Rest in Pride! Mengenang Karier Hebat Sinisa Mihajlovic di Sepakbola

"Terima kasih, dan selamat jalan legenda.."

Biografi | 17 December 2022, 07:31
Rest in Pride! Mengenang Karier Hebat Sinisa Mihajlovic di Sepakbola

Libero.id - Sinisa Mihajlovic akhirnya menyerah kepada leukemia yang menggerogoti tubuhnya sejak 13 Juli 2019. Legenda Serbia itu menghembuskan napas terakhir di Roma pada Jumat (16/12/2022), dalam usia 53 tahun. Rest in Pride!

Pengemar Serie A pada 1990-an hingga 2000-an pasti paham sepak terjang Sinisa Mihajlovic di lapangan. Datang ke Italia setelah membawa Red Star Belgrade juara Liga Champions 1990/1991, Sinisa Mihajlovic meraih sukses besar bersama AS Roma, Sampdoria, Lazio, hingga Inter Milan.

Setelah pensiun, Sinisa Mihajlovic langsung banting stir jadi pelatih. Dimulai sebagai asisten pelatih Inter Milan, kariernya berlanjut di Bologna, Catania, Fiorentina, timnas Serbia, Sampdoria, AC Milan, Torino, Sporting Lisbon, dan berakhir di Bologna.

Saat menjadi pemain, Sinisa Mihajlovic pernah mengaku tidak menyukai sepakbola. Itu terdengar aneh. Tapi, memang begitu adanya. "Saya bermain sepakbola untuk tendangan bebas. Bagi saya, tendangan bebas adalah sepakbola. Jika tidak ada itu, saya mungkin tidak akan bermain," kata Sinisa Mihajlovic, dilansir Planet Football.

Bagi bek, Sinisa Mihajlovic merupakan salah satu pengambil tendangan bebas terbaik dalam sejarah Serie A. Bahkan, untuk ukuran sepakbola Eropa.

Salah satu momen terbaiknya dalam mengeksekusi bola mati ada di Serie A 1998/1999, ketika Lazio dilatih Sven-Goran Eriksson, dan menjamu Sampdoria pada pekan 13 di Stadio Olimpico, Roma, 12 Desember 1998.

Itu adalah hari yang sama ketika Gabriel Batistuta mencetak gol kemenangan untuk Fiorentina lawan Juventus. Begitu pula dengan Ronaldo dan George Weah yang menampilkan performa apik di Inter Milan dan AC Milan, atau Hernan Crespo yang beraksi dengan gol kedelapan musim itu untuk Parma saat melawan AS Roma.

Namun, di antara semua nama bintang pada hari itu, satu yang paling menonjol adalah Sinisa Mihajlovic. Dia mencetak tiga gol dari skor 5-2. Hebatnya, semuanya melalui tendangan bebas.

Bakat tendangan bebas Sinisa Mihajlovic sudah ada sejak kanak-kanak. Lahir di Borovo Naselje dari ayah Serbia-Bosnia dan ibu Kroasia, Sinisa Mihajlovic menghabiskan tahun-tahun pembentukannya dengan bermain sepakbola. Dia mengasah keahliannya bukan sebagai pesepakbola, melainkan spesialis tendangan bebas.

"Ketika saya masih kecil, saya tidak suka bermain sepakbola. Tapi, saya hanya menendang bola," ujar Sinisa Mihajlovic.

Latihan itu membuat Mihajlovic nyaris sempurna dalam semua skenario tembakan bebas langsung. Hingga pensiun pada 2006, Sinisa Mihajlovic telah mencetak 99 gol yang mengesankan. Hebatnya, 28 gol di antaranya dari tendangan bebas. Dan, bersama Andrea Pirlo, dia masih memegang rekor sebagai pencetak gol tendangan bebas terbanyak di Serie A.

Kini, dunia hanya bisa mengenang era kejayaan Sinisa Mihajlovic. Leukemia yang menggerogoti tubuhnya selama sekitar 3 tahun, akhirnya membuat sang legenda menyerah. 

Yang membuat banyak orang semakin kagum adalah Sinisa Mihajlovic tetap melatih Bologna, meski harus menahan rasa sakit dan bolak-balik rumah sakit. Bahkan, dirinya pernah memberi arahan kepada para pemain dari rumah sakit menggunakan teleconference.

"Saya tidak akan berada di sana secara fisik. Tapi, secara mental saya akan selalu bersama kalian. Kamar (rumah sakit) diatur untuk semua pertandingan, saya selalu berhubungan dengan staf. Di dalam kamar rumah sakit saya, saya akan berjuang untuk kalian, sama seperti saya yakin kalian akan berjuang untuk saya," kata Sinisa Mihajlovic ketika itu.

"Saya tinggal di kamar yang luasnya sekitar tiga meter persegi. Ini adalah situasi sementara. Saya akan mengalahkan penyakit ini. Saya memiliki keyakinan pada dokter. Jadi, saya ingin wajah antusias dan tidak khawatir. Saya tahu bahwa saya akan menang," tambah Sinisa Mihajlovic.

Harapan Sinisa Mihajlovic untuk mengalahkan leukemia tidak terwujud. Setelah mundur dari Bologna pada September 2022, dirinya sepenuhnya fokus menjalani pengobatan. Dan, kini takdir berkata lain. Pria spesialis tendangan bebas itu harus menghadap Sang Pencipta. Tapi, karyanya akan tetap abadi. Selamat jalan, legenda!

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network