimiliki Persita. Pria kini menjadi ASN di Pemerintah Kabupaten Tangeran sekaligus asisten pelatih Pendekar Cisadane itu adalah hantu kotak penalti masa era kejayaannya. Ilham adalah pemain langganan timnas.

Bukti kehebatan Ilham bisa dilihat pada Kualifikasi Piala Dunia 2006 Zona Asia. Pada 17 November 2004, Ilham mencetak hattrick saat Indonesia mengalahkan Turkmenistan 3-1 di SUGBK. Pada tahun yang sama, tepatnya 13 Desember di My Dinh National Stadium, Hanoi, Ilham kembali mencetak 3 gol. Saat itu, dia memimpin Indonesia membantai Kamboja 8-0.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network